Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan segera mengirim nama calon Kapolri ke pimpinan DPR hari ini. Kabareskrim, Komjen Pol Sutarman, disebut-sebut sebagai calon tunggal yang diajukan presiden.
Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, calon Kapolri yang diajukan presiden harus bisa mengakomodir seluruh kebutuhan Polri saat ini. Calon Kapolri, kata dia, juga harus netral.
"Apa yang dibutuhkan Polri, masyarakat luas, kalau saya masih subjektif, kalau bisa yang bisa menjunjung netralitaslah," jelas Eva di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (27/9).
Eva pun berharap agar calon Kapolri yang diajukan itu adalah nama yang benar-benar tak condong ke beberapa pihak. Dia menyindir, jika pilihan presiden saat 2009 lalu, berpihak kepada kepentingan penguasa.
"(Kapolri) 2009 Tidak netral yang lebih condong ke Partai Demokrat dan presiden," imbuhnya.
Politikus asal PDI Perjuangan (PDIP) ini menilai, Kapolri harus sosok yang tegas untuk merespons cepat berbagai dinamika yang ada saat ini. Selain itu, lanjut dia, Polri juga butuh mereformasi diri agar integritas korps Bhayangkara dapat semakin diperbaiki.
"Saya punya konsen khusus, sexual crime memburuk, belum ada respon memadai dari Polri, saya lihat kelambanan itu yang mengganggu," tutur dia.
Eva menambahkan, penembakan anggota polisi selama ini juga masuk ke dalam pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di internal Polri. "Aparat keamanan tidak bisa terlindungi itu menjadi gangguan juga. Ada problem internal yang harus dibereskan," pungkasnya. (Sumber: Merdeka.com)
Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, calon Kapolri yang diajukan presiden harus bisa mengakomodir seluruh kebutuhan Polri saat ini. Calon Kapolri, kata dia, juga harus netral.
"Apa yang dibutuhkan Polri, masyarakat luas, kalau saya masih subjektif, kalau bisa yang bisa menjunjung netralitaslah," jelas Eva di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (27/9).
Eva pun berharap agar calon Kapolri yang diajukan itu adalah nama yang benar-benar tak condong ke beberapa pihak. Dia menyindir, jika pilihan presiden saat 2009 lalu, berpihak kepada kepentingan penguasa.
"(Kapolri) 2009 Tidak netral yang lebih condong ke Partai Demokrat dan presiden," imbuhnya.
Politikus asal PDI Perjuangan (PDIP) ini menilai, Kapolri harus sosok yang tegas untuk merespons cepat berbagai dinamika yang ada saat ini. Selain itu, lanjut dia, Polri juga butuh mereformasi diri agar integritas korps Bhayangkara dapat semakin diperbaiki.
"Saya punya konsen khusus, sexual crime memburuk, belum ada respon memadai dari Polri, saya lihat kelambanan itu yang mengganggu," tutur dia.
Eva menambahkan, penembakan anggota polisi selama ini juga masuk ke dalam pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di internal Polri. "Aparat keamanan tidak bisa terlindungi itu menjadi gangguan juga. Ada problem internal yang harus dibereskan," pungkasnya. (Sumber: Merdeka.com)