Tripoli - Wakil Kepala Intelejen Libya Mustfa Nuh dibebaskan oleh para penculiknya pada Senin sehari setelah mereka menyekapnya dekat bandar udara Tripoli, kata satu sumber di dinas intelejen.
"Nuh dibebaskan hari ini," kata sumber itu yang tak bersedia jatidirinya disebutkan.
Dia tak menyebutkan lebih rinci.
Pada Ahad, saluran televisi pribadi Al-Naba telah mengutip seorang saksi mata yang lolos dari penculikan. Saksi mata itu menceritakan insiden itu.
Mantan komandan pemberontak Ala Abu Hafess mengatakan kepada Al-Naba dia berada di satu mobil bersama Nuh ketika mereka disergap. Saat itu mereka meninggalkan bandara tersebut.
Sejumlah pria bersenjata memaksa mereka keluar dari mobil yang mereka tumpangi dan masuk ke kendaran lain, kata Abu Hafess, menambahkan bahwa dia dapat meloloskan diri dengan cara melompat keluar mobil itu.
"Saya lari. Mereka melepaskan tembakan ke arah saya tetapi saya selamat," kata dia.
Penculikan wakil kepala intelejen itu, yang berasal dari kota Misrata, di bagian pesisir barat Libya, terjadi di tengah-tengah ketegangan antara kelompok-kelompok bersenjata dari kampung halamannya dan kelompok lawan di Tripoli.
Lebih 40 orang meninggal dan ratusan cedera sejak Jumat ketika warga dari ibu kota Libya itu menentang kehadiran para milisi dari Misrata di Tripoli.
Kekerasan itu, yang paling mematikan di Tropli sejak revolusi 2011 yang menggulingkan diktator Muammar Gaddafi, menewaskan 43 orang dan lebih 450 orang cedera, kata Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri Sabtu.
Pada Jumat, satu kelompok anggota milisi melepaskan tembakan di Tripoli ke arah ratusan pemrotes, yang menuntut kelompok bersenjata dari Misrata, Libya Barat, keluar dari ibu kota.
Tiga pria bersenjata juga tewas dalam bentrokan tersebut, kata kantor berita resmi Libya, LANA.
Perdana Menteri Libya Ali Zeidan pada Sabtu (16/11) menyebut pembunuhan demonstran pada Jumat di Tripoli sebagai "kejahatan", dan mendesak semua kelompok bersenjata agar meninggalkan ibu kota negeri itu.
Ali Zeidan mengatakan dalam satu taklimat pemerintah pada Jumat malam telah memperoleh "informasi tambahan" yang mengkonfirmasi demonstran tersebut tak bersenjata dan turun ke jalan secara damai.
Ia menjanjikan tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang bertanggung jawab dan menyeru semua kelompok milisi agar meninggalkan Tripoli sejalan dengan hukum Kongres Nasional Umum pada 2013.
Taha Bashaga, Komandan Regional kelompok milisi Misrata, memberitahu satu stasiun TV, pemrotes itu "bersenjata dan melepaskan tembakan lebih dulu". Ia berkeras brigadenya takkan meninggalkan Tripoli sampai negeri tersebut menyusun undang-undang dasar baru. (ant/bm 10)
"Nuh dibebaskan hari ini," kata sumber itu yang tak bersedia jatidirinya disebutkan.
Dia tak menyebutkan lebih rinci.
Pada Ahad, saluran televisi pribadi Al-Naba telah mengutip seorang saksi mata yang lolos dari penculikan. Saksi mata itu menceritakan insiden itu.
Mantan komandan pemberontak Ala Abu Hafess mengatakan kepada Al-Naba dia berada di satu mobil bersama Nuh ketika mereka disergap. Saat itu mereka meninggalkan bandara tersebut.
Sejumlah pria bersenjata memaksa mereka keluar dari mobil yang mereka tumpangi dan masuk ke kendaran lain, kata Abu Hafess, menambahkan bahwa dia dapat meloloskan diri dengan cara melompat keluar mobil itu.
"Saya lari. Mereka melepaskan tembakan ke arah saya tetapi saya selamat," kata dia.
Penculikan wakil kepala intelejen itu, yang berasal dari kota Misrata, di bagian pesisir barat Libya, terjadi di tengah-tengah ketegangan antara kelompok-kelompok bersenjata dari kampung halamannya dan kelompok lawan di Tripoli.
Lebih 40 orang meninggal dan ratusan cedera sejak Jumat ketika warga dari ibu kota Libya itu menentang kehadiran para milisi dari Misrata di Tripoli.
Kekerasan itu, yang paling mematikan di Tropli sejak revolusi 2011 yang menggulingkan diktator Muammar Gaddafi, menewaskan 43 orang dan lebih 450 orang cedera, kata Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri Sabtu.
Pada Jumat, satu kelompok anggota milisi melepaskan tembakan di Tripoli ke arah ratusan pemrotes, yang menuntut kelompok bersenjata dari Misrata, Libya Barat, keluar dari ibu kota.
Tiga pria bersenjata juga tewas dalam bentrokan tersebut, kata kantor berita resmi Libya, LANA.
Perdana Menteri Libya Ali Zeidan pada Sabtu (16/11) menyebut pembunuhan demonstran pada Jumat di Tripoli sebagai "kejahatan", dan mendesak semua kelompok bersenjata agar meninggalkan ibu kota negeri itu.
Ali Zeidan mengatakan dalam satu taklimat pemerintah pada Jumat malam telah memperoleh "informasi tambahan" yang mengkonfirmasi demonstran tersebut tak bersenjata dan turun ke jalan secara damai.
Ia menjanjikan tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang bertanggung jawab dan menyeru semua kelompok milisi agar meninggalkan Tripoli sejalan dengan hukum Kongres Nasional Umum pada 2013.
Taha Bashaga, Komandan Regional kelompok milisi Misrata, memberitahu satu stasiun TV, pemrotes itu "bersenjata dan melepaskan tembakan lebih dulu". Ia berkeras brigadenya takkan meninggalkan Tripoli sampai negeri tersebut menyusun undang-undang dasar baru. (ant/bm 10)