Random Posts

header ads

Jika tak lolos presidential threshold ke mana capres Demokrat?

Jakarta - Banyak yang menyangsikan Partai Demokrat (PD) bisa memenuhi presidential threshold atau ambang batas perolehan suara partai sebesar 20 persen untuk mengusung calon presiden pada Pilpres 2014 nanti. Salah satunya pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Indonesia, Andrinof A Chaniago.

"Kenapa sulit? Karena pamor SBY menurun, partai menurun, pemerintahan menurun, sementara organisasi partai ini juga lemah. Padahal orang Indonesia ini memilih orang karena ketokohan," kata dia ketika dihubungi merdeka.com, Kamis malam (22/8).

Penyebab keraguan lain, dia menjelaskan, adalah perilaku kader partai di mata publik. Plus tanggung jawab politik di pemerintahan dan legislatif yang lemah. Publik tentu melihat itu sebagai identitas kelemahan Demokrat.

"Kalau masyarakat sudah melihat kondisi ini buruk, pamor SBY menurun, perilaku kader partai tidak baik dan organisasi partai yang lemah, maka perolehan suara partai 2014 nanti pasti jauh berkurang dari 2009 lalu," tuturnya.

Pada 2009 lalu, Demokrat dengan nomor urut 31 berhasil meraih kursi terbanyak di DPR, yaitu 148 kursi atau sebesar 26,43 persen dari total jumlah kursi DPR 560 kursi. Sesuai Pasal 9 Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, waktu itu Demokrat gampang mengusung capres karena perolehan suara lebih dari 20 persen.

Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tersebut mengamanatkan bahwa partai atau gabungan partai baru bisa mengajukan calon presiden ketika berhasil memperoleh 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional. "Untuk memperoleh suara sama seperti kemarin (2009), Demokrat sulit," ujar Andrinof menegaskan.

Baru-baru ini Demokrat menggelar konvensi untuk mencari tokoh yang layak diusung menjadi calon presiden, mengingat tokoh sentral partai ini, Presiden SBY sudah dua kali menjabat sehingga tidak bisa lagi maju pada Pilpres tahun depan. Di sisi lain, sejauh ini belum ada kader partai asli yang popularitasnya melebihi SBY, atau minimal mirip.

Pertanyaannya, bagaimana bila suara Demokrat tidak memenuhi presidential threshold seperti diamanatkan dalam UU sebesar 20 persen? Bagaimana juga nasib calon hasil konvensi nanti?

Andrinof menjawab, kondisi Demokrat dan konvensi capres itu memang dilematis, maju kena, mundur kena. Bila maju terus sulit mencapai presidential threshold, kalau mundur gengsi. Karena konvensi tujuannya untuk mendongkrak gengsi partai di mata publik. Paling-paling, dia melanjutkan, strategi akhir yang akan ditempuh mengandalkan PR saja.

"Dari segi obyektifitas konvensi juga lemah. Peserta konvensi ini kan penghuni papan tengah, kalau papan atas bisa bagus. Ini ibarat kompetisi club bola, yang diundang itu cuma papan tengah. Tapi lima orang papan atas, seperti Jokowi, Prabowo, JK, Megawati, itu tidak ikut," ujarnya.

Padahal, Andrinof mengimbuhkan, pilihan-pilihan rakyat itu ditentukan oleh tokoh yang diusung partai, kemudian didukung kemampuan mesin partai yang tangguh, dan besaran suara yang didapat dalam pemilu legislatif. Oleh sebab itu dia lantas berkesimpulan, "Demokrat sekarang serba sulit." (Sumber: Merdeka.com)