Jakarta - Dalam rilis survei Alvara Research Center, publik menilai semua partai di Tanah Air tak ada yang bersih dari citra korupsi. Dalam survei itu juga, menilai citra tiap partai peserta pemilu 2014.
"Dari pemetaan persepsi menunjukkan tidak ada satupun partai yang memiliki citra bebas korupsi," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali dalam jumpa pers tentang, 'Survei Popularitas, Citra, dan Elektabilitas Partai dan Calon Presiden' di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Meski begitu, menurut Hasanuddin, survei lembaganya juga merekam persepsi publik akan citra partai peserta pemilu 2014 nanti. Lebih lanjut Hasanuddin menjelaskan, citra partai dalam benak publik saat survei dilakukan banyak dipengaruhi oleh pemberitaan media dan iklan-iklan partai melalui berbagai media.
"Partai Demokrat dicitrakan tokohnya terkenal, yakni SBY. PDIP dinilai sebagai partai yang memiliki kedekatan dengan rakyat dan melakukan perubahan," kata Hasanuddin.
Hasanuddin menjelaskan lebih lanjut, Partai Gerindra dan Hanura dicitrakan publik sebagai partai yang dianggap bisa menjaga keragaman Indonesia dan misi yang bagus untuk bangsa. PPP dan PKB dicitrakan partai yang solid. Kemudian Nasdem dianggap publik mimiliki citra intelektual atau pintar.
Sedangkan Partai Golkar, dalam survei itu, hampir sama dengan Partai Demokrat, tokohnya terkenal, kemudian nasionalis, solid, dan dianggap memiliki kemampuan yang baik. Terakhir PAN dan PKS dicitrakan sebagai partai anak muda.
Meski begitu, Hasanuddin tak memberikan keterangan detail akan makna citra masing-masing partai. Menurut Hasanuddin, model pertanyaan bagian citra partai itu menggunakan pertanyaan tertutup atau diminta memberikan cek list dari pilihan yang diberikan kepada responden.
Untuk diketahui, survei Alvara dilakukan dengan wawancara langsung kepada 1553 responden berusia 20-54 tahun di semua kelas sosial ekonomi dengan margin of error 2,5 persen. Survei dilaksanakan pada 24 September - 13 Oktober 2013 di 10 kota di Indonesia, Medan (143), Palembang (150), Balikpapan (145), Manado (85), Makassar (150), Jabotabek (310), Bandung (152), Semarang (142), dan Surabaya (148). (Sumber: Merdeka.com)
"Dari pemetaan persepsi menunjukkan tidak ada satupun partai yang memiliki citra bebas korupsi," kata CEO Alvara Hasanuddin Ali dalam jumpa pers tentang, 'Survei Popularitas, Citra, dan Elektabilitas Partai dan Calon Presiden' di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Meski begitu, menurut Hasanuddin, survei lembaganya juga merekam persepsi publik akan citra partai peserta pemilu 2014 nanti. Lebih lanjut Hasanuddin menjelaskan, citra partai dalam benak publik saat survei dilakukan banyak dipengaruhi oleh pemberitaan media dan iklan-iklan partai melalui berbagai media.
"Partai Demokrat dicitrakan tokohnya terkenal, yakni SBY. PDIP dinilai sebagai partai yang memiliki kedekatan dengan rakyat dan melakukan perubahan," kata Hasanuddin.
Hasanuddin menjelaskan lebih lanjut, Partai Gerindra dan Hanura dicitrakan publik sebagai partai yang dianggap bisa menjaga keragaman Indonesia dan misi yang bagus untuk bangsa. PPP dan PKB dicitrakan partai yang solid. Kemudian Nasdem dianggap publik mimiliki citra intelektual atau pintar.
Sedangkan Partai Golkar, dalam survei itu, hampir sama dengan Partai Demokrat, tokohnya terkenal, kemudian nasionalis, solid, dan dianggap memiliki kemampuan yang baik. Terakhir PAN dan PKS dicitrakan sebagai partai anak muda.
Meski begitu, Hasanuddin tak memberikan keterangan detail akan makna citra masing-masing partai. Menurut Hasanuddin, model pertanyaan bagian citra partai itu menggunakan pertanyaan tertutup atau diminta memberikan cek list dari pilihan yang diberikan kepada responden.
Untuk diketahui, survei Alvara dilakukan dengan wawancara langsung kepada 1553 responden berusia 20-54 tahun di semua kelas sosial ekonomi dengan margin of error 2,5 persen. Survei dilaksanakan pada 24 September - 13 Oktober 2013 di 10 kota di Indonesia, Medan (143), Palembang (150), Balikpapan (145), Manado (85), Makassar (150), Jabotabek (310), Bandung (152), Semarang (142), dan Surabaya (148). (Sumber: Merdeka.com)