Wamena - Tim Penggerak PKK Kampung Kama, Distrik Wesaput, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, membentuk kelompok produksi minyak buah merah dan sekaligus menanam buah tersebut.
Ketua kelompok produksi minyak buah merah di Kampung Kama, Maria Haluk, di Wamena, Jumat, mengatakan timnya sudah lama mengolah minyak buah merah.
"Buah merah yang kami kelola itu tanam sendiri, luas lahan sekitar satu hektare, ada 500 pohon buah merah," ujarnya.
Pada Januari-Februari lalu, kata dia, kelompok yang dipimpinya sudah panen dan selanjutnya mengolah minyak buah merah.
"Satu tahun panen satu kali dan olah menjadi minyak buah merah dan khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit," ujarnya.
Dia menjelaskan proses pembuatan minyak buah merah tidak memakan waktu lama. Buah merah yang sudah tua dipanen, dibelah dengan menggunakan senjata tajam tradisional, yakni tulang babi yang bentuk menjadi parang.
Setelah dibelah, kata dia, direbus dengan air di kuali atau belanga dandang menggunakan api.
"Kita rebus kurang lebih sekitar lima jam, selama itu minyaknya akan naik dengan sendirinya, minyak itu yang kita timba dan saring ampas dari buah merah," ujarnya.
Minyak yang dihasilkan, katanya, diisikan di botol. Sekali panen dan diolah bisa menghasilkan 50-100 botol minyak buah merah.
Dia mengatakan hasil produksi minyak buah merah sering dikirim ke luar Papua, yakni Manado, Makassar, dan Jakarta namun masih bersifat perorangan.
"Sering kami kirim ke Manado, Makassar, dan Jakarta karena diminta atau dipesan oleh teman-teman kami di sana," ucap dia.
Hasil lainnya dipasarkan ke beberapa pasar tradisional di Wamena. Hingga kini belum ada tempat yang khusus untuk penjualan minyak buah merah.
Ia mengatakan kelompok penghasil buah juga sering diundang untuk mengikuti pameran di luar Papua, di antaranya Jakarta, Makassar, dan Manado.
"Sejak kami ikut pameran itu, kami bawa banyak buah merah dan perkenalkan, akhirnya banyak yang berminat dan kontak kami lalu pesan," kata dia. (ant/bm 10)
Ketua kelompok produksi minyak buah merah di Kampung Kama, Maria Haluk, di Wamena, Jumat, mengatakan timnya sudah lama mengolah minyak buah merah.
"Buah merah yang kami kelola itu tanam sendiri, luas lahan sekitar satu hektare, ada 500 pohon buah merah," ujarnya.
Pada Januari-Februari lalu, kata dia, kelompok yang dipimpinya sudah panen dan selanjutnya mengolah minyak buah merah.
"Satu tahun panen satu kali dan olah menjadi minyak buah merah dan khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit," ujarnya.
Dia menjelaskan proses pembuatan minyak buah merah tidak memakan waktu lama. Buah merah yang sudah tua dipanen, dibelah dengan menggunakan senjata tajam tradisional, yakni tulang babi yang bentuk menjadi parang.
Setelah dibelah, kata dia, direbus dengan air di kuali atau belanga dandang menggunakan api.
"Kita rebus kurang lebih sekitar lima jam, selama itu minyaknya akan naik dengan sendirinya, minyak itu yang kita timba dan saring ampas dari buah merah," ujarnya.
Minyak yang dihasilkan, katanya, diisikan di botol. Sekali panen dan diolah bisa menghasilkan 50-100 botol minyak buah merah.
Dia mengatakan hasil produksi minyak buah merah sering dikirim ke luar Papua, yakni Manado, Makassar, dan Jakarta namun masih bersifat perorangan.
"Sering kami kirim ke Manado, Makassar, dan Jakarta karena diminta atau dipesan oleh teman-teman kami di sana," ucap dia.
Hasil lainnya dipasarkan ke beberapa pasar tradisional di Wamena. Hingga kini belum ada tempat yang khusus untuk penjualan minyak buah merah.
Ia mengatakan kelompok penghasil buah juga sering diundang untuk mengikuti pameran di luar Papua, di antaranya Jakarta, Makassar, dan Manado.
"Sejak kami ikut pameran itu, kami bawa banyak buah merah dan perkenalkan, akhirnya banyak yang berminat dan kontak kami lalu pesan," kata dia. (ant/bm 10)
0 Komentar