Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diberitahu mengenai enam lagi kasus yang dikonfirmasi laboratorium tentang infeksi sindrom pernafasan Timur Tengah koronavirus (MERS-CoV) di Arab Saudi, kata organisasi itu pada Jumat (4/10).
Secara global, dari September 2012 sampai saat ini, WHO telah diberitahu mengenai sebanyak 136 kasus penularan MERS-CoV yang dikonfirmasi laboratorium, termasuk 58 kematian, katanya.
WHO menyatakan di dalam perubahan paling akhirnya bahwa keenam pasien baru itu berasal dari Wilayah Riyadh dan berusia dari 14 sampai 79 tahun. Di antara mereka tiga adalah perempuan dan tiga lelaki.
Tanggal kemunculan pasien sekitar 15 sampai 26 September. Seorang pasien menderita gejala sedang sementara yang lain dirawat di rumah sakit, kata WHO.
Tiga pasien, katanya, mengadakan kontak dengan kasus MERS-CoV yang sebelumnya dikonfirmasi, dua dilaporkan tak terpajan pada hewan atau kasus yang dikonfirmasi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Sementara itu, tak ada keterangan bahwa seorang pasien terpajan.
Berdasarkan situasi saat ini dan informasi yang tersedia, WHO mendorong semua Negara Anggota agar melanjutkan pengawasan mereka mengenai infeksi pernafasan sangat akut (SARI) dan agar secara seksama memeriksa pola yang tidak biasa.
Lembaga kesehatan dunia itu menyarankan orang yang baru-baru melakukan perjalanan ke dan kembali dari Timur Tengah serta mengalami gejala SARI mesti diperiksa untuk mengetahui apakah mereka menderita MERS-CoV sebagaimana disarankan di dalam rekomendasi pengawasan saat ini.
Instalasi perawatan kesehatan yang menyediakan perawatan kesehatan buat pasien yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi MERS-CoV mesti melakukan tindakan yang sesuai guna menurunkan resiko penularan virus tersebut ke pasien lain, pekerja perawatan kesehatan dan pengunjung, katanya.
WHO tak menyarankan pemeriksaan di tempat masuk sehubungan dengan peristiwa saat ini dan sama sekali juga tak menyarankan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan.
Pada Juli, WHO mengatakan pertemuan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk memberi saran kepada Direktur Jenderal WHO mengenai status situasi saat ini.
Di dalam pertemuan paling akhirnya pada 25 September, Komite tersebut --yang terdiri atas para ahli internasional dari seluruh wilayah WHO-- kembali menyarankan bahwa, dengan informasi yang sekarang tersedia, dan menggunakan pendekatan penilaian resiko, kondisi bagi Darurat Kesehatan Masyarakat mengenai Keprihatinan Internasional (PHEIC) belum terpenuhi pada saat ini. (ant/bm 10)
Secara global, dari September 2012 sampai saat ini, WHO telah diberitahu mengenai sebanyak 136 kasus penularan MERS-CoV yang dikonfirmasi laboratorium, termasuk 58 kematian, katanya.
WHO menyatakan di dalam perubahan paling akhirnya bahwa keenam pasien baru itu berasal dari Wilayah Riyadh dan berusia dari 14 sampai 79 tahun. Di antara mereka tiga adalah perempuan dan tiga lelaki.
Tanggal kemunculan pasien sekitar 15 sampai 26 September. Seorang pasien menderita gejala sedang sementara yang lain dirawat di rumah sakit, kata WHO.
Tiga pasien, katanya, mengadakan kontak dengan kasus MERS-CoV yang sebelumnya dikonfirmasi, dua dilaporkan tak terpajan pada hewan atau kasus yang dikonfirmasi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Sementara itu, tak ada keterangan bahwa seorang pasien terpajan.
Berdasarkan situasi saat ini dan informasi yang tersedia, WHO mendorong semua Negara Anggota agar melanjutkan pengawasan mereka mengenai infeksi pernafasan sangat akut (SARI) dan agar secara seksama memeriksa pola yang tidak biasa.
Lembaga kesehatan dunia itu menyarankan orang yang baru-baru melakukan perjalanan ke dan kembali dari Timur Tengah serta mengalami gejala SARI mesti diperiksa untuk mengetahui apakah mereka menderita MERS-CoV sebagaimana disarankan di dalam rekomendasi pengawasan saat ini.
Instalasi perawatan kesehatan yang menyediakan perawatan kesehatan buat pasien yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi MERS-CoV mesti melakukan tindakan yang sesuai guna menurunkan resiko penularan virus tersebut ke pasien lain, pekerja perawatan kesehatan dan pengunjung, katanya.
WHO tak menyarankan pemeriksaan di tempat masuk sehubungan dengan peristiwa saat ini dan sama sekali juga tak menyarankan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan.
Pada Juli, WHO mengatakan pertemuan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk memberi saran kepada Direktur Jenderal WHO mengenai status situasi saat ini.
Di dalam pertemuan paling akhirnya pada 25 September, Komite tersebut --yang terdiri atas para ahli internasional dari seluruh wilayah WHO-- kembali menyarankan bahwa, dengan informasi yang sekarang tersedia, dan menggunakan pendekatan penilaian resiko, kondisi bagi Darurat Kesehatan Masyarakat mengenai Keprihatinan Internasional (PHEIC) belum terpenuhi pada saat ini. (ant/bm 10)