Timika - Komandan Pangkalan Utama TNI AL XI Merauke, Brigjen TNI Marinir Buyung Lalana menegaskan jajarannya tetap bersiaga untuk mengantisipasi rencana kedatangan Kapal Freedom Fotila ke Papua.
"Pada tataran saya bersama Pangkalan TNI AL di kawasan perairan Laut Arafura seperti Lanal Timika dan Lanal Aru kita tetap siaga. Kita punya kekuatan. Siapa pun yang berbuat tidak baik untuk memecah -belah persatuan dan kesatuan NKRI maka kita akan tegakkan aturan negara kita. Mereka akan berhadapan dengan TNI AL, jadi jangan coba-coba mereka masuk di sini," kata Brigjen Buyung Lalana di Timika, Minggu.
Ia mengaku sudah menerima informasi tentang adanya rencana pelayaran Kapal Freedom Fotila ke wilayah Papua sejak beberapa waktu lalu.
Menurut Buyung, tujuan pelayaran kapal tersebut semata-mata untuk kegiatan provokasi, bukan pelayaran damai sebagaimana digembar-gemborkan.
"Sebenarnya itu bukan pelayaran damai, tapi pelayaran provokasi untuk memecah- belah bangsa kita," katanya.
Rakyat Papua termasuk yang berdomisili di Merauke, katanya, menolak tegas kedatangan Kapal Freedom Fotila dimaksud karena memiliki niat tidak baik.
Meski sejauh ini rencana pelayaran Kapal Freedom Fotila ke Papua baru sebatas wacana, jajaran TNI AL yang bertugas pada Lantamal XI Merauke terus menggelar patroli secara rutin.
"Armada KRI kita selama ini selalu menggelar patroli rutin. Kami sudah pernah mendapat informasi awal, setelah kita datangi ternyata tidak ada. Berarti ini hanya provokasi. Bagi kami itu bukan masalah besar. Masalah besar yang kita hadapi bersama yaitu bagaimana membangun dan menyejahterahkan rakyat di Papua," tutur Buyung.
Ia menambahkan, sejauh ini armada KRI tidak menggelar patroli khusus untuk mengantisipasi kedatangan Kapal Freedom Fotila tersebut.
"Kami hanya menggelar patroli rutin saja mengingat Lantamal XI bertanggung jawab penuh mengamankan wilayah perairan sampai di perbatasan dengan Papua Nugini dan Australia dan juga sampai di Laur Arafura. Wilayah tugas kami sangat luas, tentu ancamannya juga sangat banyak baik kegiatan-kegiatan yang bersifat ilegal seperti pencurian ikan maupun kegiatan-kegiatan yang mengancam keutuhan NKRI," jelas Buyung. (ant/bm 10)
"Pada tataran saya bersama Pangkalan TNI AL di kawasan perairan Laut Arafura seperti Lanal Timika dan Lanal Aru kita tetap siaga. Kita punya kekuatan. Siapa pun yang berbuat tidak baik untuk memecah -belah persatuan dan kesatuan NKRI maka kita akan tegakkan aturan negara kita. Mereka akan berhadapan dengan TNI AL, jadi jangan coba-coba mereka masuk di sini," kata Brigjen Buyung Lalana di Timika, Minggu.
Ia mengaku sudah menerima informasi tentang adanya rencana pelayaran Kapal Freedom Fotila ke wilayah Papua sejak beberapa waktu lalu.
Menurut Buyung, tujuan pelayaran kapal tersebut semata-mata untuk kegiatan provokasi, bukan pelayaran damai sebagaimana digembar-gemborkan.
"Sebenarnya itu bukan pelayaran damai, tapi pelayaran provokasi untuk memecah- belah bangsa kita," katanya.
Rakyat Papua termasuk yang berdomisili di Merauke, katanya, menolak tegas kedatangan Kapal Freedom Fotila dimaksud karena memiliki niat tidak baik.
Meski sejauh ini rencana pelayaran Kapal Freedom Fotila ke Papua baru sebatas wacana, jajaran TNI AL yang bertugas pada Lantamal XI Merauke terus menggelar patroli secara rutin.
"Armada KRI kita selama ini selalu menggelar patroli rutin. Kami sudah pernah mendapat informasi awal, setelah kita datangi ternyata tidak ada. Berarti ini hanya provokasi. Bagi kami itu bukan masalah besar. Masalah besar yang kita hadapi bersama yaitu bagaimana membangun dan menyejahterahkan rakyat di Papua," tutur Buyung.
Ia menambahkan, sejauh ini armada KRI tidak menggelar patroli khusus untuk mengantisipasi kedatangan Kapal Freedom Fotila tersebut.
"Kami hanya menggelar patroli rutin saja mengingat Lantamal XI bertanggung jawab penuh mengamankan wilayah perairan sampai di perbatasan dengan Papua Nugini dan Australia dan juga sampai di Laur Arafura. Wilayah tugas kami sangat luas, tentu ancamannya juga sangat banyak baik kegiatan-kegiatan yang bersifat ilegal seperti pencurian ikan maupun kegiatan-kegiatan yang mengancam keutuhan NKRI," jelas Buyung. (ant/bm 10)