Rumah dan taman di Jerman menjadi saksi bisu 'kemesraan' mantan Presiden BJ Habibie dengan mantan Pangkostrad Letjen Purn Prabowo Subianto. Keduanya tertawa lepas saat bertemu di kediaman Habibie kawasan Kakerbeck di Hamburg, Jerman.
Habibie dan Prabowo berbicara santai sambil makan siang, Selasa (29/10) waktu setempat. Sorenya, Habibie dan Prabowo ngopi sore ditemani kudapan ringan. Pertemuan keduanya diceritakan oleh Wakil Sekjen Partai Gerindra, Sudaryono yang mengikuti Prabowo ke Jerman.
"Undangan disampaikan langsung dari Pak Habibie ke Pak Prabowo melalui sekretaris pribadi beliau. Mereka membicarakan banyak hal, terutama terkait strategi dan cita-cita mewujudkan kemandirian bangsa di sektor transportasi udara," ujar Sudaryono yang ikut mendampingi Prabowo, Rabu (30/10).
Dalam pertemuan yang berlangsung tiga jam dalam suasana yang sangat akrab dan bersahabat, Habibie menjelaskan kepada Prabowo di kafe Seeburg dan di rumahnya bahwa siapapun yang memimpin Indonesia ke depan harus memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia, yang sejatinya dapat diwujudkan dengan transportasi udara yang baik.
Prabowo mengatakan kepada Habibie, bahwa Partai Gerindra adalah satu-satunya partai politik di Indonesia yang secara tertulis, hitam di atas putih menyatakan bahwa jika mendapatkan mandat untuk memimpin di 2014 akan membangkitkan kembali produksi pesawat terbang dalam negeri.
Prabowo berada di Eropa dalam rangka menghadiri beberapa pertemuan bisnis dan juga undangan silaturahmi dengan masyarakat Indonesia di Eropa, yang rencananya akan diselenggarakan hari Rabu, 30 Oktober 2013 di Den Haag, Belanda.
Pertemuan Habibie dan Prabowo mencairkan kebekuan hubungan keduanya menyusul situasi krisis politik pada 1998. Saat itu Prabowo dicopot dari posisi Pangkostrad. Berseragam loreng lengkap dengan kopel dan senjata, Prabowo datang ke Wisma Negara, pada 22 Mei 1998. Misi Prabowo jelas, ingin menghadap Presiden BJ Habibie .
Prabowo datang dengan dua kendaraan, salah satunya ditumpangi oleh pengawal. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu ingin menanyakan jabatannya yang baru saja dicopot. Sebelum bertemu Habibie, Prabowo diperiksa secara ketat, senjata yang dibawa juga dilucuti oleh pasukan pengawal presiden.
Pencopotan dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Terjadi dialog panas antara keduanya.
Situasi panas itu kini mencair. Sebelum pertemuan usai, Habibie mengajak Prabowo untuk berkeliling kediamannya dan duduk di bangku berwarna merah yang bersejarah. "Prabowo, tahun 2003 lalu SBY datang ke sini dan duduk di bangku ini. Tahun berikutnya ia menjadi Presiden. Sekarang Prabowo datang tahun 2013, dan juga duduk di bangku yang sama" ujar Habibie. (Sumber: Merdeka.com)
Habibie dan Prabowo berbicara santai sambil makan siang, Selasa (29/10) waktu setempat. Sorenya, Habibie dan Prabowo ngopi sore ditemani kudapan ringan. Pertemuan keduanya diceritakan oleh Wakil Sekjen Partai Gerindra, Sudaryono yang mengikuti Prabowo ke Jerman.
"Undangan disampaikan langsung dari Pak Habibie ke Pak Prabowo melalui sekretaris pribadi beliau. Mereka membicarakan banyak hal, terutama terkait strategi dan cita-cita mewujudkan kemandirian bangsa di sektor transportasi udara," ujar Sudaryono yang ikut mendampingi Prabowo, Rabu (30/10).
Dalam pertemuan yang berlangsung tiga jam dalam suasana yang sangat akrab dan bersahabat, Habibie menjelaskan kepada Prabowo di kafe Seeburg dan di rumahnya bahwa siapapun yang memimpin Indonesia ke depan harus memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia, yang sejatinya dapat diwujudkan dengan transportasi udara yang baik.
Prabowo mengatakan kepada Habibie, bahwa Partai Gerindra adalah satu-satunya partai politik di Indonesia yang secara tertulis, hitam di atas putih menyatakan bahwa jika mendapatkan mandat untuk memimpin di 2014 akan membangkitkan kembali produksi pesawat terbang dalam negeri.
Prabowo berada di Eropa dalam rangka menghadiri beberapa pertemuan bisnis dan juga undangan silaturahmi dengan masyarakat Indonesia di Eropa, yang rencananya akan diselenggarakan hari Rabu, 30 Oktober 2013 di Den Haag, Belanda.
Pertemuan Habibie dan Prabowo mencairkan kebekuan hubungan keduanya menyusul situasi krisis politik pada 1998. Saat itu Prabowo dicopot dari posisi Pangkostrad. Berseragam loreng lengkap dengan kopel dan senjata, Prabowo datang ke Wisma Negara, pada 22 Mei 1998. Misi Prabowo jelas, ingin menghadap Presiden BJ Habibie .
Prabowo datang dengan dua kendaraan, salah satunya ditumpangi oleh pengawal. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu ingin menanyakan jabatannya yang baru saja dicopot. Sebelum bertemu Habibie, Prabowo diperiksa secara ketat, senjata yang dibawa juga dilucuti oleh pasukan pengawal presiden.
Pencopotan dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Terjadi dialog panas antara keduanya.
Situasi panas itu kini mencair. Sebelum pertemuan usai, Habibie mengajak Prabowo untuk berkeliling kediamannya dan duduk di bangku berwarna merah yang bersejarah. "Prabowo, tahun 2003 lalu SBY datang ke sini dan duduk di bangku ini. Tahun berikutnya ia menjadi Presiden. Sekarang Prabowo datang tahun 2013, dan juga duduk di bangku yang sama" ujar Habibie. (Sumber: Merdeka.com)