Baghdad - Militan membunuh empat anggota keluarga yang sama di Irak utara, Jumat, sementara delapan orang tewas dalam serangan-serangan lain, kata sejumlah pejabat.
Di Sinjar, sebelah barat kota Mosul, Irak utara, militan menembak mati seorang ibu dan tiga putranya, semuanya anggota kelompok keagamaan Yazidi, di rumah mereka.
Ledakan bom di dekat sebuah rumah di Baquba, sebelah utara Baghdad, menewaskan dua anggota keluarga yang sama dan melukai lima orang.
Dalam insiden lain, orang-orang bersenjata membunuh satu anggota Sahwa, kelompok penentang Al Qaida, dan mencederai seorang dalam serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan di dekat kota itu.
Di Baghdad, ledakan bom mobil di dekat toko es krim di daerah Mashtal menewaskan lima orang dan mencederai 20 lain.
Serangan-serangan itu terjadi sehari setelah kekerasan di Irak menewaskan 77 orang dan melukai lebih dari 200.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Dengan kekerasan terakhir itu, lebih dari 410 orang tewas sepanjang bulan ini, dan jumlah kematian telah mencapai lebih dari 5.100 sejak awal tahun ini, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber medis dan keamanan.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut, namun militan Sunni dan Al Qaida meningkatkan kekerasan tahun ini, khususnya terhadap warga Syiah yang mereka anggap menyimpang dari ajaran Islam.
Hampir 900 orang sipil tewas di Irak pada September, menurut misi PBB di Irak.
Kekerasan Kamis itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.
Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.
Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah mencapai ribuan orang sejak awal tahun ini.
Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.
Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni. (ant/bm 10)
Di Sinjar, sebelah barat kota Mosul, Irak utara, militan menembak mati seorang ibu dan tiga putranya, semuanya anggota kelompok keagamaan Yazidi, di rumah mereka.
Ledakan bom di dekat sebuah rumah di Baquba, sebelah utara Baghdad, menewaskan dua anggota keluarga yang sama dan melukai lima orang.
Dalam insiden lain, orang-orang bersenjata membunuh satu anggota Sahwa, kelompok penentang Al Qaida, dan mencederai seorang dalam serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan di dekat kota itu.
Di Baghdad, ledakan bom mobil di dekat toko es krim di daerah Mashtal menewaskan lima orang dan mencederai 20 lain.
Serangan-serangan itu terjadi sehari setelah kekerasan di Irak menewaskan 77 orang dan melukai lebih dari 200.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Dengan kekerasan terakhir itu, lebih dari 410 orang tewas sepanjang bulan ini, dan jumlah kematian telah mencapai lebih dari 5.100 sejak awal tahun ini, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber medis dan keamanan.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut, namun militan Sunni dan Al Qaida meningkatkan kekerasan tahun ini, khususnya terhadap warga Syiah yang mereka anggap menyimpang dari ajaran Islam.
Hampir 900 orang sipil tewas di Irak pada September, menurut misi PBB di Irak.
Kekerasan Kamis itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.
Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.
Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah mencapai ribuan orang sejak awal tahun ini.
Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.
Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni. (ant/bm 10)