Jakarta - Pada survei Pusat Data Bersatu (PDB), nama Joko Widodo (Jokowi) bertengger di atas sebagai capres yang memiliki elektabilitas tinggi. Meski belum menyatakan diri maju sebagai capres, Jokowi sudah mampu mengungguli empat purnawirawan jenderal yang lebih dahulu menyatakan siap nyapres.
"Jika Jokowi diizinkan megawati, maka dia jadi presiden," kata pendiri PDB, Didik Junaidi Rachbini di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (10/10).
Hasil survei menunjukkan Jokowi berelektabilitas tertinggi dengan poin 36 persen. Di bawahnya ada mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto dengan poin 6,6 persen.
"Dulu, Jokowi dengan Prabowo selisih dua persen. Juni beda empat persen. Sekarang Prabowo yang lebih dahulu populer enam tahun, sekarang sudah dikalahkan Jokowi," lanjutnya.
Kemudian disusul mantan Pangab, Wiranto dengan persentase 4 persen. Di bawahnya ada mantan KASAD, Pramono Edhie Wibowo dengan poin 2 persen. Dan terakhir mantan Panglima TNI, Endriartono Sutarto dengan perolehan nol persen.
"Di sini angkanya antara nol sampai dua persen," terang Didik.
Survei dilakukan dengan metode wawancara lewat telepon dari tanggal 21 sampai 24 September 2013. Responden dipilih secara acak sistematis, berdasarkan buku telepon residensial milik PT Telkom.
Jumlah sampel sebanyak 500 orang, mewakili masyarakat pengguna telepon di 10 kota besar di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Makassar dan Jayapura. Margin of error kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Sumber: Merdeka.com)
"Jika Jokowi diizinkan megawati, maka dia jadi presiden," kata pendiri PDB, Didik Junaidi Rachbini di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (10/10).
Hasil survei menunjukkan Jokowi berelektabilitas tertinggi dengan poin 36 persen. Di bawahnya ada mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto dengan poin 6,6 persen.
"Dulu, Jokowi dengan Prabowo selisih dua persen. Juni beda empat persen. Sekarang Prabowo yang lebih dahulu populer enam tahun, sekarang sudah dikalahkan Jokowi," lanjutnya.
Kemudian disusul mantan Pangab, Wiranto dengan persentase 4 persen. Di bawahnya ada mantan KASAD, Pramono Edhie Wibowo dengan poin 2 persen. Dan terakhir mantan Panglima TNI, Endriartono Sutarto dengan perolehan nol persen.
"Di sini angkanya antara nol sampai dua persen," terang Didik.
Survei dilakukan dengan metode wawancara lewat telepon dari tanggal 21 sampai 24 September 2013. Responden dipilih secara acak sistematis, berdasarkan buku telepon residensial milik PT Telkom.
Jumlah sampel sebanyak 500 orang, mewakili masyarakat pengguna telepon di 10 kota besar di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Makassar dan Jayapura. Margin of error kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Sumber: Merdeka.com)