Madrid - Spanyol akan menduduki tempat mereka di antara delapan unggulan pada undian Piala Dunia Jumat di kota Salvador di Brazil, setelah menjuarai tiga ajang utama secara beruntun yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagaimanapun, kontras dengan saat mereka meraih kejayaan-kejayaan terkininya, keraguan menaungi tim peringkat satu dunia ini mengenai peluang mereka untuk mempertahankan gelar yang mereka menangi pertama kali di Afrika Selatan tiga setengah tahun yang lalu.
Di saat serangkaian hasil pertandingan persahabatan yang tidak meyakinkan bukan merupakan hal yang baru dalam lima tahun masa kepelatihan Vicente del Bosque, penampilan mengecewakan "Si Merah" dalam sejumlah pertandingan kompetitiflah yang menjadi sumber kekhawatiran.
Spanyol terlihat kelelahan menghadapi tim muda Brazil yang energik dan takluk 0-3 dari tuan rumah, yang memenangi Piala Konfederasi pada Juni.
Ketika persiapan sempurna menjelang ajang utama tidak selalu menjadi tolok ukur yang tepat - Spanyol dikalahkan AS pada Piala Konfederasi 2009 sebelum meraih kesuksesan di Afrika Selatan setahun kemudian - itu menjadi gambaran betapa sulitnya mengalahkan Selecao yang dilatih Luiz Felipe Scolari di kandangnya sendiri.
Lebih dari itu, sebagian besar penjudi juga menyebut Jerman dan Argentina sebagai kandidat yang lebih layak jika Brazil gagal menjuarai Piala Dunia untuk keenam kalinya.
Perjalanan Spanyol di fase kualifikasi tidak cemerlang. Pasukan Del Bosque kemasukan gol-gol jelang akhir penyama kedudukan sehingga kehilangan sejumlah angka saat berhadapan dengan Finlandia dan Prancis, sedangkan mantan pelatih Real Madrid itu mengkritik lambatnya tempo permainan timnya saat mereka menghadapi Belarus dan Georgia untuk mengamankan tempat di Brazil pada Oktober.
Isu utama yang naik ke permukaan adalah di mana Del Bosque mencoba sejumlah opsi tanpa mendapatkan solusi yang diperlukan.
Roberto Soldado, Alvaro Negredo, Cesc Fabregas, David Villa, dan Michu semuanya pernah digunakan untuk mengisi peran penyerang tengah sepanjang kualifikasi, namun pencarian Del Bosque terhadap "Si nomor punggung sembilan" telah membuat penyerang Atletico Madrid kelahiran Brazil Diego Costa mendeklarasikan diri untuk memperkuat negara yang mengadopsinya itu.
Costa masih belum melakukan debutnya untuk Spanyol setelah absen dari pertandingan melawan Equatorial Guinea dan Afrika Selatan pada November karena cedera.
Bagaimanapun, setelah menolak permintaan Brazil dan memilih mewakili sang juara dunia, Del Bosque mengakui dirinya akan merasa hampir wajib untuk menggunakan sang penyerang 25 tahun itu di Piala Dunia, dan dengan 18 gol dari 19 pertandingan musim ini, Costa lebih dari layak untuk mendapatkan tempat di tim.
Kekhawatiran lain adalah banyaknya pemain kunci Spanyol yang telah berkontribusi begitu banyak pada turnamen-turnamen sebelumnya, yang sekarang mungkin telah melewati kemampuan terbaiknya.
Kapten Iker Casillas telah digantikan Diego Lopez di level klub, Xabi Alonso dan Xavi Hernandez kerap dihantam cedera belakangan ini, sedangkan Andres Iniesta belum mampu mencapai penampilan terbaiknya di Barcelona musim ini.
Bagaimanapun, usia juga membawa pengalaman dan Spanyol akan tiba di Brazil dengan lebih banyak pengetahuan untuk bagaimana tampil dan memenangi turnamen-turnamen utama daripada yang mereka alami saat meraih kejayaan-kejayaan sebelumnya.
Selain itu, seperti biasa, mereka juga memasukkan sejumlah pemain muda dalam tim asuhan Del Bosque yang dihuni 23 pemain.
Trio pemain tengah Thiago Alcantara, Asier Illarramendi, dan Isco, yang ketiganya menjadi bagian dari tim yang menjuarai Piala Eropa U-21 tahun lalu, telah mulai bersinar menyusul kepindahan mereka ke Bayern Munich dan Real Madrid.
Sementara itu, anggota lain dari tim yang menjuarai Piala Eropa, pemain Atletico Madrid Koke, telah mengukuhkan satu tempat sebagai pemain reguler di tim senior.
Setelah menjadi negara kedelapan yang mengangkat trofi Piala Dunia empat tahun silam, harapan dan tekanan kepada "La Roja" bukannya tidak sebesar yang mereka alami saat menjelang pergi ke Afrika Selatan.
Namun akan menjadi simbol keberanian saat mereka kembali dengan tim dengan para pemain kelas dunia, pelatih berpengalaman untuk meraih kemenangan di panggung terbesar dan tim yang penuh dengan pemain muda yang masih menanti kesempatan untuk bersinar. (ant/bm 10)
Bagaimanapun, kontras dengan saat mereka meraih kejayaan-kejayaan terkininya, keraguan menaungi tim peringkat satu dunia ini mengenai peluang mereka untuk mempertahankan gelar yang mereka menangi pertama kali di Afrika Selatan tiga setengah tahun yang lalu.
Di saat serangkaian hasil pertandingan persahabatan yang tidak meyakinkan bukan merupakan hal yang baru dalam lima tahun masa kepelatihan Vicente del Bosque, penampilan mengecewakan "Si Merah" dalam sejumlah pertandingan kompetitiflah yang menjadi sumber kekhawatiran.
Spanyol terlihat kelelahan menghadapi tim muda Brazil yang energik dan takluk 0-3 dari tuan rumah, yang memenangi Piala Konfederasi pada Juni.
Ketika persiapan sempurna menjelang ajang utama tidak selalu menjadi tolok ukur yang tepat - Spanyol dikalahkan AS pada Piala Konfederasi 2009 sebelum meraih kesuksesan di Afrika Selatan setahun kemudian - itu menjadi gambaran betapa sulitnya mengalahkan Selecao yang dilatih Luiz Felipe Scolari di kandangnya sendiri.
Lebih dari itu, sebagian besar penjudi juga menyebut Jerman dan Argentina sebagai kandidat yang lebih layak jika Brazil gagal menjuarai Piala Dunia untuk keenam kalinya.
Perjalanan Spanyol di fase kualifikasi tidak cemerlang. Pasukan Del Bosque kemasukan gol-gol jelang akhir penyama kedudukan sehingga kehilangan sejumlah angka saat berhadapan dengan Finlandia dan Prancis, sedangkan mantan pelatih Real Madrid itu mengkritik lambatnya tempo permainan timnya saat mereka menghadapi Belarus dan Georgia untuk mengamankan tempat di Brazil pada Oktober.
Isu utama yang naik ke permukaan adalah di mana Del Bosque mencoba sejumlah opsi tanpa mendapatkan solusi yang diperlukan.
Roberto Soldado, Alvaro Negredo, Cesc Fabregas, David Villa, dan Michu semuanya pernah digunakan untuk mengisi peran penyerang tengah sepanjang kualifikasi, namun pencarian Del Bosque terhadap "Si nomor punggung sembilan" telah membuat penyerang Atletico Madrid kelahiran Brazil Diego Costa mendeklarasikan diri untuk memperkuat negara yang mengadopsinya itu.
Costa masih belum melakukan debutnya untuk Spanyol setelah absen dari pertandingan melawan Equatorial Guinea dan Afrika Selatan pada November karena cedera.
Bagaimanapun, setelah menolak permintaan Brazil dan memilih mewakili sang juara dunia, Del Bosque mengakui dirinya akan merasa hampir wajib untuk menggunakan sang penyerang 25 tahun itu di Piala Dunia, dan dengan 18 gol dari 19 pertandingan musim ini, Costa lebih dari layak untuk mendapatkan tempat di tim.
Kekhawatiran lain adalah banyaknya pemain kunci Spanyol yang telah berkontribusi begitu banyak pada turnamen-turnamen sebelumnya, yang sekarang mungkin telah melewati kemampuan terbaiknya.
Kapten Iker Casillas telah digantikan Diego Lopez di level klub, Xabi Alonso dan Xavi Hernandez kerap dihantam cedera belakangan ini, sedangkan Andres Iniesta belum mampu mencapai penampilan terbaiknya di Barcelona musim ini.
Bagaimanapun, usia juga membawa pengalaman dan Spanyol akan tiba di Brazil dengan lebih banyak pengetahuan untuk bagaimana tampil dan memenangi turnamen-turnamen utama daripada yang mereka alami saat meraih kejayaan-kejayaan sebelumnya.
Selain itu, seperti biasa, mereka juga memasukkan sejumlah pemain muda dalam tim asuhan Del Bosque yang dihuni 23 pemain.
Trio pemain tengah Thiago Alcantara, Asier Illarramendi, dan Isco, yang ketiganya menjadi bagian dari tim yang menjuarai Piala Eropa U-21 tahun lalu, telah mulai bersinar menyusul kepindahan mereka ke Bayern Munich dan Real Madrid.
Sementara itu, anggota lain dari tim yang menjuarai Piala Eropa, pemain Atletico Madrid Koke, telah mengukuhkan satu tempat sebagai pemain reguler di tim senior.
Setelah menjadi negara kedelapan yang mengangkat trofi Piala Dunia empat tahun silam, harapan dan tekanan kepada "La Roja" bukannya tidak sebesar yang mereka alami saat menjelang pergi ke Afrika Selatan.
Namun akan menjadi simbol keberanian saat mereka kembali dengan tim dengan para pemain kelas dunia, pelatih berpengalaman untuk meraih kemenangan di panggung terbesar dan tim yang penuh dengan pemain muda yang masih menanti kesempatan untuk bersinar. (ant/bm 10)