Bangkok - Para pendemo Thailand memutus aliran listrik ke markas kepolisian nasional pada Kamis, kata seorang pejabat senior, dan mengabaikan permintaan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk mengakhiri aksi massa tersebut.
"Para pendemo memutus pasok listrik ke Markas Kepolisian Nasional. Sekarang kami beroperasi dengan menggunakan generator," kata Letjen Polisi Prawut Thavornsiri kepada AFP.
Sebuah rumah sakit yang bersebelahan dengan markas polisi di Bangkok tengah itu membantah laporan yang menyebutkan pihaknya turut terimbas oleh aksi tersebut.
"Sampai saat ini Rumah Sakit Umum Polisi tidak terpengaruh oleh pemutusan listrik karena kami menggunakan jalur berbeda dengan markas polisi. Hanya unit forensik saja yang terpengaruh," kata direktur rumah sakit itu Jongjet Aojenpong.
Demonstrasi tersebut merupakan aksi terbesar yang pernah dilakukan sejak tiga tahun lalu, yang telah membuat negara tersebut terperosok dalam kemelut sipil terburuk sepanjang beberapa dasawarsa dengan lebih dari 90 orang tewas dan hampir 1.900 lainnya terluka.
Yingluck dengan mudah lolos dari pemungutan suara untuk menetapkan mosi tidak percaya parlemen pada Kamis. Ia mendesak pendemo untuk mengakhiri penguasaan atau blokade terhadap sejumlah kementerian.
Sekitar 180 ribu orang bergabung dalam demonstrasi pada Minggu, namun jumlah peserta kemudian menurun drastis. (ant/bm 10)
"Para pendemo memutus pasok listrik ke Markas Kepolisian Nasional. Sekarang kami beroperasi dengan menggunakan generator," kata Letjen Polisi Prawut Thavornsiri kepada AFP.
Sebuah rumah sakit yang bersebelahan dengan markas polisi di Bangkok tengah itu membantah laporan yang menyebutkan pihaknya turut terimbas oleh aksi tersebut.
"Sampai saat ini Rumah Sakit Umum Polisi tidak terpengaruh oleh pemutusan listrik karena kami menggunakan jalur berbeda dengan markas polisi. Hanya unit forensik saja yang terpengaruh," kata direktur rumah sakit itu Jongjet Aojenpong.
Demonstrasi tersebut merupakan aksi terbesar yang pernah dilakukan sejak tiga tahun lalu, yang telah membuat negara tersebut terperosok dalam kemelut sipil terburuk sepanjang beberapa dasawarsa dengan lebih dari 90 orang tewas dan hampir 1.900 lainnya terluka.
Yingluck dengan mudah lolos dari pemungutan suara untuk menetapkan mosi tidak percaya parlemen pada Kamis. Ia mendesak pendemo untuk mengakhiri penguasaan atau blokade terhadap sejumlah kementerian.
Sekitar 180 ribu orang bergabung dalam demonstrasi pada Minggu, namun jumlah peserta kemudian menurun drastis. (ant/bm 10)