PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya membatalkan kehadirannya dalam KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali. Dia memilih bertahan di negaranya yang sedang mengalami penutupan sebagian aktivitas pemerintahan (shutdown).
"Karena tutupnya pemerintahan, perjalanan Obama ke Indonesia dan Brunei ditunda," kata pernyataan resmi Gedung Putih, Kamis (3/10).
Sebagian lembaga pemerintah AS ditutup lantaran Senat, yang didominasi Partai Demokrat, gagal mencapai kesepakatan dengan Kongres yang didominasi Partai Republik soal Undang-undang APBN. Senat dan Kongres tidak mencapai kesepakatan soal undang-undang dana jaminan kesehatan yang diajukan Presiden Barack Hussein Obama.
"Tekad Presiden untuk terus menekan kasus ini bahwa Partai Republik harus segera membuka kembali pemerintahan," lanjut pernyataan Gedung Putih.
Kehadiran Obama dalam KTT APEC akhirnya diwakilkan oleh Menlu John Kerry. Di Nusa Dua, Bali, kemarin, Kerry menyampaikan kembali alasan ketidakhadiran Obama karena 'shutdown'.
Menurut Kerry, pembahasan soal anggaran di parlemen AS adalah sebuah "momen politik" yang tidak bisa ditinggalkan Obama.
"Saya yakin para pemimpin di sini juga akan melakukan hal yang sama jika ini terjadi dalam politik domestik mereka," kata Kerry dalam jumpa pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Sabtu (5/10).
Pernyataan Kerry tersebut tidak selamanya benar jika mengingat hiruk pikuk dalam negeri Indonesia soal rencana kenaikan harga BBM tahun lalu. Saat DPR tidak mencapai kata sepakat soal RUU APBN-P 2012 pada akhir Maret tahun lalu dan demo besar-besaran tak terhindarkan, SBY tetap memilih berkunjung ke China, Hongkong, dan Korea Selatan.
Padahal, momen politik yang dihadapi SBY saat itu kurang lebih sama dengan apa yang dialami Obama saat ini. Kedua presiden itu sama-sama menunggu pembahasan anggaran di parlemen yang disandera partai oposisi, sementara publik masing-masing negara belum bisa tenang menunggu keputusan itu. Bahkan, SBY pernah menyebut hiruk pikuk saat itu sebagai 'perang politik'.
Namun apa lacur, saat perang politik itu SBY tetap pergi melawat ke tiga negara Asia tersebut. Alhasil, kenaikan BBM pun ditunda karena belum ada kesepakatan soal APBN-P 2012. Kenaikan harga BBM baru disetujui setahun kemudian, atau tepatnya Juni lalu, dalam pembahasan APBN-P 2013. (Sumber: Merdeka.com)
"Karena tutupnya pemerintahan, perjalanan Obama ke Indonesia dan Brunei ditunda," kata pernyataan resmi Gedung Putih, Kamis (3/10).
Sebagian lembaga pemerintah AS ditutup lantaran Senat, yang didominasi Partai Demokrat, gagal mencapai kesepakatan dengan Kongres yang didominasi Partai Republik soal Undang-undang APBN. Senat dan Kongres tidak mencapai kesepakatan soal undang-undang dana jaminan kesehatan yang diajukan Presiden Barack Hussein Obama.
"Tekad Presiden untuk terus menekan kasus ini bahwa Partai Republik harus segera membuka kembali pemerintahan," lanjut pernyataan Gedung Putih.
Kehadiran Obama dalam KTT APEC akhirnya diwakilkan oleh Menlu John Kerry. Di Nusa Dua, Bali, kemarin, Kerry menyampaikan kembali alasan ketidakhadiran Obama karena 'shutdown'.
Menurut Kerry, pembahasan soal anggaran di parlemen AS adalah sebuah "momen politik" yang tidak bisa ditinggalkan Obama.
"Saya yakin para pemimpin di sini juga akan melakukan hal yang sama jika ini terjadi dalam politik domestik mereka," kata Kerry dalam jumpa pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Sabtu (5/10).
Pernyataan Kerry tersebut tidak selamanya benar jika mengingat hiruk pikuk dalam negeri Indonesia soal rencana kenaikan harga BBM tahun lalu. Saat DPR tidak mencapai kata sepakat soal RUU APBN-P 2012 pada akhir Maret tahun lalu dan demo besar-besaran tak terhindarkan, SBY tetap memilih berkunjung ke China, Hongkong, dan Korea Selatan.
Padahal, momen politik yang dihadapi SBY saat itu kurang lebih sama dengan apa yang dialami Obama saat ini. Kedua presiden itu sama-sama menunggu pembahasan anggaran di parlemen yang disandera partai oposisi, sementara publik masing-masing negara belum bisa tenang menunggu keputusan itu. Bahkan, SBY pernah menyebut hiruk pikuk saat itu sebagai 'perang politik'.
Namun apa lacur, saat perang politik itu SBY tetap pergi melawat ke tiga negara Asia tersebut. Alhasil, kenaikan BBM pun ditunda karena belum ada kesepakatan soal APBN-P 2012. Kenaikan harga BBM baru disetujui setahun kemudian, atau tepatnya Juni lalu, dalam pembahasan APBN-P 2013. (Sumber: Merdeka.com)