Kairo - Sedikitnya 15 orang tewas Minggu dalam bentrokan di Mesir antara pasukan keamanan dan pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi.
Pejabat kementerian kesehatan Khaled al-Khatib mengatakan, 83 orang juga cedera dalam bentrokan di sejumlah daerah di Mesir.
Para pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin kubunya berpawai di sejumlah kota besar untuk mengecam penggulingan pemimpin tersebut oleh militer pada 3 Juli, ketika ribuan orang memperingati perang Arab-Israel pada 1973.
Di Kairo pusat, polisi menembakkan senapan dan gas air mata untuk membubarkan pemrotes pelempar batu. Koresponden AFP melihat polisi menangkap dan memukuli sejumlah demonstran.
Bentrokan juga meletus di sejumlah daerah di ibu kota Mesir tersebut, serta di kota Iskandariyah, Suez dan Delga di wilayah tengah.
Jumat, empat orang tewas di Kairo ketika pendukung Morsi bentrok dengan penentang mereka dan pasukan keamanan.
Khaled al-Khatib, kepala pelayanan darurat Mesir, mengatakan, 40 orang juga cedera dalam bentrokan itu, yang meletus setelah sholat Jumat di ibu kota Mesir tersebut dan daerah-daerah lain di negara itu.
Kairo dilanda bentrokan-bentrokan sengit yang umumnya terjadi di sekitar Lapangan Tahrir, pusat pemberontakan 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Penumpasan militan yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.
Kekacauan meluas sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.
Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza.
Militan di Sinai, sebuah daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza, menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu. (ant/bm 10)
Pejabat kementerian kesehatan Khaled al-Khatib mengatakan, 83 orang juga cedera dalam bentrokan di sejumlah daerah di Mesir.
Para pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin kubunya berpawai di sejumlah kota besar untuk mengecam penggulingan pemimpin tersebut oleh militer pada 3 Juli, ketika ribuan orang memperingati perang Arab-Israel pada 1973.
Di Kairo pusat, polisi menembakkan senapan dan gas air mata untuk membubarkan pemrotes pelempar batu. Koresponden AFP melihat polisi menangkap dan memukuli sejumlah demonstran.
Bentrokan juga meletus di sejumlah daerah di ibu kota Mesir tersebut, serta di kota Iskandariyah, Suez dan Delga di wilayah tengah.
Jumat, empat orang tewas di Kairo ketika pendukung Morsi bentrok dengan penentang mereka dan pasukan keamanan.
Khaled al-Khatib, kepala pelayanan darurat Mesir, mengatakan, 40 orang juga cedera dalam bentrokan itu, yang meletus setelah sholat Jumat di ibu kota Mesir tersebut dan daerah-daerah lain di negara itu.
Kairo dilanda bentrokan-bentrokan sengit yang umumnya terjadi di sekitar Lapangan Tahrir, pusat pemberontakan 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Penumpasan militan yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.
Kekacauan meluas sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.
Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza.
Militan di Sinai, sebuah daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza, menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu. (ant/bm 10)