Jakarta - Ketua Fraksi PAN di DPR, Tjatur Sapto Edy meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pers Tanah Air introspeksi diri. Hal ini diungkapkannya terkait pernyataan SBY yang mengaku telah menjadi korban pers.
"Saya kira dua-duanya perlu introspeksi dan menjalin kembali silaturahim, sehingga prasangka tidak terjadi lagi," kata Tjatur kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10).
Menurut Tjatur, satu yang tak bisa dilepaskan dari pers adalah bagian dari kebebasan berdemokrasi. Secara tak langsung, pers bertugas sebagai pengawas kinerja eksekutif, legislatif dan yudikatif.
"Di era demokrasi kedudukan pers sangat penting," ujarnya.
Namun, dalam perkembangannya, sebagian pers juga sarat kepentingan pihak tertentu. Bila dikaitkan dengan curhatan SBY, maka perlu adanya perbaikan.
"Manusia bisa mengeluh. Artinya itu berarti memang ada sesuatu yang perlu diperbaiki," terangnya.
Saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, SBY mengatakan dirinya merupakan salah satu dari korban pers. Namun dirinya juga berterimakasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterimakasih kepada pers," kata SBY saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/10). (Sumber: Merdeka.com)
"Saya kira dua-duanya perlu introspeksi dan menjalin kembali silaturahim, sehingga prasangka tidak terjadi lagi," kata Tjatur kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10).
Menurut Tjatur, satu yang tak bisa dilepaskan dari pers adalah bagian dari kebebasan berdemokrasi. Secara tak langsung, pers bertugas sebagai pengawas kinerja eksekutif, legislatif dan yudikatif.
"Di era demokrasi kedudukan pers sangat penting," ujarnya.
Namun, dalam perkembangannya, sebagian pers juga sarat kepentingan pihak tertentu. Bila dikaitkan dengan curhatan SBY, maka perlu adanya perbaikan.
"Manusia bisa mengeluh. Artinya itu berarti memang ada sesuatu yang perlu diperbaiki," terangnya.
Saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, SBY mengatakan dirinya merupakan salah satu dari korban pers. Namun dirinya juga berterimakasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterimakasih kepada pers," kata SBY saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/10). (Sumber: Merdeka.com)