Random Posts

header ads

Indonesia Kaya, tapi Masyarakatnya Bermental Miskin

JAKARTA - Indonesia sejatinya adalah negeri yang kaya. Namun, masyarakatnya selalu merasa miskin. Bukan miskin dalam soal harta, tapi dalam soal mental. Itulah mental bangsa budak. Mental yang diwariskan oleh kultur negeri terjajah selama 350 tahun. Mental miskin macam itulah yang membuat korupsi di negeri ini tumbuh subur.

Demikian disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara rapat kerja nasional (rakernas) III PDI Perjuangan, Sabtu (7/9/2013). Mega mengaku kesal dengan mentalitas seperti ini. Orang-orang dengan mentalitas macam itu selalu menghalalkan jalan pintas.

"Saya memang katakan bangsa Indonesia ini dijadikan bangsa yang miskin baik secara miskin dan mental. Kami jadi bangsa bodoh. Mereka ini sudah kenal saya kalau bilang bangsa bodoh itu karena sudah kesalnya saya," ujar Megawati

Orang-orang dengan mentalitas miskin ini selalu tergoda dengan uang.  "Kalau hanya diimingi uang Rp 5-10 miliar senang bukan main, padahal yang namanya royalti sudah sekian besarnya," katanya.

Megawati menuding mental bangsa yang seperti itu adalah turunan dari "gen" perbudakan 350 tahun. "'Gen' ini terus datang. Ini membuat mental perbudakan karena tidak punya rasa percaya diri," tutur Megawati.

Agenda rakernas PDI Perjuangan hari kedua kali ini menghadirkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Samad menjelaskan tentang latar belakang korupsi, penanganannya, dan juga pencegahan. Samad menyebut, sektor-sektor yang kerap menjadi lahan korupsi adalah sumber daya energi dan ketahanan pangan.

Setelah penyampaian materi dari KPK, ribuan pengurus daerah PDI Perjuangan mendapat materi tentang strategi pemenangan pemilu. Setelah itu, PDI Perjuangan juga akan mengadakan sidang-sidang komisi tertutup.  (Sumber: Kompas.com)