Tokyo - Jepang bergegas mengerahkan jet-jet tempur selama dua hari untuk menghadapi pesawat militer China yang terbang di perairan internasional di dekat gugusan pulau Okinawa, kata laporan-laporan, Ahad.
Jet-jet itu dikerahkan pada Jumat dan Sabtu, saat empat pesawat China --dua pesawat peringatan dini YS dan dua pembom H6-- terbang antara pulau utama Okinawa dan pulau Miyako, kata kantor-kantor berita Jiji Press dan Kyodo.
Pesawat-pesawat militer China terbang dari Laut China Timur ke Samudra Pasifik dan kembali lagi, tetapi tidak melanggar wilayah udara Jepang, kata laporan-laporan itu.
Kementerian Pertahanan Jepang belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Kementerian itu meningkatkan kesiagaan di tengah-tengah kekhawatiran militer China mungkin meningkatkan aksi di Laut China Timur, tempa Tokyo dan Beijing terlibat perang kata-kata mengenai kepulauan yang disengketakan dan terletak di antara Okinawa dan Taiwan itu.
"Ada kekhawatiran China akan berusaha mengubah status quo itu dengan kekuatan militer, bukannya melalui norma hukum. Tetapi jika China memilih melakukan jalan itu, maka negara itu berarti tidak ingin konflik itu diselesaikan secara damai," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam satu wawancara dengan surat kabar The Wall Street Journal --yang disiarkan Sabtu. (ant/bm 10)
Jet-jet itu dikerahkan pada Jumat dan Sabtu, saat empat pesawat China --dua pesawat peringatan dini YS dan dua pembom H6-- terbang antara pulau utama Okinawa dan pulau Miyako, kata kantor-kantor berita Jiji Press dan Kyodo.
Pesawat-pesawat militer China terbang dari Laut China Timur ke Samudra Pasifik dan kembali lagi, tetapi tidak melanggar wilayah udara Jepang, kata laporan-laporan itu.
Kementerian Pertahanan Jepang belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Kementerian itu meningkatkan kesiagaan di tengah-tengah kekhawatiran militer China mungkin meningkatkan aksi di Laut China Timur, tempa Tokyo dan Beijing terlibat perang kata-kata mengenai kepulauan yang disengketakan dan terletak di antara Okinawa dan Taiwan itu.
"Ada kekhawatiran China akan berusaha mengubah status quo itu dengan kekuatan militer, bukannya melalui norma hukum. Tetapi jika China memilih melakukan jalan itu, maka negara itu berarti tidak ingin konflik itu diselesaikan secara damai," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam satu wawancara dengan surat kabar The Wall Street Journal --yang disiarkan Sabtu. (ant/bm 10)
