Random Posts

header ads

Demi Gelar Dunia, Bayern Hadapi Tim Papan Tengah Maroko

Marrakech - Bayern Munich mungkin tidak akan mengharapkan lawan mereka di final Piala Dunia Klub adalah tim dengan pemain-pemain liga rata-rata yang menghuni peringkat kesembilan di kejuaraan Maroko.

Bagaimanapun, keajaiban di kompetisi ini berarti lawan yang akan dihadapi juara Eropa dan Liga Jerman itu adalah Raja Casalanca di Marrakech pada Sabtu.

Ini merupakan salah kalkulasi terbesar sepanjang sejarah turnamen ini dan meski keberadaan Raja di final akan menarik minat para penggemar lokal, celah besar yang memisahkan kedua tim kemungkinan besar dapat menghancurkan kredibilitas kompetisi ini.

Tim Raja bernilai sebesar 9,5 juta euro di bursa transfer, menurut situs transfermarkt.de, kurang dari seperempat dari jumlah yang dibayarkan Bayern untuk mendatangkan Mario Goetze.

Total nilai tim Bayern adalah 487,2 juta euro, lebih besar 50 kali daripada lawan mereka.

Ketika Bayern telah menyapu bersih segalanya di kandang sendiri, dan tidak terkalahkan di Liga Jerman sejak Oktober tahun lalu, hasil-hasil pertandingan Raja di Liga Maroko begitu buruk sehingga mereka memecat pelatih Mohamed Fakhir pada awal bulan ini.

Sebagaimana disebutkan dalam nama turnamen ini, kompetisi ini mempertandingkan klub-klub juara dari Eropa, Amerika Selatan, CONCACAF, Asia, Afrika, dan Oseania.

Bagaimanapun, FIFA juga mengizinkan juara negara tuan rumah untuk ambil bagian dan Raja Casablanca memuncaki klasemen Liga Maroko pada tahun lalu.

Skenarionya seperti ini, setelah mengalahkan juara Oseania Auckland City pada pertandingan penyisihan, Raja akan kalah dari juara CONCACAF Monterrey di perempat final atau, jika tidak, dari tim Amerika Selatan Atletico Mineiro di semifinal.

Namun, setelah mengalahkan Auckland 2-1 berkat gol di fase akhir pertandingan, mereka mendapatkan momentum, mendapatkan kepercayaan diri, menaklukkan rival-rival dari Amerika Latin dan melaju ke final.

Sementara itu, juara Afrika Al Ahli dari Mesir disingkirkan wakil Asia Guangzhou Evergrande di perempat final.

Kepercayaan diri yang segar Para pemain mengatakan bahwa mantan pelatih Tunisia dan Libya Faouzi Benzarti, yang menggantikan Fakhir, telah membuat perbedaan.

"Ia tentu saja mengeluarkan yang terbaik dari kami dan memberi kami kepercayaan diri yang segar setelah laju hasil yang tidak menguntungkan," kata penyerang Mouhssine Iajour.

"Pendekatannya lebih menyerang daripada pelatih kami sebelumnya. Ia selalu ingin kami untuk menyerang, tidak masalah bagaimana hasil pertandingannya nanti." Gelandang Kouko Guehi, yang mencetak gol kemenangan ke gawang Monterrey di perempat final, menjanjikan timnya berisi para pejuang.

"Ini bukan hanya mengenai Raja, atau kota apapun secara terpisah, ini adalah mengenai Maroko secara keseluruhan," kata pemain asal Pantai Gading itu setelah kemenangan 3-1 atas Atletico Mineiro pada semifinal.

"Semua presiden klub datang kemari untuk mendukung kami, semua warga Maroko mendukung kami dan itu benar-benar membesarkan hati." "Kami akan berjuang pada final ini, memperlihatkan kepada mereka bahwa kami merupakan pria, para pejuang. Kami akan bertarung di semua lini untuk memenangi final ini." Ketua Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge mengingatkan kepada kubu Bavaria untuk tidak meremehkan lawannya.

"Tidak boleh ada rasa puas dan arogan hanya karena mereka tidak begitu dikenal di dunia sepak bola," ucapnya, kemudian ia menambahkan bahwa terdapat sedikit bahaya bagi timnya jika meremehkan lawannya.

"Tim ini begitu stabil, memiliki banyak karakter bagus, dan pelatih juga ambisius pada tahun ini. Semua dari mereka menginginkan trofi ini. Itu akan berarti bahwa kami harus memenangi segalanya untuk kemenangan ini." (ant/bm 10)