Random Posts

header ads

Stok Obat Malaria di Mimika Masih Kosong

Timika - Stok obat malaria jenis dehidro artemisinin pepraquin (DHP) di Kabupaten Mimika, Papua hingga kini masih kosong.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan pada Dinkes Mimika, Saiful Taqin kepada Antara di Timika, Senin mengatakan stok obat DHP sebetulnya sudah dikirim dari Kemenkes ke Dinkes Papua di Jayapura. Namun hingga saat ini obat tersebut belum dikirim ke Timika.

"Sebetulnya obat ini sudah ada di Jayapura. Kita berharap secepatnya dikirim ke Timika karena kita sangat membutuhkan sekali," tutur Saiful.

Dalam pertemuan belum lama ini di Dinkes Provinsi Papua di Jayapura, disebutkan bahwa Papua mendapat alokasi 600 ribu kure (satu kure berisi delapan tablet) obat DHP pengadaan Kemenkes.

Dari alokasi itu, Kabupaten Mimika mendapat alokasi sekitar 90 ribu kure obat DHP. Untuk memenuhi kebutuhan obat tersebut, Pemkab Mimika melalui APBD 2013 juga berencana mendatangkan sekitar 21 ribu kure obat DHP.

Menurut Saiful, kekosongan obat DHP di Mimika sudah terjadi sekitar empat bulan sejak Juni 2013. Kabupaten Mimika merupakan pengguna obat DHP tertinggi di seluruh Papua bahkan di seluruh Indonesia lantaran tingginya angka kasus gigitan nyamuk malaria.

Sesuai data Dinkes Mimika dari semua rumah sakit, puskesmas dan pusat layanan kesehatan setempat, angka kesakitan malaria yang terlapor pada 2012 sebanyak 126 ribu kasus.

Penggunaan obat DHP di Mimika untuk menangani kasus penyakit malaria sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir sejak sekitar 2007. Obat yang masih diimpor dari luar negeri itu dianggap paling ampuh untuk mengobati pasien malaria di Mimika yang terkenal sangat ganas terutama penyakit malaria plasmodium falcipharum (malaria tropika).

Saiful mengatakan, sebetulnya di Mimika masih tersedia obat malaria jenis lainnya seperti obat ARCO (Artemisinin Naphthoquine Combination) dan obat kina. Obat ARCO sejauh ini baru dipakai di kalangan terbatas terutama prajurit TNI dan untuk kegiatan survielens. Sementara obat kina sulit diterima pasien yang sudah terbiasa mengonsumsi obat DHP lantaran obat kina harus diminum selama seminggu.

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua yang membidangi program penelitian malaria di Timika, setelah penggunaan obat DHP di Mimika, tingkat kematian pasien malaria di wilayah itu menurun drastis.

"Dulu sebelum ada obat DHP tingkat kematian pasien malaria di Mimika sangat tinggi. Setelah penggunaan obat DHP, angkanya menurun drastis. Itu sesuai hasil surveilens dan juga hasil penelitian. Makanya kita berharap mudah-mudahan dalam minggu ini sudah ada stok obat DHP karena stok di semua unit layanan kesehatan sudah habis," harap Saiful.

Selama stok obat tersebut kosong, Mimika mendapat kiriman sekitar 4.000 kure obat DHP dari Kemenkes yang diambil dari daerah Bima, NTB dan Riau. (ant/bm 10)