Yerusalem - Israel mendesak dunia untuk menghindari kesepakatan secara sepihak dengan Iran di saat putaran baru perundingan nuklir telah dibuka pada Selasa di Jenewa.
Kesepakatan itu bisa berujung pada pengurangan sanksi-sanksi bagi Iran.
Kabinet bidang keamanan Israel memperingatkan masyarakat internasioanl terhadap adanya "kesepakatan sepihak yang akan mengagalkan upaya membawa Iran untuk secara penuh melucuti program nuklir militernya... (yang) bisa mengarah ke arah kejatuhan penerapan sanksi." Iran pada hari Selasa memulai perundingan tertutup selama dua hari di Jenewa bersama negara-negara P5+1 -- yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia serta Jerman, yang menandai berakhirnya kekosongan selama enam bulan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meluncurkan serangan lewat media dalam hari-hari belakangan ini, memberikan peringatan agar pihak-pihak tidak membuat persetujuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Sikap Rouhani yang melunak telah meningkatkan harapan tentang kemungkinan adanya terobosan dalam sengketa yang telah berlangsung selama sepuluh tahun menyangkut program nuklir Teheran.
Pernyataan yang dikeluarkan kabinet bidang keamanan Israel menyerukan kekuatan-kekuatan dunia untuk berhati-hati terhadap Iran selama berlangsungnya perundingan.
"Iran percaya bisa lolos dengan dilakukannya persetujuan yang hanya dipermukaan dan tidak akan secara signifikan menghalangi upayanya untuk mengembangkan senjata nuklir, persetujuan yang bisa bisa berubah haluan dalam waktu beberapa minggu," kata pernyataan itu.
"Sebagai gantinya, Iran menuntut agar sanksi diringankan, yang sebelumnya memakan waktu bertahun-tahun untuk diterapkan." Kabinet bidang keamanan mengatakan P+1 harus "menolak upaya-upaya Iran untuk mencapai kesepakatan yang akan membuatnya memiliki kemampun untuk mengembangkan senjata nuklir." Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP bahwa komite menteri beranggotakan tujuh orang telah melakukan pertemuan pada Senin malam namun mengeluarkan pernyataan pada Selasa pagi agar bertepatan dengan peluncuran perundingan Jenewa.
Israel, ujarnya, tidak menentang Iran untuk memiliki program energi nuklir damai, yaitu program yang tidak memerlukan pengayaan uranim atau produksi plutonium.
"Iran mengklaim bahwa pihaknya seharusnya mendapatkan 'hak untuk melakukan pengayaan.' Namun negara yang kerap mengecoh masyarakat internasional, yang melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa... tidak seharusnya mendapatkan hak seperti itu," katanya.
Pada hari yang sama, Netanyahu menekankan bahwa "sekarang" merupakan "saat yang tepat untuk mencapai penyelesaian diplomatik yang nyata, yang secara damai mengakhiri program nuklir militer Iran." Ketika berbicara menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, Netanyahu mengatakan tekanan dalam bentuk sanksi merupakan hal yang membawa Iran kembali ke meja perundingan.
"Dan ini merupakan tekanan yang membuat perlucutan program nuklir militer Iran menjadi hal yang memungkinkan," kata Netanyahu dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Netanyahu menekankan di parlemen bahwa opsi serangan militer Israel secara sepihak harus tetap disiapkan. (ant/bm 10)
Kesepakatan itu bisa berujung pada pengurangan sanksi-sanksi bagi Iran.
Kabinet bidang keamanan Israel memperingatkan masyarakat internasioanl terhadap adanya "kesepakatan sepihak yang akan mengagalkan upaya membawa Iran untuk secara penuh melucuti program nuklir militernya... (yang) bisa mengarah ke arah kejatuhan penerapan sanksi." Iran pada hari Selasa memulai perundingan tertutup selama dua hari di Jenewa bersama negara-negara P5+1 -- yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia serta Jerman, yang menandai berakhirnya kekosongan selama enam bulan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meluncurkan serangan lewat media dalam hari-hari belakangan ini, memberikan peringatan agar pihak-pihak tidak membuat persetujuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Sikap Rouhani yang melunak telah meningkatkan harapan tentang kemungkinan adanya terobosan dalam sengketa yang telah berlangsung selama sepuluh tahun menyangkut program nuklir Teheran.
Pernyataan yang dikeluarkan kabinet bidang keamanan Israel menyerukan kekuatan-kekuatan dunia untuk berhati-hati terhadap Iran selama berlangsungnya perundingan.
"Iran percaya bisa lolos dengan dilakukannya persetujuan yang hanya dipermukaan dan tidak akan secara signifikan menghalangi upayanya untuk mengembangkan senjata nuklir, persetujuan yang bisa bisa berubah haluan dalam waktu beberapa minggu," kata pernyataan itu.
"Sebagai gantinya, Iran menuntut agar sanksi diringankan, yang sebelumnya memakan waktu bertahun-tahun untuk diterapkan." Kabinet bidang keamanan mengatakan P+1 harus "menolak upaya-upaya Iran untuk mencapai kesepakatan yang akan membuatnya memiliki kemampun untuk mengembangkan senjata nuklir." Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP bahwa komite menteri beranggotakan tujuh orang telah melakukan pertemuan pada Senin malam namun mengeluarkan pernyataan pada Selasa pagi agar bertepatan dengan peluncuran perundingan Jenewa.
Israel, ujarnya, tidak menentang Iran untuk memiliki program energi nuklir damai, yaitu program yang tidak memerlukan pengayaan uranim atau produksi plutonium.
"Iran mengklaim bahwa pihaknya seharusnya mendapatkan 'hak untuk melakukan pengayaan.' Namun negara yang kerap mengecoh masyarakat internasional, yang melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa... tidak seharusnya mendapatkan hak seperti itu," katanya.
Pada hari yang sama, Netanyahu menekankan bahwa "sekarang" merupakan "saat yang tepat untuk mencapai penyelesaian diplomatik yang nyata, yang secara damai mengakhiri program nuklir militer Iran." Ketika berbicara menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, Netanyahu mengatakan tekanan dalam bentuk sanksi merupakan hal yang membawa Iran kembali ke meja perundingan.
"Dan ini merupakan tekanan yang membuat perlucutan program nuklir militer Iran menjadi hal yang memungkinkan," kata Netanyahu dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Netanyahu menekankan di parlemen bahwa opsi serangan militer Israel secara sepihak harus tetap disiapkan. (ant/bm 10)