New York - Harga minyak dunia jatuh pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah koalisi yang dipimpin Saudi mengakhiri serangan militer di Yaman dan pasar memperkirakan kenaikan persediaan minyak mentah AS.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 1,12 dolar AS atau dua persen, menjadi ditutup pada 55,26 dolar AS per barel pada hari terakhir perdagangan kontrak di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, menetap di 62,08 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,37 dolar AS atau 2,2 persen dari tingkat penutupan Senin.
Berita koalisi yang dipimpin Saudi mengakhiri serangan udara terhadap pemberontak di Yaman, datang dalam perdagangan sore di New York, mempercepat kerugian di pasar, kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
"Minyak dilanda aksi jual karena Saudi akan mengakhiri operasi mereka di Yaman," kata Flynn. "Inilah sebabnya mengapa kita telah melihat penurunan tajam harga dalam beberapa menit terakhir." Mengakhiri serangan udara selama empat minggu terhadap pasukan pemberontak Houthi Syiah, dengan koalisi mengatakan ancaman pemberontak ke Arab Saudi dan negara tetangga telah disingkirkan, mengurangi kekhawatiran tentang penyebarab kerusuhan di Yaman.
Meskipun Yaman bukanlah penghasil minyak sangat penting, pengamat pasar telah khawatir tentang dampak dari gejolak di wilayah kaya minyak itu, terutama di Iran, yang diduga mendukung pemberontakan.
Ekspektasi untuk laporan persediaan mingguan pada Rabu dari Departemen Energi AS (DoE) "bearish". Persediaan minyak mentah tertinggi sepanjang sejarah negara itu diperkirakan telah meningkat 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 April menurut survei kepada para ahli oleh Bloomberg News.
Untuk pekan yang berakhir 10 April persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel menjadi 483,7 juta barel, 89,6 juta barel lebih tinghi dari setahun sebelumnya, menurut DoE.
Sementara itu, persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak, naik 1,28 juta barel menjadi 61,46 juta barel. Sedangkan produksi minyak mentah AS turun 20.000 barel menjadi 9,384 juta barel per hari pada pekan tersebut.
Harga minyak telah kehilangan sekitar setengah dari nilai mereka sejak Juni lalu di tengah kelebihan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang lemah.
Bagi banyak analis, kenaikan harga minyak terutama akibat pembelian spekulatif oleh para investor yang bertaruh bahwa fundamental pasokan dan permintaan akan membaik. Berita minggu lalu tentang produksi minyak AS sedikit menurun telah mendorong harga.
"Tidak ada penjelasan yang mendasar untuk lonjakan harga," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan penelitian pada Selasa. "Karena produksi minyak OPEC naik tajam, pasar tetap kelebihan pasokan secara signifikan." (ant/bm 10)
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 1,12 dolar AS atau dua persen, menjadi ditutup pada 55,26 dolar AS per barel pada hari terakhir perdagangan kontrak di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, menetap di 62,08 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,37 dolar AS atau 2,2 persen dari tingkat penutupan Senin.
Berita koalisi yang dipimpin Saudi mengakhiri serangan udara terhadap pemberontak di Yaman, datang dalam perdagangan sore di New York, mempercepat kerugian di pasar, kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
"Minyak dilanda aksi jual karena Saudi akan mengakhiri operasi mereka di Yaman," kata Flynn. "Inilah sebabnya mengapa kita telah melihat penurunan tajam harga dalam beberapa menit terakhir." Mengakhiri serangan udara selama empat minggu terhadap pasukan pemberontak Houthi Syiah, dengan koalisi mengatakan ancaman pemberontak ke Arab Saudi dan negara tetangga telah disingkirkan, mengurangi kekhawatiran tentang penyebarab kerusuhan di Yaman.
Meskipun Yaman bukanlah penghasil minyak sangat penting, pengamat pasar telah khawatir tentang dampak dari gejolak di wilayah kaya minyak itu, terutama di Iran, yang diduga mendukung pemberontakan.
Ekspektasi untuk laporan persediaan mingguan pada Rabu dari Departemen Energi AS (DoE) "bearish". Persediaan minyak mentah tertinggi sepanjang sejarah negara itu diperkirakan telah meningkat 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 April menurut survei kepada para ahli oleh Bloomberg News.
Untuk pekan yang berakhir 10 April persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel menjadi 483,7 juta barel, 89,6 juta barel lebih tinghi dari setahun sebelumnya, menurut DoE.
Sementara itu, persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak, naik 1,28 juta barel menjadi 61,46 juta barel. Sedangkan produksi minyak mentah AS turun 20.000 barel menjadi 9,384 juta barel per hari pada pekan tersebut.
Harga minyak telah kehilangan sekitar setengah dari nilai mereka sejak Juni lalu di tengah kelebihan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang lemah.
Bagi banyak analis, kenaikan harga minyak terutama akibat pembelian spekulatif oleh para investor yang bertaruh bahwa fundamental pasokan dan permintaan akan membaik. Berita minggu lalu tentang produksi minyak AS sedikit menurun telah mendorong harga.
"Tidak ada penjelasan yang mendasar untuk lonjakan harga," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan penelitian pada Selasa. "Karena produksi minyak OPEC naik tajam, pasar tetap kelebihan pasokan secara signifikan." (ant/bm 10)
0 Komentar