Jakarta - Mobil pikap pengantar rombongan haji tertabrak kereta di Desa Cengkok, Kertamaya, Indramayu, Jawa Barat. Akibat kejadian ini, 13 orang meninggal dunia, enam lainnya luka-luka.
Kepala Humas Daops III PT KAI, Eko Budianto, mengatakan, peristiwa ini terjadi pada pukul 10.26 WIB. Kala itu, kereta eksekutif Argo Dwipangga sedang meluncur dari arah Jakarta menuju Solo.
"Rupanya ada mobil pikap melanggar rambu. Mereka pengantar haji," kata Eko saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (1/10/2013).
Mobil tersebut bernopol T 8658 PI dan membawa muatan hampir 20 orang. Mereka terdiri dari ibu dan bapak-bapak dan berada di bak mobil saat kejadian.
Menurut Eko, perlintasan kereta itu memang tidak dijaga petugas, namun sudah terpasang rambu-rambu lengkap. "Sesuai Undang Undang Perekeretapian kami tidak salah. Tapi ini musibah, dan kami berbelasungkawa," katanya.
Untuk santunan terhadap korban, PT KAI menyerahkan kepada PT Jasa Raharja.
Jalur kereta kembali normal tak lama setelah kejadian. Sementara korban tewas dan luka saat ini berada di RS Zamzam, Jatibarang, Indramayu.
"Untuk identitas korban kami belum punya datanya," ujar Eko. (Sumber: Detik.com)
Kepala Humas Daops III PT KAI, Eko Budianto, mengatakan, peristiwa ini terjadi pada pukul 10.26 WIB. Kala itu, kereta eksekutif Argo Dwipangga sedang meluncur dari arah Jakarta menuju Solo.
"Rupanya ada mobil pikap melanggar rambu. Mereka pengantar haji," kata Eko saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (1/10/2013).
Mobil tersebut bernopol T 8658 PI dan membawa muatan hampir 20 orang. Mereka terdiri dari ibu dan bapak-bapak dan berada di bak mobil saat kejadian.
Menurut Eko, perlintasan kereta itu memang tidak dijaga petugas, namun sudah terpasang rambu-rambu lengkap. "Sesuai Undang Undang Perekeretapian kami tidak salah. Tapi ini musibah, dan kami berbelasungkawa," katanya.
Untuk santunan terhadap korban, PT KAI menyerahkan kepada PT Jasa Raharja.
Jalur kereta kembali normal tak lama setelah kejadian. Sementara korban tewas dan luka saat ini berada di RS Zamzam, Jatibarang, Indramayu.
"Untuk identitas korban kami belum punya datanya," ujar Eko. (Sumber: Detik.com)