SENTANI - Hingga saat ini belum ada maskapai penerbangan yang berani untuk melakukan terbang malam di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pelaksana Tugas Kepala Bandara Sentani Benyamin N. Apituley mengatakan padahal Bandara Sentani telah dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang, seperti taxi lighting, airport light dan instrument landing system.
"Padahal sejak tahun 90'an, Bandara Sentani sudah bisa melayani penerbangan malam, tapi belum pernah ada permintaan dari maskapai penerbangan," ujarnya kepada Antara di Sentani, Jumat (6/9/2013).
Ia menuturkan pihaknya tetap siap jika mendadak ada maskapai penerbangan yang hendak terbang malam. Seperti beberapa waktu lalu salah satu maskapai penerbangan yang landing di Bandara Sentani pada pukul 02.00 WIT dini hari.
"Mungkin karena dari segi keuntungan tidak memungkinkan, sehingga hal ini belum direspon secara positif oleh maskapai penerbangan yang ada di sini," tandasnya.
Saat ini pembangunan fisik bandar udara Sentani sudah mencapai 60 persen. Dimana rencananya pada bulan Desember 2013 diharapkan dapat selesai.
Benyamin menjelaskan pembangunan fisik bandara yang sementara ini berjalan adalah perpanjangan landasan. Yang tadinya hanya sejauh 2500 km, kini ditambah menjadi 3000 km.
"Untuk menambah panjang landasan sejauh 500 km membutuhkan dana sebesar Rp. 40 Milyar yang berasal dari dan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional) tahun 2013," ujarnya.
Selain pembangunan landasan, ia melanjutkan, juga akan ada penambahan satu buah garbarata lagi. Garbarata ini dipesan secara khusus dari PT Bukaka seharga Rp. 8 Milyar per unitnya. Sementara ini ada dua garbarata yang sudah digunakan, jika ditambah dengan yang baru maka Bandara Sentani akan memiliki 3 unit garbarata.
Garbarata ini rencananya akan tiba di Bandara Sentani sekitar bulan September atau Oktober tahun 2013 ini. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembenahan pelayanan bagi masyarakat seperti terminal.
Pasalnya dengan penambahan maskapai penerbangan maka secara otomatis menambah pula penumpang dan hal tersebut harus segera diantisipasi.
Di Bandara Sentani semua fasilitas sudah terpenuhi, tinggal bagaimana memaksimalkan pengelolaan untuk mengoptimalkan pelayanan, baik bagi masyarakat maupun bagi pengguna jasa yaitu maskapai penerbangan. (ant/bm 10)
Pelaksana Tugas Kepala Bandara Sentani Benyamin N. Apituley mengatakan padahal Bandara Sentani telah dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang, seperti taxi lighting, airport light dan instrument landing system.
"Padahal sejak tahun 90'an, Bandara Sentani sudah bisa melayani penerbangan malam, tapi belum pernah ada permintaan dari maskapai penerbangan," ujarnya kepada Antara di Sentani, Jumat (6/9/2013).
Ia menuturkan pihaknya tetap siap jika mendadak ada maskapai penerbangan yang hendak terbang malam. Seperti beberapa waktu lalu salah satu maskapai penerbangan yang landing di Bandara Sentani pada pukul 02.00 WIT dini hari.
"Mungkin karena dari segi keuntungan tidak memungkinkan, sehingga hal ini belum direspon secara positif oleh maskapai penerbangan yang ada di sini," tandasnya.
Saat ini pembangunan fisik bandar udara Sentani sudah mencapai 60 persen. Dimana rencananya pada bulan Desember 2013 diharapkan dapat selesai.
Benyamin menjelaskan pembangunan fisik bandara yang sementara ini berjalan adalah perpanjangan landasan. Yang tadinya hanya sejauh 2500 km, kini ditambah menjadi 3000 km.
"Untuk menambah panjang landasan sejauh 500 km membutuhkan dana sebesar Rp. 40 Milyar yang berasal dari dan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional) tahun 2013," ujarnya.
Selain pembangunan landasan, ia melanjutkan, juga akan ada penambahan satu buah garbarata lagi. Garbarata ini dipesan secara khusus dari PT Bukaka seharga Rp. 8 Milyar per unitnya. Sementara ini ada dua garbarata yang sudah digunakan, jika ditambah dengan yang baru maka Bandara Sentani akan memiliki 3 unit garbarata.
Garbarata ini rencananya akan tiba di Bandara Sentani sekitar bulan September atau Oktober tahun 2013 ini. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembenahan pelayanan bagi masyarakat seperti terminal.
Pasalnya dengan penambahan maskapai penerbangan maka secara otomatis menambah pula penumpang dan hal tersebut harus segera diantisipasi.
Di Bandara Sentani semua fasilitas sudah terpenuhi, tinggal bagaimana memaksimalkan pengelolaan untuk mengoptimalkan pelayanan, baik bagi masyarakat maupun bagi pengguna jasa yaitu maskapai penerbangan. (ant/bm 10)