Random Posts

header ads

Amnesti Desak AS Hentikan Serangan Pesawat Tak Berawak di Pakistan

Islamabad - Amerika Serikat harus menghentikan serangan pesawat tanpa awaknya di Pakistan dan menyeret mereka yang bertanggung jawab bagi aksi ilegal itu ke pengadilan, kata Amnesti Internasional, Selasa.

Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan tampaknya tidak ada pembenaran bagi dua serangan pesawat tanpa awak di Pakistan barat laut tahun lalu, salah satu dari itu menewaskan seorang nenek berusia 68 tahun ketika ia sedang memetik sayuran.

Desakan itu datang sehari menjelang perundingan antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif di Gedung Putih, di mana serangan-pesawat tanpa awak itu diperkirakan akan dibicarakan.

AS telah melakukan hampir 400 serangan pesawat tanpa awak di distrik-distrik suku yang kacau di sepanjang perbatasan Afghanistan sejak 2004, menewaskan antara 2.500 dan 3.600 orang, kata "Bureau of Investigative Journalism" yang berpangkalan di London itu.

Washington mengatakan pesawat itu adalah satu alat penting dan efektif dalam memerangi gerilyawan yang punya hubungan dengan Taliban dan Al Qaida, yang berpangkalan di daerah-daerah suku. Tetapi para pengeritik mengatakan ratusan warga sipil yang tidak bersalah tewas dalam serangan-serangan itu.

Amnesti mengatakan bahwa tanpa lebih transparan tidaklah mungkin untuk menguji pernyataan-pernyataan AS bahwa serangan-serangan itu didasarkan pada laporan intelijen yang dapat dipercaya dan sesuai dengan hukum internasional.

"Kerahasiaan sekitar program pesawat tanpa awak itu memberikan pemerintah AS satu izin untuk membunuh tanpa diadili atau berdasarkan standar-standar hukum internasional," kata Mustafa Qadri, periset Pakistan kelompok itu.

Presiden AS Barack Obama membela penggunaan pesawat itu Mei sebagai sah dan adil dan adalah jalan terbaik untuk melawan kelompok-kelompok teror terhadap para warga AS.

Tetapi serangan-serangan itu sangat dikecam di Pakistan, di mana pemerintah mengutuk tindakan itu secara terbuka sebagai tidak produktif dan melanggar kedaulatan Pakistan.

Laporan Amnesti mengenai serangan pesawat itu yang disiarkan Selasa dipusatkan pada 45 serangan yang dikonfirmasikan di daerah suku Waziristan Utara antara Januari 2012 dan Agustus 2013.

Kelompok itu menyoroti insiden-insiden yang yang dikatakannya meningkatkan kecemasan dan melanggar hukum internasional.

Pertama adalah kematian Mamana Bibi, 68 tahun dalam satu serangan ketika ia sedang memetik sayur di kebun keluarga pada Oktober 2012.

Kedua, kata Amnesti itu, 18 buruh Afghanistan ketika mereka sedang makan pada petang hari itu.

"Kami tidak dapat membenarkan serangan-serangan ini.Apakah ada ancaman bagi AS dan sekutu-sekutu kawasan itu, dan serangan-serangan pesawat itu mungkin sah dalam beberapa hal," kata Qadri.

"Tetapi sangat sulit untuk dipercaya bahwa satu kelompok buruh atau seorang nenek yang dikelilingi cucu-cucunya membahayakan siapapun, menimbulkan ancaman pada AS." Amnesti mendesak AS menyelidiki secara terbuka semua kasus di mana serangan-serangan pesawat tanpa awak itu mungkin menimbulkan kematian yang tidak sah dan menghukum mereka yang bertanggung jawab apabila ada cukup bukti.

Kendatipun pemerintah Pakistan secara terbuka memprotes serangan pesawat itu, pemerintah-pemerintah sebelumnya secara diam-diam merestuinya.

Amnesti menyeru Islamabad menyelidiki serangan-serangan pesawat itu dan mengusut apakah ada para pejabat Pakistan memberikan informasi kepada mereka. (ant/bm 10)