Random Posts

header ads

Nasionalisme luntur, politikus muda gemar korupsi

Jakarta - Tanggal 28 Oktober merupakan hari yang bersejarah bagi pemuda di Indonesia dengan diperingatinya hari sumpah pemuda. Namun, di sisi lain, ironi banyak politikus dan pejabat muda yang tersangkut kasus hukum lantaran korupsi dan suap.

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Risalwan Habdy Lubis berpendapat, banyaknya gejala korupsi dan penyelewengan yang dilakukan anak muda lantaran dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya, hampir semua organisasi kepemudaan bersinggungan langsung dengan politik praktis.

"Karir kepemudaan dan organisasi selalu lengket pada politik praktis. Kemudian sedikit sekali pemuda-pemuda yang paham dalam dunia politik, itu yang seharusnya dianggap penting dan dididik agar tidak apatis," ujar Lubis saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (27/10).

Lebih lanjut, Sosiolog UI itu menambahkan, dengan sistem organisasi kepemudaan yang kebanyakan bersinggungan dan memiliki afiliansi politik menyebabkan pemuda-pemuda jauh mengutamakan kepentingan. Sehingga dalam hal ini, nasionalisme organisasi kepemudaan terhadap Bangsa Indonesia dirasakan hampar.

"Untuk momen sumpah pemuda itu, pemuda idealnya mengerti bahwa pendidikan politik sangat penting. Harus tetap dijaga supaya tidak apatis dan kemudian memilih pemimpin, wakil yang profilnya betul-betul tepat," jelas Lubis.

Untuk meminimalisir banyaknya pemuda-pemuda yang terjerat dalam kasus hukum, Lubis menegaskan, anak-anak muda perlu diajarkan pendidikan politik. Sebabnya, jumlah pemuda di Indonesia yang mengerti akan politik masih sangat terbatas dan kebanyakan bersikap apatis atau tak mau tahu.

"Pemuda-pemuda harus dididik kesadaran politik. Politik bukan hanya kepentingan saja, melainkan yang utama adalah politik untuk nasionalisme," tandasnya.

Sebut saja mereka yang muda dan terseret kasus korupsi yang ditangani KPK, seperti Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, Tommy Hindratno, Angelina Sondakh, Muhammad Nazaruddin, Wa Ode Nurhayati, Fadh A Rafiq, Anas Urbaningrum, Dandy Prasetya dan yang lainnya. (Sumber: Merdeka.com)