BANYAK aset budaya dan sejarah yang tersebar di Kota Ambon terbengkalai. pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Kota Ambon terkesan menelantarkan
aset-aset sejarah yang seharusnya dirawat dan bisa dijadikan objek wisata sehingga mampu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Beberapa aset sejarah yang terlantar seperti keberadaan Benteng Victoria, Tugu Dolan di Kudamati, Tugu Trikora di Urimesing, Monumen Australia di Laha, Monumen Jepang di Tawiri, Patung Franciscus Xaverius dan Monumen Rumphius di Batumeja, Tempayang di Soya, Goa Batu Lobang di Desa Amahusu, bunker atau terowongan bawah tanah V.O.C di Benteng Atas, puing kapal pengangkut barang peninggalan Belanda/Portugis di dasar perairan laut Waiyame.
“Selain pemandangannya yang indah, Ambon kaya tempat bersejarah. Tapi saya melihat tidak ada insiatif dari Disbudpar Kota Ambon untuk melakukan pemeliharaan maupun perawatan tempat sejarah itu. Ya, ini sangat disayangkan,”akui Direktur Promosi pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, M Faried, belum lama ini.
Ia sarankan agar tiap tahun disbudpar menganggarkan untuk perawatan dan pembinaan objek wisata di Ambon. “Seharusnya beberapa aset sejarah yang belum tersentuh pemeliharaannya itu bisa menjadi perioritas disbudpar untuk pemeliharaan,”ujar Faried.
Kedepan pihaknya berharap, Disbudpar Ambon harus melestarikan aset peninggalan sejarah itu karena termasuk aset daerah yang harus dijaga dan dirawat. “Kedepan harus menjadi objek wisata dan kebanggan Kota Ambon. Selain itu bisa juga untuk menambah PAD Ambon,” akuinya.
0 Komentar