Timika - Pemerintah Provinsi Papua melalui PT Semen Papua dalam waktu dekat akan memulai pembangunan pabrik semen di kawasan Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur.
Kepala Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, Adolf Haley kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan pembangunan pabrik semen Papua itu direncanakan mulai 2014 setelah dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ditandatangani oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.
Belum lama ini digelar rapat komisi AMDAL bertempat di Hotel Serayu Timika untuk meminta masukan dari berbagai pihak terkait termasuk masyarakat adat pemilik hak ulayat sebagai salah satu pemangku kepentingan.
Dalam rapat terakhir komisi AMDAL tersebut, semua pihak memberikan dukungan dan persetujuan untuk pembangunan PT Semen Papua di lokasi kawasan Pelabuhan Paumako pada lahan seluas lima hektare.
"Pada saat rapat terakhir itu semua pihak sudah menerima dokumen AMDAL untuk pembangunan Pabrik Semen Papua dengan beberapa catatan untuk perbaikan. Salah satu catatan yaitu agar kawasan Tipuka juga masuk dalam kajian AMDAL," jelas Haley.
Menurut Haley, setelah beberapa catatan tersebut diakomodasi dalam kajian AMDAL maka Gubernur Papua sudah bisa menandatangani dokumen AMDAL untuk dimulainya pembangunan tahap pertama pabrik semen Papua.
Pemerintah Provinsi Papua membutuhkan dana sedikitnya Rp1,9 triliun untuk membangun pabrik semen di Timika yang rencananya akan direalisasikan mulai tahun ini.
Untuk tahap awal, PT Semen Papua akan memproduksi semen curah. Bahan baku semen didatangkan dari pabrik semen lain, sementara proses packingnya akan dilakukan di Timika.
Staf Ahli Gubernur Papua, Dr Agus Sumule beberapa waktu lalu mengatakan Pemprov Papua masih menjajaki kerja sama dengan sejumlah bank guna menalangi dana pembangunan pabrik semen tersebut.
"Yang jelas Pemprov Papua tidak akan mengambil satu sen pun dari dana APBD untuk merealisasikan pembangunan pabrik semen di Timika," kata Sumule.
Dalam kunjungan kerja ke Papua beberapa waktu lalu, katanya, pimpinan PT Bank Mandiri Tbk menyatakan akan mempertimbangkan mendukung investasi pabrik semen di Papua.
Selain itu, Bank Papua akan membentuk konsorsium untuk menggalang dana pembangunan pabrik semen di Papua.
Menurut Agus, pabrik semen yang akan dibangun di Timika menggunakan bahan baku tailing atau pasir sisa tambang (sirsat) PT Freeport Indonesia yang saat ini diendapkan di wilayah dataran rendah Mimika.
Dalam rangka itu, Pemprov Papua telah melakukan studi ekonomi dan studi fisik enginering untuk mengetahui potensi batuan kapur yang ada di Timika.
Pemprov Papua bahkan melakukan studi banding ke PT Semen Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga memiliki pabrik semen dan sempat macet selama beberapa waktu.
Dua studi yang dilakukan, katanya, menunjukkan bahwa pabrik semen layak atau visibel dibangun di Timika, Papua.
"Kami sementara mempersiapkan rekrutmen anak-anak Papua yang akan kita kirim untuk dididik dan dilatih di sejumlah pabrik semen di Indonesia. Pembangunan fisik juga akan dilakukan mulai tahun ini," jelasnya.
Pabrik semen di Timika ini ditargetkan akan mampu memproduksi semen dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan produksinya akan meningkat hingga tiga juta ton per tahun.
"Semen merupakan kebutuhan pokok pembangunan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rakyat Papua dengan harga yang murah. Selain itu, dengan dibangunnya industri ini maka anak-anak Papua yang akan mengoperasikannya sendiri," jelas Agus.
Harga semen di sejumlah daerah di Papua terutama di wilayah pegunungan tengah hingga saat ini masih sangat mahal.
Di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya semen dijual sekitar Rp500 ribu per zak dan di Mulia ibukota Kabupaten Puncak Jaya dijual seharga Rp1 juta per zak.
Sedangkan di Timika dan Jayapura, harga semen berkisar Rp80 ribu-Rp85 ribu per zak.
Mahalnya harga bahan bangunan itu lantaran diangkut dengan pesawat terbang dari Sentani Jayapura. (ant/bm 10)
Kepala Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, Adolf Haley kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan pembangunan pabrik semen Papua itu direncanakan mulai 2014 setelah dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ditandatangani oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.
Belum lama ini digelar rapat komisi AMDAL bertempat di Hotel Serayu Timika untuk meminta masukan dari berbagai pihak terkait termasuk masyarakat adat pemilik hak ulayat sebagai salah satu pemangku kepentingan.
Dalam rapat terakhir komisi AMDAL tersebut, semua pihak memberikan dukungan dan persetujuan untuk pembangunan PT Semen Papua di lokasi kawasan Pelabuhan Paumako pada lahan seluas lima hektare.
"Pada saat rapat terakhir itu semua pihak sudah menerima dokumen AMDAL untuk pembangunan Pabrik Semen Papua dengan beberapa catatan untuk perbaikan. Salah satu catatan yaitu agar kawasan Tipuka juga masuk dalam kajian AMDAL," jelas Haley.
Menurut Haley, setelah beberapa catatan tersebut diakomodasi dalam kajian AMDAL maka Gubernur Papua sudah bisa menandatangani dokumen AMDAL untuk dimulainya pembangunan tahap pertama pabrik semen Papua.
Pemerintah Provinsi Papua membutuhkan dana sedikitnya Rp1,9 triliun untuk membangun pabrik semen di Timika yang rencananya akan direalisasikan mulai tahun ini.
Untuk tahap awal, PT Semen Papua akan memproduksi semen curah. Bahan baku semen didatangkan dari pabrik semen lain, sementara proses packingnya akan dilakukan di Timika.
Staf Ahli Gubernur Papua, Dr Agus Sumule beberapa waktu lalu mengatakan Pemprov Papua masih menjajaki kerja sama dengan sejumlah bank guna menalangi dana pembangunan pabrik semen tersebut.
"Yang jelas Pemprov Papua tidak akan mengambil satu sen pun dari dana APBD untuk merealisasikan pembangunan pabrik semen di Timika," kata Sumule.
Dalam kunjungan kerja ke Papua beberapa waktu lalu, katanya, pimpinan PT Bank Mandiri Tbk menyatakan akan mempertimbangkan mendukung investasi pabrik semen di Papua.
Selain itu, Bank Papua akan membentuk konsorsium untuk menggalang dana pembangunan pabrik semen di Papua.
Menurut Agus, pabrik semen yang akan dibangun di Timika menggunakan bahan baku tailing atau pasir sisa tambang (sirsat) PT Freeport Indonesia yang saat ini diendapkan di wilayah dataran rendah Mimika.
Dalam rangka itu, Pemprov Papua telah melakukan studi ekonomi dan studi fisik enginering untuk mengetahui potensi batuan kapur yang ada di Timika.
Pemprov Papua bahkan melakukan studi banding ke PT Semen Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga memiliki pabrik semen dan sempat macet selama beberapa waktu.
Dua studi yang dilakukan, katanya, menunjukkan bahwa pabrik semen layak atau visibel dibangun di Timika, Papua.
"Kami sementara mempersiapkan rekrutmen anak-anak Papua yang akan kita kirim untuk dididik dan dilatih di sejumlah pabrik semen di Indonesia. Pembangunan fisik juga akan dilakukan mulai tahun ini," jelasnya.
Pabrik semen di Timika ini ditargetkan akan mampu memproduksi semen dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan produksinya akan meningkat hingga tiga juta ton per tahun.
"Semen merupakan kebutuhan pokok pembangunan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rakyat Papua dengan harga yang murah. Selain itu, dengan dibangunnya industri ini maka anak-anak Papua yang akan mengoperasikannya sendiri," jelas Agus.
Harga semen di sejumlah daerah di Papua terutama di wilayah pegunungan tengah hingga saat ini masih sangat mahal.
Di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya semen dijual sekitar Rp500 ribu per zak dan di Mulia ibukota Kabupaten Puncak Jaya dijual seharga Rp1 juta per zak.
Sedangkan di Timika dan Jayapura, harga semen berkisar Rp80 ribu-Rp85 ribu per zak.
Mahalnya harga bahan bangunan itu lantaran diangkut dengan pesawat terbang dari Sentani Jayapura. (ant/bm 10)