JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih merajai hasil survei calon presiden RI. Survey Indonesia Research Center (IRC) menempatkan kader PDI perjuangan itu di urutan pertama dengan tingkat keterpilihan sebesar 36,2 persen.
Demikian hasil IRC yang diperoleh dari 8.200 responden. Sementara Wiranto dan Prabowo Subianto masih berebut menduduki peringkat kedua sebagai calon yang paling banyak dipilih untuk menjadi presiden Indonesia 2014.
Tingkat elektabilitas Wiranto berada di angka sekitar 10,7 persen dan Prabowo sekitar 9,4 persen.
"Persaingan ketat terjadi di posisi kedua. Dukungan terhadap Wiranto terlihat menguat berdasarkan survey yang dilakukan IRC pada September hingga Oktober ini," kata Peneliti IRC Yunita Mandolang dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Kamis (31/10/2013).
Yunita mengatakan dibandingkan survey yang dilakukan IRC pada Mei lalu yang dilakukan dengan metode yang sama, dengan jumlah responden 1978, elektabilitas Wiranto sudah naik 6 poin dalam empat bulan terakhir.
Saat itu, elektabilitas Wiranto baru di kisaran 4 persen, sementara Prabowo sudah mencapai sekitar 16 persen.
"Pascadeklarasi, pasangan Wiranto–Hary Tanoesoedibjo, capres-cawapres yang diusung partai Hanura memang terlihat intensif keliling ke berbagai daerah meningkatkan popularitasnya," katanya.
Meskipun urutan elektabilitas masih sangat mungkin berubah, namun elektabilitas Wiranto dan HT telah naik cukup signifikan. Kenaikan itu menggerus suara Prabowo, yang selama ini mengunci posisi kedua di berbagai survey.
Sementara itu, elektabilitas Megawati Soekarnoputri dan Aburizal Bakrie belum banyak bergeser dibandingkan survei IRC yang dilakukan empat bulan lalu, yaitu berturut-turut berada di kisaran 8 dan 6 persen. "Tingginya tingkat elektabilitas Golkar (14.48 persen) nampaknya tidak dapat mengalirkan suara untuk Aburizal Bakrie yang hanya memiliki kisaran elektabilitas sekitar 7,6 persen," kata Yunita.
Hal ini, kata Yunita, menunjukkan bahwa sebagai Ketua Umum, Aburizal Bakrie tidak mampu menjadi magnet bagi konstituen partai. Sementara dari segi wilayah Surya Paloh mendapat elektabilitas tertinggi di Nanggroe Aceh Darussalam dengan angka sekitar 30 persen yang merupakan elektabiltas terunggul dibandingkan untuk Jokowi yang mencapai sekitar 26 persen. Sedangkan, Jusuf Kalla sangat kuat di Sulawesi Selatan dengan jumlah pemilih 43 persen.
Mengenai elektabilitas partai politik, PDIP dan Golkar masih menempati posisi teratas dalam survei IRC dengan elektabilitas sebesar 19,4 persen dan 14,48 persen. Yunita mengungkapkan, tingginya kepercayaan masyarakat terhadap PDIP nampaknya hanya terjadi di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar Jawa seperti di Sulawesi Selatan, Maluku, Sumatera dan sebagian Jawa Barat milik partai berlambang beringin.
Sementara untuk posisi ke tiga, lanjutnya, ada tiga parpol yang saling menyalip memperebutkan posisi ini yakni Gerindra 8,08 persen; Demokrat 7,79 persen dan Hanura 7,13 persen.
"Rupanya pengambilalihan kursi Ketua Umum Demokrat oleh SBY tetap saja tidak mampu memulihkan kepercayaan masyarakat. Kebangkrutan politik akan terus dialami Demokrat, jika Gerindra dan Hanura mampu mengakumulasi dukungan dan membangun kepercayaan publik, apalagi kedua partai ini dikenal sebagai partai yang bersih," ungkapnya.
Indonesia Research Centre (IRC) telah menjalankan survei pemilu 2014 di seluruh provinsi. Responden dipilih secara acak sistematik bertingkat (multistage random). Data yang terkumpul dari survey tatap muka menggunakan kuesioner yang dijalankan pada 25 September 2013 lalu, saat ini sedang dalam tahap pengolahan dari 8200 responden. Hasil survey ini diperoleh dari responden yang domisili di 14 provinsi di Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Jumlah responden di setiap provinsi ditentukan secara proporsional. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, ambang kesalahan kurang lebih 0,77 persen. (Sumber: Tribunnews.com)
Demikian hasil IRC yang diperoleh dari 8.200 responden. Sementara Wiranto dan Prabowo Subianto masih berebut menduduki peringkat kedua sebagai calon yang paling banyak dipilih untuk menjadi presiden Indonesia 2014.
Tingkat elektabilitas Wiranto berada di angka sekitar 10,7 persen dan Prabowo sekitar 9,4 persen.
"Persaingan ketat terjadi di posisi kedua. Dukungan terhadap Wiranto terlihat menguat berdasarkan survey yang dilakukan IRC pada September hingga Oktober ini," kata Peneliti IRC Yunita Mandolang dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Kamis (31/10/2013).
Yunita mengatakan dibandingkan survey yang dilakukan IRC pada Mei lalu yang dilakukan dengan metode yang sama, dengan jumlah responden 1978, elektabilitas Wiranto sudah naik 6 poin dalam empat bulan terakhir.
Saat itu, elektabilitas Wiranto baru di kisaran 4 persen, sementara Prabowo sudah mencapai sekitar 16 persen.
"Pascadeklarasi, pasangan Wiranto–Hary Tanoesoedibjo, capres-cawapres yang diusung partai Hanura memang terlihat intensif keliling ke berbagai daerah meningkatkan popularitasnya," katanya.
Meskipun urutan elektabilitas masih sangat mungkin berubah, namun elektabilitas Wiranto dan HT telah naik cukup signifikan. Kenaikan itu menggerus suara Prabowo, yang selama ini mengunci posisi kedua di berbagai survey.
Sementara itu, elektabilitas Megawati Soekarnoputri dan Aburizal Bakrie belum banyak bergeser dibandingkan survei IRC yang dilakukan empat bulan lalu, yaitu berturut-turut berada di kisaran 8 dan 6 persen. "Tingginya tingkat elektabilitas Golkar (14.48 persen) nampaknya tidak dapat mengalirkan suara untuk Aburizal Bakrie yang hanya memiliki kisaran elektabilitas sekitar 7,6 persen," kata Yunita.
Hal ini, kata Yunita, menunjukkan bahwa sebagai Ketua Umum, Aburizal Bakrie tidak mampu menjadi magnet bagi konstituen partai. Sementara dari segi wilayah Surya Paloh mendapat elektabilitas tertinggi di Nanggroe Aceh Darussalam dengan angka sekitar 30 persen yang merupakan elektabiltas terunggul dibandingkan untuk Jokowi yang mencapai sekitar 26 persen. Sedangkan, Jusuf Kalla sangat kuat di Sulawesi Selatan dengan jumlah pemilih 43 persen.
Mengenai elektabilitas partai politik, PDIP dan Golkar masih menempati posisi teratas dalam survei IRC dengan elektabilitas sebesar 19,4 persen dan 14,48 persen. Yunita mengungkapkan, tingginya kepercayaan masyarakat terhadap PDIP nampaknya hanya terjadi di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar Jawa seperti di Sulawesi Selatan, Maluku, Sumatera dan sebagian Jawa Barat milik partai berlambang beringin.
Sementara untuk posisi ke tiga, lanjutnya, ada tiga parpol yang saling menyalip memperebutkan posisi ini yakni Gerindra 8,08 persen; Demokrat 7,79 persen dan Hanura 7,13 persen.
"Rupanya pengambilalihan kursi Ketua Umum Demokrat oleh SBY tetap saja tidak mampu memulihkan kepercayaan masyarakat. Kebangkrutan politik akan terus dialami Demokrat, jika Gerindra dan Hanura mampu mengakumulasi dukungan dan membangun kepercayaan publik, apalagi kedua partai ini dikenal sebagai partai yang bersih," ungkapnya.
Indonesia Research Centre (IRC) telah menjalankan survei pemilu 2014 di seluruh provinsi. Responden dipilih secara acak sistematik bertingkat (multistage random). Data yang terkumpul dari survey tatap muka menggunakan kuesioner yang dijalankan pada 25 September 2013 lalu, saat ini sedang dalam tahap pengolahan dari 8200 responden. Hasil survey ini diperoleh dari responden yang domisili di 14 provinsi di Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Jumlah responden di setiap provinsi ditentukan secara proporsional. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, ambang kesalahan kurang lebih 0,77 persen. (Sumber: Tribunnews.com)