Jakarta - Ini murni gerakan moral, bukan pesanan para cukong atau lainnya. Kalau tidak percaya, silakan Anda cari, kata Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP) Sihol Manullang saat ditemui merdeka.com Selasa pekan lalu di sebuah kafe di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Sihol bersama kawan-kawannya mendeklarasikan gerakan ini pertengahan Juni lalu di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat. Dia yakin Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Joko Widodo alias Jokowi adalah pemimpin tepat buat menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan.
Orang-orang yang tergabung dalam Bara JP kepincut kepincut dengan gaya kepemimpinan Jokowi kerap turun ke lapangan atau blusukan untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta. Jokowi adalah pemimpin sederhana dan amanah dalam menjalankan tugas.
Saking amanahnya, kalau ditanya mau jadi calon presiden atau tidak, beliau selalu menjawab, itu terserah keputusan Ibu Mega," ujar Sihol dibarengi kepulan asap rokoknya. "Kerendahan hati itu tidak dimiliki pemimpin lain dan kami ingin dia menjadi presiden Indonesia."
Barap JP memakai sistem multilevel buat menggaet relawan. Mereka berencana mengumpulkan tanda tangan dan salinan kartu identitas hingga 12 juta atau 10 persen dari total pemilih di Indonesia. Sihol menerangkan deklarasi-deklarasi di daerah akan terus dilakukan hingga mencari dukungan ke luar negeri.
Baru dua bulan terbentuk, Bara JP mengklaim telah mengantongi 2,9 juta tanda tangan dan salinan kartu identitas dari 34 provinsi dan jaringan di 21 negara. Dia menegaskan untuk menggerakkan semua itu hanya bermodalkan patungan dari para relawan.
"Bahkan kami tidak punya afiliasi dengan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan belum pernah bertemu Jokowi," tutur Sihol. Jika sudah terkumpul 12 juta tanda tangan, Bara JP akan menghadap pimpinan PDIP menuntut pencalonan Jokowi sebagai presiden.
Sihol merelakan rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat, menjadi kantor sekretariat pusat Bara JP. Untuk rapat mingguan, dilangsungkan di kantor milik aktivis Malari, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Tidak semua orang meyakini Bara JP murni gerakan akar rumput. Karena itu, mantan penggiat GMNI (Gerakan Muda Nasional Indonesia) ini sering menerima tudingan dia dekat dengan pentolan partai berlambang banteng itu. "Ini hanya gerakan rakyat. Kalau Jokowi sudah terpilih sebagai presiden, kami akan membubarkan diri dan tidak akan meminta apa-apa." (Sumber: Merdeka.com)
Sihol bersama kawan-kawannya mendeklarasikan gerakan ini pertengahan Juni lalu di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat. Dia yakin Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Joko Widodo alias Jokowi adalah pemimpin tepat buat menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan.
Orang-orang yang tergabung dalam Bara JP kepincut kepincut dengan gaya kepemimpinan Jokowi kerap turun ke lapangan atau blusukan untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta. Jokowi adalah pemimpin sederhana dan amanah dalam menjalankan tugas.
Saking amanahnya, kalau ditanya mau jadi calon presiden atau tidak, beliau selalu menjawab, itu terserah keputusan Ibu Mega," ujar Sihol dibarengi kepulan asap rokoknya. "Kerendahan hati itu tidak dimiliki pemimpin lain dan kami ingin dia menjadi presiden Indonesia."
Barap JP memakai sistem multilevel buat menggaet relawan. Mereka berencana mengumpulkan tanda tangan dan salinan kartu identitas hingga 12 juta atau 10 persen dari total pemilih di Indonesia. Sihol menerangkan deklarasi-deklarasi di daerah akan terus dilakukan hingga mencari dukungan ke luar negeri.
Baru dua bulan terbentuk, Bara JP mengklaim telah mengantongi 2,9 juta tanda tangan dan salinan kartu identitas dari 34 provinsi dan jaringan di 21 negara. Dia menegaskan untuk menggerakkan semua itu hanya bermodalkan patungan dari para relawan.
"Bahkan kami tidak punya afiliasi dengan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan belum pernah bertemu Jokowi," tutur Sihol. Jika sudah terkumpul 12 juta tanda tangan, Bara JP akan menghadap pimpinan PDIP menuntut pencalonan Jokowi sebagai presiden.
Sihol merelakan rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat, menjadi kantor sekretariat pusat Bara JP. Untuk rapat mingguan, dilangsungkan di kantor milik aktivis Malari, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Tidak semua orang meyakini Bara JP murni gerakan akar rumput. Karena itu, mantan penggiat GMNI (Gerakan Muda Nasional Indonesia) ini sering menerima tudingan dia dekat dengan pentolan partai berlambang banteng itu. "Ini hanya gerakan rakyat. Kalau Jokowi sudah terpilih sebagai presiden, kami akan membubarkan diri dan tidak akan meminta apa-apa." (Sumber: Merdeka.com)