Yogyakarta - Sisa korban awak kapal nelayan Akau Jaya Sembilan yang masih hilang ini sulit ditemukan, karena tubuhnya masih terjepit di antara karang-karang yang tersebar di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta. Sebab, keenam jasad yang ditemukan sebelumnya mengalami luka menganga di sekujur tubuh. »Hanya satu yang tubuhnya tidak lengkap, seperti tangan hilang, perut robek, dan bola mata keluar,” kata Wakil Koordinator Search And Rescue (SAR) Gunungkidul Soekamto kepada Tempo, Selasa, 15 Oktober 2013.
Tim SAR Gunungkidul memutuskan akan mengakhiri pencarian sisa korban awak kapal Akau Jaya Sembilan yang hilang usai terkena badai di kawasan Pantai Ngrenehan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, pekan lalu. »Kami berencana akan mengakhiri pencarian itu mulai besok Rabu,” kata Soekamto.
Tim SAR baru menemukan enam dari sembilan awak kapal Jaya Sembilan. Pencarian yang dilakukan pun telah menyasar hingga luar wilayah Gunungkidul. »Kami sudah sampai ke Pantai Parangtritis dan (hasilnya) nihil,” kata Soekamto.
Soekamto menuturkan, untuk melakukan pencarian itu hanya bisa dilakukan lewat permukaan laut. »Jelas tidak mungkin jika kami harus menyelam, terlalu riskan karena gelombang fluktuatif,” kata dia.
Tim SAR selama tiga hari terakhir ini dibantu oleh 25 personel dan peralatan Badan SAR Nasional (Basarnas). Basarnas dalam pencarian ini mengoperasikan helikopter untuk memperluas pencarian korban. Helikopter itu rencananya beroperasi selama tiga hari sejak Ahad, 13 Oktober 2013. Dengan Basarnas, pencarian itu baru menemukan dua korban. Sedangkan SAR Gunungkidul fokus melakukan pencarian dengan kapal kecil dan mengawasi melalui perbukitan.
Tim penyelamat juga masih belum mendeteksi korban hilang lain, yakni seorang wisatawan remaja asal Karanganyar, Jawa Tengah, yang terseret ombak Pantai Baron, Ahad lalu. »SAR belum menghentikan pencarian,” ujar Sukamto.
Sejumlah objek wisata pantai di GunungKidul pada libur Idul Adha ini ramai dikunjungi wisatawan. »Ada sekitar 3000-an kalau untuk Pantai Baron liburan ini,” kata Soekamto.
Kepala Seksi Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Toni Agus Wijaya menuturkan, meski angin kencang pemicu gelombang tinggi akan berakhir pekan ini, dia meminta wisatawan waspada. »Karena sifat tekanan udara ini fluktuatif sekali, terutama kawasan laut selatan,” kata dia. (Sumber: Tempo.co)
Tim SAR Gunungkidul memutuskan akan mengakhiri pencarian sisa korban awak kapal Akau Jaya Sembilan yang hilang usai terkena badai di kawasan Pantai Ngrenehan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, pekan lalu. »Kami berencana akan mengakhiri pencarian itu mulai besok Rabu,” kata Soekamto.
Tim SAR baru menemukan enam dari sembilan awak kapal Jaya Sembilan. Pencarian yang dilakukan pun telah menyasar hingga luar wilayah Gunungkidul. »Kami sudah sampai ke Pantai Parangtritis dan (hasilnya) nihil,” kata Soekamto.
Soekamto menuturkan, untuk melakukan pencarian itu hanya bisa dilakukan lewat permukaan laut. »Jelas tidak mungkin jika kami harus menyelam, terlalu riskan karena gelombang fluktuatif,” kata dia.
Tim SAR selama tiga hari terakhir ini dibantu oleh 25 personel dan peralatan Badan SAR Nasional (Basarnas). Basarnas dalam pencarian ini mengoperasikan helikopter untuk memperluas pencarian korban. Helikopter itu rencananya beroperasi selama tiga hari sejak Ahad, 13 Oktober 2013. Dengan Basarnas, pencarian itu baru menemukan dua korban. Sedangkan SAR Gunungkidul fokus melakukan pencarian dengan kapal kecil dan mengawasi melalui perbukitan.
Tim penyelamat juga masih belum mendeteksi korban hilang lain, yakni seorang wisatawan remaja asal Karanganyar, Jawa Tengah, yang terseret ombak Pantai Baron, Ahad lalu. »SAR belum menghentikan pencarian,” ujar Sukamto.
Sejumlah objek wisata pantai di GunungKidul pada libur Idul Adha ini ramai dikunjungi wisatawan. »Ada sekitar 3000-an kalau untuk Pantai Baron liburan ini,” kata Soekamto.
Kepala Seksi Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Toni Agus Wijaya menuturkan, meski angin kencang pemicu gelombang tinggi akan berakhir pekan ini, dia meminta wisatawan waspada. »Karena sifat tekanan udara ini fluktuatif sekali, terutama kawasan laut selatan,” kata dia. (Sumber: Tempo.co)