Random Posts

header ads

Biaya Produksi PLN Tidore Capai Rp9 Miliar Per Bulan

Ternate - PT PLN Rayon Tidore, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut), harus mengeluarkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik setiap bulan sebesar Rp9 miliar.

Manajer PLN Rayon Tidore Mahmud Ladaeng mengatakan di Ternate, Minggu, pihaknya menggunakan BPP listrik dalam setiap bulan kurang lebih Rp9 miliar, sehinggga jika dikalkulasikan dalam sehari PLN harus mengeluarkan biaya BPP sebesar Rp 315,4 juta.

"Itu untuk BPP listrik yang disalurkan kesemua pelanggan yang berada dibawah Rayon Tidore yakni pulau Tidore, Weda, Patani, Payahe, Kayoa dan Makian. Dalam satu bulan PLN Rayon Tidore memproduksi listrik sebanyak 2.458.122 kwh. Dan 1 kwh membutuhkan BPP sebesar Rp3,8 juta," katanya.

Menurut dia, biaya yang mencapai Rp. 9 Milliar tersebut sudah termasuk biaya pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang digunakan sebanyak 514.008 liter per bulan.

Mahmud menjelaskan, PLN Rayon Tidore membutuhkan 0,3 liter solar untuk memproduksi 1 kwh listrik, sehingga hampir setiap bulan perusahaan milik negara tersebut mengalami kerugian yang cukup signifikan.

"Dalam memproduksi listrik sebanyak 1 kwh menggunakan solar 0,3 liter, karena mesin diesel yang kita punya ini perputarannya mencapai 1.500 putaran per detik, makanya banyak membutuhkan BBM," kata Mahmud.

Sementara itu, biaya produksi listrik tidak sebanding dengan pendapatan, karena dalam penyalurkan pasokan listrik ke 19.000 konsumen (di pulau Tidore terdapat 12.000 pelanggan dan 7000 di luar pulau Tidore), PLN Rayon Tidore hanya mendapat penghasilan kurang lebih Rp 2 miliar per bulan.

"Dari sisi pengahasilan kami hanya mendapatkan kurang lebih Rp2 milliar dalam satu bulan, kalau dari sisi bisnis ya kami rugi, tapi kan pemerintah harus memenuhi hak masyarakat. Makanya sekarang alternatifnya pemerintah mulai membangun PLTU, karena produksi listrik dengan menggunakan mesin diesel biayanya lumayan besar," katanya.

Bila semakin banyak pengguna listrik maka semakin banyak pula kerugian yang dialami pihak PLN, karena selama ini penggunaan biaya produksi selalu tidak sebanding dengan pendapatan.

"Semakin, bertambah pelanggan semakin bertambah kerugian yang dialami PLN. Apalagi mesin dieselnya sudah tua, otomatis biaya pemeliharaannya juga bertambah besar, ibarat ojek yang menggunakan motor baru dan ojek yang menggunakan motor tua, pasti penghasilannya beda," katanya. (ant/bm 10)