Jakarta, Demi menyenangkan hati suami, banyak istri yang memalsukan orgasme. Maklum, lelaki akan merasa perkasa jika perempuan yang dicintai merasa puas dengan kemampuannya. Penelitian menemukan bahwa banyak perempuan melakukan trik ini. Lantas bagaimana membedakannya?
Penelitian juga menemukan, orgasme palsu tersebut dilakukan perempuan dengan cara mengerang, mendesah atau mengeluarkan suara-suara erotis lainnya. Yang lebih aneh, ketika benar-benar merasakan kenikmatan, para perempuan justru seringkali lebih tenang.
"Tidak ada teknik yang pasti untuk mendeteksi seorang perempuan berpura-pura orgasme atau tidak. Beberapa perempuan mengalami kontraksi selama orgasme, tetapi ada juga yang kontraksinya lebih ringan sehingga tak terlalu dirasakan pasangannya," kata Debby Herbenick, Ph.D., direktur Center for Sexual Health Promotion di Indiana University.
Seperti dilansir Men's Health, Minggu (1/9/2013), Herbenick yang juga penulis buku 'Because It Feels Good' ini menerangkan bahwa orgasme yang dialami perempuan bisa berlangsung lama. Ada juga beberapa di antaranya yang disertai 'gejolak' berupa kemerahan di bagian dada.
Hal tersebut merupakan indikasi bahwa perempuan mengalami rangsangan seksual yang intens, di mana aliran darahnya meningkat dan bisa menandakan tercapainya orgasme. Sayangnya, menurut Herbenick, tidak semua kaum hawa memiliki karakteristik seperti ini.
"Orgasme memang cenderung kembali ke kondisi normal, misalnya normalnya detak jantung, pernapasan, dan sebagainya. Meskipun demikian, jangan berhenti melakukan stimulasi dan tidak melakukan apa-apa. Hanya karena dia menggigil setelah beberapa menit atau malah tertidur bukan berarti pertanda dia tak orgasme," tambahnya.
Dia menyarankan kepada para suami untuk tetap melakukan apa yang disukai pasangan. Yang paling penting, coba perhatikan hal apa yang disukai dan jangan ragu-ragu mengeksplorasi agar pasangan tahu tentang keinginan masing-masing.
Ada banyak variasi posisi, tempat, sex toys, cara berciuman dan menyentuh pasangan, lagu, lingerie dan berbagai hal lain yang patut dicoba. (Sumber: DetikHealt.com)
Penelitian juga menemukan, orgasme palsu tersebut dilakukan perempuan dengan cara mengerang, mendesah atau mengeluarkan suara-suara erotis lainnya. Yang lebih aneh, ketika benar-benar merasakan kenikmatan, para perempuan justru seringkali lebih tenang.
"Tidak ada teknik yang pasti untuk mendeteksi seorang perempuan berpura-pura orgasme atau tidak. Beberapa perempuan mengalami kontraksi selama orgasme, tetapi ada juga yang kontraksinya lebih ringan sehingga tak terlalu dirasakan pasangannya," kata Debby Herbenick, Ph.D., direktur Center for Sexual Health Promotion di Indiana University.
Seperti dilansir Men's Health, Minggu (1/9/2013), Herbenick yang juga penulis buku 'Because It Feels Good' ini menerangkan bahwa orgasme yang dialami perempuan bisa berlangsung lama. Ada juga beberapa di antaranya yang disertai 'gejolak' berupa kemerahan di bagian dada.
Hal tersebut merupakan indikasi bahwa perempuan mengalami rangsangan seksual yang intens, di mana aliran darahnya meningkat dan bisa menandakan tercapainya orgasme. Sayangnya, menurut Herbenick, tidak semua kaum hawa memiliki karakteristik seperti ini.
"Orgasme memang cenderung kembali ke kondisi normal, misalnya normalnya detak jantung, pernapasan, dan sebagainya. Meskipun demikian, jangan berhenti melakukan stimulasi dan tidak melakukan apa-apa. Hanya karena dia menggigil setelah beberapa menit atau malah tertidur bukan berarti pertanda dia tak orgasme," tambahnya.
Dia menyarankan kepada para suami untuk tetap melakukan apa yang disukai pasangan. Yang paling penting, coba perhatikan hal apa yang disukai dan jangan ragu-ragu mengeksplorasi agar pasangan tahu tentang keinginan masing-masing.
Ada banyak variasi posisi, tempat, sex toys, cara berciuman dan menyentuh pasangan, lagu, lingerie dan berbagai hal lain yang patut dicoba. (Sumber: DetikHealt.com)