PBB, New York - Duta Besar China untuk Urusan Perlucutan Senjata Wu Hiatao, Selasa (8/10), di Markas PBB, New York, menyeru masyarakat internasional agar meningkatkan perlucutan senjata nuklir dengan cara bertahap.
"Kemajuan telah dicapai dalam proses perlucutan senjata nuklir, tapi peningkatan lebih lanjut dan sasaran akhir terwujudnya dunia yang bebas nuklir tetap menjadi tugas sulit," kata Wu dalam pertemuan Komite Pertama Pertemuan Ke-16 Sidang Majelis Umum PBB.
Komite Pertama Sidang Majelis Umum menangani perlucutan senjata, tantangan global dan ancaman bagi perdamaian yang mempengaruhi masyarakat internasional dan mengupayakan penyelesaian tantangan dalam rejim keamanan internasional.
"Masalah penyebaran nuklir masih menonjol," kata We. Ia menambahkan masyarakat internasional mesti menggabungkan kekuatan untuk lebih meningkatkan proses perlucutan senjata.
Dalam melakukan itu, semua negara mesti lebih dulu memajukan perlucutan senjata nuklir dengan cara bertahap dan mengurangi regiko penyebaran secara menyeluruh, kata Wu.
"Semua negara bersenjata nuklir mesti meninggalkan doktrin penangkal nuklir yang dilandasi atas penggunaan lebih dulu senjata nuklir dan membuat komitmen yang tegas mengenai tidak-buat-penggunaan-lbih-dulu dan tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir atau daerah bebas-senjata-nuklir, merundingkan dan mengakhiri alat internasional yang mengikat secara hukum sehubungan dengan itu segera," kata Duta Besar China tersebut.
Menurut dia, semua negara yang memiliki simpanan nuklir terbanyak mesti terus menjadi pelopor dalam melakukan pengurangan senjata nuklir mereka secara mendasar yang drastis, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.
Sementara itu, Wu menyatakan negara lain yang memiliki senjata nuklir juga mesti ikut dalam perundingan banyak pihak mengenai perlucutan senjata nuklir ketika sudah siap.
"Perlucutan senjata nuklir mesti berpegang pada prinsi memelihara kestabilan dan keseimbangan strategis global serta keamanan yang tak hilang buat semua," katanya.
Sehubungan dengan itu, pengembangan sistem pertahanan nuklir yangmerusak kestabilan dan keseimbangan strategis global mesti ditinggalkan, ia menambahkan.
Wu juga mengatakan China sejak dulu selalu mendukung pelarangan menyeluruh dan pemusnahan selurus senjata nuklir.
"China berpegang kuat pada komitmen bagi strategi bela-diri nuklirnya dan telah mematuhi kebijakan tidak-menggunakan-lebih-dulu senjata nuklir kapan pun juga dan dalam kondisi apa pun juga," kaanya.
Di dalam pidatonya, Wu juga menekankan dialog dan perundingan adalah satu-satunya cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah nuklir regional.
"Bagi masalah nuklir Iran, semua pihak mesti meningkatkan upaya diplomatik, mendorong proses dialog antara P5+1 dan Iran guna membuat kemajuan dini, untuk menciptakan kondisi bagi penyelesaian yang layak, jangka panjang dan menyeluruh," kata duta besar tersebut.
Mengenai masalah nuklir di Semenanjung Korea, kata Wu, China percaya pembicaraan enam pihak tetap menjadimekanisme yang fragmatis dan efektif guna mendorong penghapusan nuklir di Semenanjung itu dan memelihara perdamaian serta kestabilan di sana. (ant/bm 10)
"Kemajuan telah dicapai dalam proses perlucutan senjata nuklir, tapi peningkatan lebih lanjut dan sasaran akhir terwujudnya dunia yang bebas nuklir tetap menjadi tugas sulit," kata Wu dalam pertemuan Komite Pertama Pertemuan Ke-16 Sidang Majelis Umum PBB.
Komite Pertama Sidang Majelis Umum menangani perlucutan senjata, tantangan global dan ancaman bagi perdamaian yang mempengaruhi masyarakat internasional dan mengupayakan penyelesaian tantangan dalam rejim keamanan internasional.
"Masalah penyebaran nuklir masih menonjol," kata We. Ia menambahkan masyarakat internasional mesti menggabungkan kekuatan untuk lebih meningkatkan proses perlucutan senjata.
Dalam melakukan itu, semua negara mesti lebih dulu memajukan perlucutan senjata nuklir dengan cara bertahap dan mengurangi regiko penyebaran secara menyeluruh, kata Wu.
"Semua negara bersenjata nuklir mesti meninggalkan doktrin penangkal nuklir yang dilandasi atas penggunaan lebih dulu senjata nuklir dan membuat komitmen yang tegas mengenai tidak-buat-penggunaan-lbih-dulu dan tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir atau daerah bebas-senjata-nuklir, merundingkan dan mengakhiri alat internasional yang mengikat secara hukum sehubungan dengan itu segera," kata Duta Besar China tersebut.
Menurut dia, semua negara yang memiliki simpanan nuklir terbanyak mesti terus menjadi pelopor dalam melakukan pengurangan senjata nuklir mereka secara mendasar yang drastis, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.
Sementara itu, Wu menyatakan negara lain yang memiliki senjata nuklir juga mesti ikut dalam perundingan banyak pihak mengenai perlucutan senjata nuklir ketika sudah siap.
"Perlucutan senjata nuklir mesti berpegang pada prinsi memelihara kestabilan dan keseimbangan strategis global serta keamanan yang tak hilang buat semua," katanya.
Sehubungan dengan itu, pengembangan sistem pertahanan nuklir yangmerusak kestabilan dan keseimbangan strategis global mesti ditinggalkan, ia menambahkan.
Wu juga mengatakan China sejak dulu selalu mendukung pelarangan menyeluruh dan pemusnahan selurus senjata nuklir.
"China berpegang kuat pada komitmen bagi strategi bela-diri nuklirnya dan telah mematuhi kebijakan tidak-menggunakan-lebih-dulu senjata nuklir kapan pun juga dan dalam kondisi apa pun juga," kaanya.
Di dalam pidatonya, Wu juga menekankan dialog dan perundingan adalah satu-satunya cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah nuklir regional.
"Bagi masalah nuklir Iran, semua pihak mesti meningkatkan upaya diplomatik, mendorong proses dialog antara P5+1 dan Iran guna membuat kemajuan dini, untuk menciptakan kondisi bagi penyelesaian yang layak, jangka panjang dan menyeluruh," kata duta besar tersebut.
Mengenai masalah nuklir di Semenanjung Korea, kata Wu, China percaya pembicaraan enam pihak tetap menjadimekanisme yang fragmatis dan efektif guna mendorong penghapusan nuklir di Semenanjung itu dan memelihara perdamaian serta kestabilan di sana. (ant/bm 10)