Jayapura - Dewan adat daerah Paniai bersama tokoh adat, agama, perempuan dan pemuda setempat menyepakati untuk menutupi aktivitas permainan biliar, judi dadu dan sarana keramaian lainnya yang berpotensi menimbulkan penyakit masyarakat.
"Dalam pertemuan pada Senin kemarin, kami sepakat menutup biliar, judi dadu dan sarana keramaian lainnya di Paniai karena juga bisa menjadi sarang dilakukannya tindak kekerasan," kata Jhon Gobai, Ketua Dewan Adat Daerah Paniai ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Selasa.
Dengan ditutupnya sarana keramaian yang bisa menimbulkan konflik, kata Gobai, pihaknya juga ingin mengendalikan migrasi yang terus terjadi di Paniai.
"Kami juga inngin mengendalikan urbanisasi atau juga migrasi di Enarotali, Paniai, karena banyak orang datang tanpa tujuan yang jelas sehingga jadi beban masyarakat di sana," katanya.
Selain itu, Gobai mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung di GOR Enarotali yang dihadiri oleh para tokoh adat, agama, perempuan dan pemuda setempat, juga memutuskan agar pasokan minuman beralkohol dihentikan.
"Kami juga memutuskan dan meminta agar jangan ada minuman beralkohol di Paniai," katanya.
Untuk itu, kata Gobai, pihaknya akan mengusulkan pembentukan tim guna memantau dan menghentikan peredaran minuman keras di Paniai.
"Untuk lakukan itu rencananya akan dibentuk tim dan kami juga harap kepada Bupati Paniai agar mengeluarkan instruksi bupati yang isinya adalah poin-poin diatas," katanya.
Sebelumnya, Gobai telah menyampaikan bahwa Dewan Adat Daerah Paniai menggelar pertemuan dengan para tokoh adat, agama, masyarakat dan para pemilik usaha di daerah tersebut guna membahas maraknya kasus perjudian yang bisa berujung pada tindak kriminal.
"Hari ini kami akan menggelar pertemuan itu di GOR Enarotali yang intinya ingin mencari masukan terkait permasalahan yang sering terjadi ditengah masyarakat, terutama soal judi dadu dan bilyard di Pasar Enarotali," kata Jhon Gobai, Senin (23/2).
Judi dadu dan bilyard dikalangan masyarakat sudah terbilang cukup meresahkan karena diakhir dari permainanan tersebut biasanya terjadi perkelahian atau pun tindakan yang tidak terpuji lainnya.
"Parahnya lagi, judi dadu dan bilyard itu ada didalam Pasar Enarotali. Laporan masyarakat dan saya melihat sendiri, warga di Enarotali sudah terkontaminasi dengan permainan tersebut," katanya. (ant/bm 10)
"Dalam pertemuan pada Senin kemarin, kami sepakat menutup biliar, judi dadu dan sarana keramaian lainnya di Paniai karena juga bisa menjadi sarang dilakukannya tindak kekerasan," kata Jhon Gobai, Ketua Dewan Adat Daerah Paniai ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Selasa.
Dengan ditutupnya sarana keramaian yang bisa menimbulkan konflik, kata Gobai, pihaknya juga ingin mengendalikan migrasi yang terus terjadi di Paniai.
"Kami juga inngin mengendalikan urbanisasi atau juga migrasi di Enarotali, Paniai, karena banyak orang datang tanpa tujuan yang jelas sehingga jadi beban masyarakat di sana," katanya.
Selain itu, Gobai mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung di GOR Enarotali yang dihadiri oleh para tokoh adat, agama, perempuan dan pemuda setempat, juga memutuskan agar pasokan minuman beralkohol dihentikan.
"Kami juga memutuskan dan meminta agar jangan ada minuman beralkohol di Paniai," katanya.
Untuk itu, kata Gobai, pihaknya akan mengusulkan pembentukan tim guna memantau dan menghentikan peredaran minuman keras di Paniai.
"Untuk lakukan itu rencananya akan dibentuk tim dan kami juga harap kepada Bupati Paniai agar mengeluarkan instruksi bupati yang isinya adalah poin-poin diatas," katanya.
Sebelumnya, Gobai telah menyampaikan bahwa Dewan Adat Daerah Paniai menggelar pertemuan dengan para tokoh adat, agama, masyarakat dan para pemilik usaha di daerah tersebut guna membahas maraknya kasus perjudian yang bisa berujung pada tindak kriminal.
"Hari ini kami akan menggelar pertemuan itu di GOR Enarotali yang intinya ingin mencari masukan terkait permasalahan yang sering terjadi ditengah masyarakat, terutama soal judi dadu dan bilyard di Pasar Enarotali," kata Jhon Gobai, Senin (23/2).
Judi dadu dan bilyard dikalangan masyarakat sudah terbilang cukup meresahkan karena diakhir dari permainanan tersebut biasanya terjadi perkelahian atau pun tindakan yang tidak terpuji lainnya.
"Parahnya lagi, judi dadu dan bilyard itu ada didalam Pasar Enarotali. Laporan masyarakat dan saya melihat sendiri, warga di Enarotali sudah terkontaminasi dengan permainan tersebut," katanya. (ant/bm 10)
0 Komentar