Jayapura - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua berharap kunjungan Presiden Joko Widodo yang direncanakan pada 9-11 Mei 2015, akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Tanah Papua.
"Yang jelas untuk kunjungan kedua ini kita berharap, khususnya untuk perkembangan perekonomian di Papua, berdampak bagi masyarakat dan itu menjadi nyata dalam bentuk kegiatan-kegiatan atau efek dari kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung," ujar Asisten II Sekda Papua Bidang Perkonomian dan Kesejahteraan Rakyat Ely Loupatty, di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, kehadiran Presiden akan bisa diingat oleh masyarakat Papua sebagai hal yang berdampak positif bagi kehidupan mereka.
Menurut Loupatty, kunjungan Presiden sebelumnya pada akhir Desember 2014, sudah membawa dampak emosional bagi masyarakat Papua, dan pada kesempatan kedua nanti diyakini akan mampu lebih mempererat hal tersebut.
"Kalau kunjungan pertama setidak-tidaknya dari segi kehadiran presiden bagi rakyat di tanah ini (Papua), minimal sudah ada kontak awal dan ada semacam hubungan yang lebih baik dibanding yang lalu. Kita berharap kunjungan kedua ini bisa mengikat hubungan emosional masyarakat Indonesia yang ada di Provinsi Papua dengan presiden kita," tuturnya.
Yang terpenting, kata Loupatty, dalam kunjungannya Presiden bisa melihat dan memahami persoalan yang ada di Papua sehingga bisa segera mencarikan jalan keluarnya.
"Tentunya lebih dari itu dengan kunjungan Presiden, rakyat berharap masalah-masalah yang ada bisa terpecahkan," ucapnya.
Loupatty juga berharap Presiden dapat memenuhi janjinya untuk setidaknya mengunjungi Papua tiga kali dalam satu tahun.
"Presiden berjanji tiga kali datang ke Papua pada tahun ini, dan kita lihat beliau konsisten untuk datang kali kedua, mudah-mudahan beliau konsisten dengan ada kunjungan yang ketiga di tahun ini," imbuhnya.
Dari sisi pembangunan, Loupatty berpandangan bahwa Presiden harus bisa menambah jumlah anggaran yang diturunkan ke Papua agar proses pembangunan bisa dilakukaan lebih cepat lagi.
"Kami berharap banyak pembangunan dalam arti luas dapat terselenggara ditandai dengan peningkatan pembiayaan," ujarnya. (ant/bm 10)
"Yang jelas untuk kunjungan kedua ini kita berharap, khususnya untuk perkembangan perekonomian di Papua, berdampak bagi masyarakat dan itu menjadi nyata dalam bentuk kegiatan-kegiatan atau efek dari kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung," ujar Asisten II Sekda Papua Bidang Perkonomian dan Kesejahteraan Rakyat Ely Loupatty, di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, kehadiran Presiden akan bisa diingat oleh masyarakat Papua sebagai hal yang berdampak positif bagi kehidupan mereka.
Menurut Loupatty, kunjungan Presiden sebelumnya pada akhir Desember 2014, sudah membawa dampak emosional bagi masyarakat Papua, dan pada kesempatan kedua nanti diyakini akan mampu lebih mempererat hal tersebut.
"Kalau kunjungan pertama setidak-tidaknya dari segi kehadiran presiden bagi rakyat di tanah ini (Papua), minimal sudah ada kontak awal dan ada semacam hubungan yang lebih baik dibanding yang lalu. Kita berharap kunjungan kedua ini bisa mengikat hubungan emosional masyarakat Indonesia yang ada di Provinsi Papua dengan presiden kita," tuturnya.
Yang terpenting, kata Loupatty, dalam kunjungannya Presiden bisa melihat dan memahami persoalan yang ada di Papua sehingga bisa segera mencarikan jalan keluarnya.
"Tentunya lebih dari itu dengan kunjungan Presiden, rakyat berharap masalah-masalah yang ada bisa terpecahkan," ucapnya.
Loupatty juga berharap Presiden dapat memenuhi janjinya untuk setidaknya mengunjungi Papua tiga kali dalam satu tahun.
"Presiden berjanji tiga kali datang ke Papua pada tahun ini, dan kita lihat beliau konsisten untuk datang kali kedua, mudah-mudahan beliau konsisten dengan ada kunjungan yang ketiga di tahun ini," imbuhnya.
Dari sisi pembangunan, Loupatty berpandangan bahwa Presiden harus bisa menambah jumlah anggaran yang diturunkan ke Papua agar proses pembangunan bisa dilakukaan lebih cepat lagi.
"Kami berharap banyak pembangunan dalam arti luas dapat terselenggara ditandai dengan peningkatan pembiayaan," ujarnya. (ant/bm 10)
0 Komentar