Random Posts

header ads

Kemarau Makin Sering Terjadi Saat Perubahan Iklim Landa Pasifik

Wellington - Kemarau parah yang terjadi sekali dalam 20 tahun akan mempengaruhi Selandia Baru sekali dalam setiap dua sampai lima tahun sampai 2100 dan tetangga negeri itu di Pasifik akan membantu menangani dampak perubahan iklim.

Ahli cuaca dari Auckland University Dr. Jim Salinger mengatakan kemarau yang mempengaruhi Selandia Baru pada musim panas selatan lalu, yang mengakibatkan kesulitan besar bagi sektor pertanian yang menjadi penopang negeri tersebut, akan makin sering terjadi, sebab musim panas dan musim dingin menjadi lebih hangat.

"Banjir bandang di kota kita akan jadi jauh lebih sering dengan genangan air yang lebih tinggi lagi. Dan daerah pantai akan menjadi makin rentan terhadap serangan lonjakan topan dan gelombang tinggi dari laut melahap harta mereka," kata Salinger di dalam satu pernyataan.

"Kita tampaknya tak bisa terlindungi dari dampak perubahan iklim pada ekonomi global, yang ditimbulkan oleh kekurangan makanan dan pergolakan umum, dan kita dapat melihat banyak tetangga kita, Negara Pulau di Pasifik, mengetuk pintu kita untuk minta bantuan," kata ilmuwan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.

"Semua pulau tropis di Pasifik mungkin akan sering mengalami gelombang panas dengan rentang dan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Gelombang panas ekstrem dalam beberapa tahun belakangan telah memiliki dampak parah, sehingga mengakibatkan kematian yang berkaitan dengan panas, kebakaran hutan dan kerugian dari sektor pertanian." Pasokan pangan, berupa gandum, akan menghadapi tantangan akibat merosotnya lahan tanaman, terutama di Italia, Afrika, Amerika Serikat dan Australia, sampai 30 persen.

Departemen Keuangan Selandia Baru telah memperkirakan kemarau pada musim panas --yang mempengaruhi sebagian besar North Island dan beberapa bagian South Island, dapat membantu menghemat satu persen pertumbuhan tahunan produk domestik bruto. (ant/bm 10)