Ambon - Jajaran Kepolisian Resort Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease masih melakukan penyelidikan intensif guna mengungkap modus pembunuhan warga Mamala, Kecamatan Leihitu atau Pulau Ambon di Kabupaten Maluku Tengah pada Sabtu(26/10).
"Petugas belum mengetahui secara pasti tujuan orang tak dikenal melakukan pembunuhan terhadap Abdul Razak Sellay (62) karena keterangan saksi belum mengarah kepada tersangka," kata Wakapolres setempat, Kompol Sutarno di Ambon, Jumat.
Setelah kasus kematian Abdul Razak yang sedang memanen bunga cengkihnya di kebun, Polres Ambon telah meminta keterangan empat orang warga sebagai saksi.
Wakapolres mengatakan, kelihatannya para saksi yang diperiksa ini bukan termasuk orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) sehingga menjadi kendala tersendiri bagi aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku pembunuhan.
"Kalau pelakunya sudah teridentifikasi dan polisi bisa menagkapnya baru dapat diketahui apa sesungguhnya modus mereka, apakah untuk memancing bentrokan secara terbuka antara warga Mamala dengan Morela, atau ada indikasi lain," katanya.
Karena beberapa insiden sejak tahun lalu, seperti penembakan warga oleh OTK di tengah hutan dan pengrusakan perahu oleh segelintir orang telah memicu bentrokan secara terbuka antara dua warga desa bertetangga ini.
Pascakematian Abdul Razak, aparat keamanan gabungan dari unsur Polres, Brimob dan TNI-AD sebanyak empat SSK telah ditempatkan guna melakukan pengamanan di daerah tersebut dan situasi kamtibmas di Mamala-Morela saat ini kondusif.
Awalnya Warga Mamala meminta bantuan aparat keamanan BKO dari Yonif 611/AWL untuk mencari korban yang pergi memanen numga cengkih di kebunnya di dalam hutan sejak Sabtu (26/10) lalu.
Ternyata korban ditemukan pada Minggu, (27/10) dalam kondisi mengenaskan dan sudah tidak bernyawa akibat menderita luka-luka di bagian tengkuk, paha kiri dan pinggul akibat terkena benda tajam sehingga menyebabkan Abdul Razak meninggal dunia di dalam kebunnya. (ant/bm 10)
"Petugas belum mengetahui secara pasti tujuan orang tak dikenal melakukan pembunuhan terhadap Abdul Razak Sellay (62) karena keterangan saksi belum mengarah kepada tersangka," kata Wakapolres setempat, Kompol Sutarno di Ambon, Jumat.
Setelah kasus kematian Abdul Razak yang sedang memanen bunga cengkihnya di kebun, Polres Ambon telah meminta keterangan empat orang warga sebagai saksi.
Wakapolres mengatakan, kelihatannya para saksi yang diperiksa ini bukan termasuk orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) sehingga menjadi kendala tersendiri bagi aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku pembunuhan.
"Kalau pelakunya sudah teridentifikasi dan polisi bisa menagkapnya baru dapat diketahui apa sesungguhnya modus mereka, apakah untuk memancing bentrokan secara terbuka antara warga Mamala dengan Morela, atau ada indikasi lain," katanya.
Karena beberapa insiden sejak tahun lalu, seperti penembakan warga oleh OTK di tengah hutan dan pengrusakan perahu oleh segelintir orang telah memicu bentrokan secara terbuka antara dua warga desa bertetangga ini.
Pascakematian Abdul Razak, aparat keamanan gabungan dari unsur Polres, Brimob dan TNI-AD sebanyak empat SSK telah ditempatkan guna melakukan pengamanan di daerah tersebut dan situasi kamtibmas di Mamala-Morela saat ini kondusif.
Awalnya Warga Mamala meminta bantuan aparat keamanan BKO dari Yonif 611/AWL untuk mencari korban yang pergi memanen numga cengkih di kebunnya di dalam hutan sejak Sabtu (26/10) lalu.
Ternyata korban ditemukan pada Minggu, (27/10) dalam kondisi mengenaskan dan sudah tidak bernyawa akibat menderita luka-luka di bagian tengkuk, paha kiri dan pinggul akibat terkena benda tajam sehingga menyebabkan Abdul Razak meninggal dunia di dalam kebunnya. (ant/bm 10)