"Jika ingin punya bayi laki-laki, ibu hamil harus banyak mengonsumsi makanan yang asam-asam." Begitu salah satu mitos yang beredar. Namun benarkah ada hubungan antara makanan asam dengan jenis kelamin bayi?
Secara ilmiah, ahli kandungan dr. Nuniek Kharismawati menjelaskan, tidak ada hubungannya antara makanan yang dikonsumsi dengan jenis kelamin bayi yang dikandung. “Bisa jadi itu hanya kepercayaan adat saja,” ujarnya.
Begitupun dengan ngidam. Itu merupakan pertanda kehamilan secara subjektif. Sebab, hal itu sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, yang memang berfungsi mengubah rasa dan bau. Emosi juga bisa mengubah selera makan.
Nuniek mengungkapkan, beberapa wanita hamil mengalami “pica”, yaitu gangguan makan kompulsif yang menyebabkan keinginan memakan barang-barang non-pangan seperti kapur atau tanah liat . Penyebabnya tidak diketahui sampai saat ini, tetapi sangat mungkin berhubungan dengan biochemical, psikologi, atau akibat kekurangan nutrisi tertentu. Misalnya, keinginan untuk makan es dan tepung kanji terkait kekurangan zat besi. Cokelat akibat kekurangan magnesium, kapur terkait dengan kurangnya asam lemak esensial.
Selain mitos soal makanan asam, dia menuturkan, ada juga beberapa mitos lain tentang kehamilan, terkait dengan jenis kelamin bayi. Berikut ini penjelasannya:
1. Wanita hamil dengan perut lebih rendah mengandung bayi laki-laki. Wanita hamil yang wajahnya berjerawat, hamil bayi perempuan.
Penjelasan: Wanita hamil dengan perut cenderung lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada jenis tubuh mereka. Wanita tinggi dengan otot dan lemak lebih tipis tampaknya membawa kandungan lebih tinggi. Wanita lebih pendek dan tebal lemak, tampaknya membawa lebih rendah. Atau, otot perut mungkin longgarr sehingga kehamilan tampak lebih rendah. Sedangkan wajah berjerawat adalah merupakan akibat dari perubahan hormon alami.
2. Detak jantung janin berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Bila bayinya perempuan, denyut jantung janin akan berada di atas 140, sedangkan bayi laki-laki akan memiliki detak jantung di bawah 140.
Penjelasan: Denyut jantung bayi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin sampai ia lahir.
3. Wanita yang mengonsumsi banyak pisang dan makanan tinggi sodium, lebih mungkin melahirkan anak laki-laki.
Penjelasan: "Berdasarkan hasil penelitian asosiasi BlueCross BlueShield, tidak ada bukti yang mendukung teori ini,” ujar Nuniek.
4. Wanita yang mengonsumsi makanan kaya kalsium dan magnesium memiliki kesempatan 81 persen untuk hamil bayi perempuan.
Penjelasan: Menurut Lembaga Reproduksi Biomedik di Amerika, kombinasi diet tersebut dengan waktu berhubungan seksual sebelum masa subur, berpotensi tinggi untuk menghasilkan anak perempuan. Namun kata Nuniek, “Studi ini kontroversial, karena bagaimana pun, sperma prialah yang menentukan kromosom X atau Y,” paparnya. (Sumber: Plasadana.com)
Secara ilmiah, ahli kandungan dr. Nuniek Kharismawati menjelaskan, tidak ada hubungannya antara makanan yang dikonsumsi dengan jenis kelamin bayi yang dikandung. “Bisa jadi itu hanya kepercayaan adat saja,” ujarnya.
Begitupun dengan ngidam. Itu merupakan pertanda kehamilan secara subjektif. Sebab, hal itu sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, yang memang berfungsi mengubah rasa dan bau. Emosi juga bisa mengubah selera makan.
Nuniek mengungkapkan, beberapa wanita hamil mengalami “pica”, yaitu gangguan makan kompulsif yang menyebabkan keinginan memakan barang-barang non-pangan seperti kapur atau tanah liat . Penyebabnya tidak diketahui sampai saat ini, tetapi sangat mungkin berhubungan dengan biochemical, psikologi, atau akibat kekurangan nutrisi tertentu. Misalnya, keinginan untuk makan es dan tepung kanji terkait kekurangan zat besi. Cokelat akibat kekurangan magnesium, kapur terkait dengan kurangnya asam lemak esensial.
Selain mitos soal makanan asam, dia menuturkan, ada juga beberapa mitos lain tentang kehamilan, terkait dengan jenis kelamin bayi. Berikut ini penjelasannya:
1. Wanita hamil dengan perut lebih rendah mengandung bayi laki-laki. Wanita hamil yang wajahnya berjerawat, hamil bayi perempuan.
Penjelasan: Wanita hamil dengan perut cenderung lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada jenis tubuh mereka. Wanita tinggi dengan otot dan lemak lebih tipis tampaknya membawa kandungan lebih tinggi. Wanita lebih pendek dan tebal lemak, tampaknya membawa lebih rendah. Atau, otot perut mungkin longgarr sehingga kehamilan tampak lebih rendah. Sedangkan wajah berjerawat adalah merupakan akibat dari perubahan hormon alami.
2. Detak jantung janin berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Bila bayinya perempuan, denyut jantung janin akan berada di atas 140, sedangkan bayi laki-laki akan memiliki detak jantung di bawah 140.
Penjelasan: Denyut jantung bayi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin sampai ia lahir.
3. Wanita yang mengonsumsi banyak pisang dan makanan tinggi sodium, lebih mungkin melahirkan anak laki-laki.
Penjelasan: "Berdasarkan hasil penelitian asosiasi BlueCross BlueShield, tidak ada bukti yang mendukung teori ini,” ujar Nuniek.
4. Wanita yang mengonsumsi makanan kaya kalsium dan magnesium memiliki kesempatan 81 persen untuk hamil bayi perempuan.
Penjelasan: Menurut Lembaga Reproduksi Biomedik di Amerika, kombinasi diet tersebut dengan waktu berhubungan seksual sebelum masa subur, berpotensi tinggi untuk menghasilkan anak perempuan. Namun kata Nuniek, “Studi ini kontroversial, karena bagaimana pun, sperma prialah yang menentukan kromosom X atau Y,” paparnya. (Sumber: Plasadana.com)