Jayapura - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua membutuhkan tambahan ratusan tenaga statistik agar kinerja instansi itu dapat menjangkau secara optimal seluruh wilayah setempat.
"Luasnya cakupan wilayah kerja BPS Papua tidak dibarengi dengan jumlah tenaga statistik yang ada saat ini," kata Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi BPS Papua Jefri Yohanes Defretes di Jayapura, Papua, Rabu.
Ia menjelaskan tentang luas wilayah dan tingkat kesulitan akses ke kabupaten dan kota di provinsi paling timur Indonesia itu, dibandingkan dengan kekurangan tenaga statistik tersebut.
Ia mengemukakan pentingnya tenaga statistik berasal dari para putra dan putri Papua atau mereka yang tinggal di daerah setempat yang ingin bekerja sebagai pegawai BPS untuk mengoptimalkan kinerja.
"Rekan-rekan media bisa menyampaikan ini dengan demikian Pemerintah Pusat akan mendengar dan melihat hal ini. Kami akan menerima khusus untuk tenaga statistik di Papua kurang lebih 100 orang," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan luas wilayah Papua, perlu sekitar 450 pegawai BPS dengan estimasi 30 kabupaten dikalikan dengan 15 pegawai.
"Jadi jika ditarik kesimpulan kami butuh sekitar 150 sampai tiga ratus lagi pegawai BPS untuk disebarkan ke seluruh daerah di Papua," katanya.
Ia mengatakan beberapa daerah di Papua hingga saat ini belum memiliki kantor BPS.
Hal itu, katanya, berpengaruh juga terhadap kinerja BPS dan jumlah penduduk yang tidak terkontrol.
"Di sejumlah daerah di Papua juga belum ada kantor BPS, sehingga kabupaten yang ada hanya bisa menyampaikan datanya saja. Nah, kalau sudah begitu, kita mau bilang apa. Provinsi punya tangan tidak sampai ke sana," katanya.
Jefri berharap segala kekurangan itu bisa didukung dan ditopang oleh pihak terkait.
"Harapannya, segala kekurangan ini bisa segera dipenuhi," katanya. (ant/bm 10)
"Luasnya cakupan wilayah kerja BPS Papua tidak dibarengi dengan jumlah tenaga statistik yang ada saat ini," kata Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi BPS Papua Jefri Yohanes Defretes di Jayapura, Papua, Rabu.
Ia menjelaskan tentang luas wilayah dan tingkat kesulitan akses ke kabupaten dan kota di provinsi paling timur Indonesia itu, dibandingkan dengan kekurangan tenaga statistik tersebut.
Ia mengemukakan pentingnya tenaga statistik berasal dari para putra dan putri Papua atau mereka yang tinggal di daerah setempat yang ingin bekerja sebagai pegawai BPS untuk mengoptimalkan kinerja.
"Rekan-rekan media bisa menyampaikan ini dengan demikian Pemerintah Pusat akan mendengar dan melihat hal ini. Kami akan menerima khusus untuk tenaga statistik di Papua kurang lebih 100 orang," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan luas wilayah Papua, perlu sekitar 450 pegawai BPS dengan estimasi 30 kabupaten dikalikan dengan 15 pegawai.
"Jadi jika ditarik kesimpulan kami butuh sekitar 150 sampai tiga ratus lagi pegawai BPS untuk disebarkan ke seluruh daerah di Papua," katanya.
Ia mengatakan beberapa daerah di Papua hingga saat ini belum memiliki kantor BPS.
Hal itu, katanya, berpengaruh juga terhadap kinerja BPS dan jumlah penduduk yang tidak terkontrol.
"Di sejumlah daerah di Papua juga belum ada kantor BPS, sehingga kabupaten yang ada hanya bisa menyampaikan datanya saja. Nah, kalau sudah begitu, kita mau bilang apa. Provinsi punya tangan tidak sampai ke sana," katanya.
Jefri berharap segala kekurangan itu bisa didukung dan ditopang oleh pihak terkait.
"Harapannya, segala kekurangan ini bisa segera dipenuhi," katanya. (ant/bm 10)