Gorontalo - Sebanyak 18 penyelam di Gorontalo menyajikan teatrikal guna memperingati Hari Pahlawan, yang jatuh pada 10 November.
Aksi itu dilakukan di kedalaman laut 10 hingga 15 meter di Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, Minggu, selama 25 menit.
Teatrikal bertema "Lestari Lautku, Merdeka Bangsaku" itu menampilkan kisah perjuangan merebut pertahanan Belanda dan sekutunya saat menjajah Indonesia.
Pasukan Indonesia digambarkan mengenakan kaus putih dengan lilitan sarung, ikat kepala dan dipersenjatai bambu runcing.
Sementara pasukan Belanda mengenakan seragam militer sedang berjaga-jaga di benteng pertahanannya.
Berbekal keberanian dan bambu runcing, pasukan Indonesia berhasil melumpuhkan Belanda dan merobek bagian biru dari bendera negara tersebut hingga kemudian mengibarkan bendera merah putih.
"Kami ingin mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat di Indonesia bahwa perjuangan untuk bangsa ini belum berakhir. Indonesia memang sudah merdeka, namun sumber daya alam kita masih terus dijajah," ungkap Koordinator aksi tersebut, Wawan Iko.
Menurutnya, 70 persen wilayah Indonesia terdiri atas laut dengan kekayaan biotanya, menjadi sasaran empuk negara atau pihak lain untuk melakukan eksploitasi.
"Masyarakat bisa terbebas dari penjajahan dan kemiskinan hanya dengan menjaga lautnya, karena laut adalah salah satu kekuatan bangsa kita," tandasnya.
Teatrikal itu dipersembahkan oleh sejumlah komunitas penyelam yakni TLG Eco Dive Centre, Tomini Diving Centre, Wawaks Group Divers, Gorontalo Diving Centre, Aqua Dive Centre yang berada dibawah naungan Persatuan Olahraga Selam Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Provinsi Gorontalo.
Molotabu merupakan salah satu dari puluhan titik penyelaman di Gorontalo bagian Selatan, yang memiliki terumbu karang beragam dan masih terjaga, jarak pandang yang baik dan mudah diakses. (ant/bm 10)
Aksi itu dilakukan di kedalaman laut 10 hingga 15 meter di Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, Minggu, selama 25 menit.
Teatrikal bertema "Lestari Lautku, Merdeka Bangsaku" itu menampilkan kisah perjuangan merebut pertahanan Belanda dan sekutunya saat menjajah Indonesia.
Pasukan Indonesia digambarkan mengenakan kaus putih dengan lilitan sarung, ikat kepala dan dipersenjatai bambu runcing.
Sementara pasukan Belanda mengenakan seragam militer sedang berjaga-jaga di benteng pertahanannya.
Berbekal keberanian dan bambu runcing, pasukan Indonesia berhasil melumpuhkan Belanda dan merobek bagian biru dari bendera negara tersebut hingga kemudian mengibarkan bendera merah putih.
"Kami ingin mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat di Indonesia bahwa perjuangan untuk bangsa ini belum berakhir. Indonesia memang sudah merdeka, namun sumber daya alam kita masih terus dijajah," ungkap Koordinator aksi tersebut, Wawan Iko.
Menurutnya, 70 persen wilayah Indonesia terdiri atas laut dengan kekayaan biotanya, menjadi sasaran empuk negara atau pihak lain untuk melakukan eksploitasi.
"Masyarakat bisa terbebas dari penjajahan dan kemiskinan hanya dengan menjaga lautnya, karena laut adalah salah satu kekuatan bangsa kita," tandasnya.
Teatrikal itu dipersembahkan oleh sejumlah komunitas penyelam yakni TLG Eco Dive Centre, Tomini Diving Centre, Wawaks Group Divers, Gorontalo Diving Centre, Aqua Dive Centre yang berada dibawah naungan Persatuan Olahraga Selam Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Provinsi Gorontalo.
Molotabu merupakan salah satu dari puluhan titik penyelaman di Gorontalo bagian Selatan, yang memiliki terumbu karang beragam dan masih terjaga, jarak pandang yang baik dan mudah diakses. (ant/bm 10)