Nairobi - Polisi Kenya hari Minggu menangkap satu tersangka lagi dalam kaitan dengan serangan 21 September terhadap sebuah pusat perbelanjaan di Nairobi yang menewaskan sedikitnya 67 orang, kata Menteri Dalam Negeri Joseph Ole Lenku.
"Seorang tersangka ditangkap hari ini dan kini menjalani interogasi," kata Lenku kepada wartawan tanpa penjelasan terinci lebih lanjut.
Dengan penangkapan terakhir itu, sembilan tersangka saat ini telah ditahan dalam kaitan dengan serangan tesebut, yang merupakan salah satu serangan terburuk dalam sejarah Kenya.
Serangan itu dilakukan oleh kelompok militan Al-Shabaab Somalia, yang berjanji melancarkan serangan lebih lanjut jika Kenya tidak menarik pasukan dari Somalia.
Penjelasan saksi dan ahli mengarah pada peran uama yang dimainkan militan yang berpangkalan di Kenya, yang memiliki komunitas etnik Somalia dalam jumlah besar.
Lenku mengatakan, 156 saksi telah memberikan keterangan, sementara penyelidik Kenya dan asing berusaha menyatukan potongan-potongan peristiwa selama pengepungan 80 jam itu.
Menteri itu menambahkan, tiga orang yang dituduh menjarah toko di dalam mall itu selama kekacauan tersebut telah ditangkap.
Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan itu, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Kelompok itu menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.
Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.
Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB. (ant/bm 10)
"Seorang tersangka ditangkap hari ini dan kini menjalani interogasi," kata Lenku kepada wartawan tanpa penjelasan terinci lebih lanjut.
Dengan penangkapan terakhir itu, sembilan tersangka saat ini telah ditahan dalam kaitan dengan serangan tesebut, yang merupakan salah satu serangan terburuk dalam sejarah Kenya.
Serangan itu dilakukan oleh kelompok militan Al-Shabaab Somalia, yang berjanji melancarkan serangan lebih lanjut jika Kenya tidak menarik pasukan dari Somalia.
Penjelasan saksi dan ahli mengarah pada peran uama yang dimainkan militan yang berpangkalan di Kenya, yang memiliki komunitas etnik Somalia dalam jumlah besar.
Lenku mengatakan, 156 saksi telah memberikan keterangan, sementara penyelidik Kenya dan asing berusaha menyatukan potongan-potongan peristiwa selama pengepungan 80 jam itu.
Menteri itu menambahkan, tiga orang yang dituduh menjarah toko di dalam mall itu selama kekacauan tersebut telah ditangkap.
Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan itu, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Kelompok itu menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.
Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.
Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB. (ant/bm 10)