JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia belum juga memastikan siapa nama-nama bakal calon pengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang akan memasuki masa purnabakti.
Namun dari tujuh jenderal bintang tiga (komisaris jenderal) di Polri saat ini, hanya tiga orang yang memenuhi syarat sesuai Pasal 11 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang calon Kapolri. Sebab 4 bintang tiga lainnya akan pensiun tahun ini.
Ke tiga orang bintang tiga itu yakni Kabareskrim Komjen Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan.
Sementara empat pejabat bintang tiga lainnya akan terbentur masa purnabhakti yakni Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, Kabaharkam Komjen Oegroseno, Kabaintelkam Komjen Suparni Parto, dan Irwasum Komjen Imam Sudjarwo.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Agus Rianto, di Jakarta, Kamis (6/6/2013), mengaku belum mendapat konfirmasi siapa calon Kapolri diluar ketiga nama berpangkat bintang tiga itu.
"Tunggu saja informasinya. Yang pasti calon Kapolri, harus bintang tiga, karena Kapolri itu bintang empat," kata Agus.
Sebab menurut Agus, jenderal bintang dua atau inspektur jenderal, memiliki peluang serupa namun tetap harus naik satu tingkat dengan menyandang pangkat komisaris jenderal.
"Semuanya tetap tergantung Presiden karena Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden," kata Agus.
Sementara itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan, menambahkan, tiga komisaris jenderal yang memenuhi kualifikasi sesuai UU Nomor 2/2002 adalah Kabareskrim Komjen Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan.
Sementara empat perwira bintang tiga lainnya akan gugur karena terbentur masa purnabhakti. Mereka yakni Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, Kabaharkam Komjen Oegroseno, Kabaintelkam Komjen Suparni Parto, dan Irwasum Komjen Imam Sudjarwo.
"Sebab calon Kapolri adalah perwira tinggi yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karir serta sekurangnya masih memiliki masa kerja selama dua tahun sebelum pensiun," kata Edi, Kamis (6/6/2013).
Karenanya, menurut Edi, kemungkinan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno menduduki posisi kapolri, masih sangat mungkin.
Kemungkinan itu bisa terjadi jika Putut dapat meraih pangkat bintang tiga dalam waktu dekat ini.
"Semua bisa saja terjadi tetapi harus ada tahapan yang ditempuh. Ada jenjang kepangkatan. Misalnya jenderal dengan pangkat bintang dua itu mendapat job sebagai bintang tiga," kata Edi.
Edi, menuturkan sebelum melihat siapa calon Kapolri, cukup penting melihat dan memperhatikan langkah pertama, yakni bursa calon Wakapolri. Sebab Wakapolri saat ini Komjen Nanan akan pensiun pada Juli 2013. "Akan ada seleksi di sini. Dan murni dilakukan internal Polri melalui sidang dewan jabatan dan kepangkatan tinggi (Wanjakti)," tutur Edi.
Menurut Edi, posisi Wakapolri yang menentukan adalah Polri sendiri tetapi posisi Kapolri ditentukan Presiden. "Presiden akan menentukan melalui nama-nama yang diajukan Kompolnas," kata Edi.
Edi memaparkan Sutarman yang paling senior dan merupakan lulusan Akademi Kepolian (Akpol) '81 digadang sebagai calon kuat pengganti Timur Pradopo. Sedangkan Kapolda Metro Jaya, Putut yang sebelumnya difavoritkan karena pernah menjabat sebagai ajudan Presiden Yudhoyono dianggap oleh masyarakat masih terlalu muda. Putut adalah lulusan Akpol '84.
"Pak Putut bisa saja jadi Wakapolri tapi itu ditentukan dari Wanjakti. Beliau juga bisa saja jadi Kapolri dan tentunya nanti harus berpangkat Komjen dulu," kata Edi.
Edi menjelaskan Kompolnas sudah mengantongi sembilan nama jenderal yang bakal meramaikan perburuan kursi Kapolri.
Selain Sutarman, Budi, Anang, dan Putut, ada lima kandidat lain yang juga memenuhi kualifikasi walau masih berpangkat bintang dua.
Mereka adalah Kapolda Sumatera Selatan Irjen Saud Usman Nasution, Kapolda Jawa Barat Irjen TB Anis Angkadwidjaja, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Anas Yusuf, Kapolda Bali Irjen Arief Wachyunadi, dan Asisten Operasi Baharkam Irjen Badrodin Haiti.
"Dalam waktu dekat ini Kompolnas akan menggelar acara tatap muka dengan para kandidat. Tatap muka ini lebih bersifat silaturahmi. Ini bukan ajang uji kepatutan dan kelayakan, namun hanya tatap muka saja," kata Edi. (Sumber: TRIBUNNEWS.COM)
Namun dari tujuh jenderal bintang tiga (komisaris jenderal) di Polri saat ini, hanya tiga orang yang memenuhi syarat sesuai Pasal 11 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang calon Kapolri. Sebab 4 bintang tiga lainnya akan pensiun tahun ini.
Ke tiga orang bintang tiga itu yakni Kabareskrim Komjen Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan.
Sementara empat pejabat bintang tiga lainnya akan terbentur masa purnabhakti yakni Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, Kabaharkam Komjen Oegroseno, Kabaintelkam Komjen Suparni Parto, dan Irwasum Komjen Imam Sudjarwo.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Agus Rianto, di Jakarta, Kamis (6/6/2013), mengaku belum mendapat konfirmasi siapa calon Kapolri diluar ketiga nama berpangkat bintang tiga itu.
"Tunggu saja informasinya. Yang pasti calon Kapolri, harus bintang tiga, karena Kapolri itu bintang empat," kata Agus.
Sebab menurut Agus, jenderal bintang dua atau inspektur jenderal, memiliki peluang serupa namun tetap harus naik satu tingkat dengan menyandang pangkat komisaris jenderal.
"Semuanya tetap tergantung Presiden karena Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden," kata Agus.
Sementara itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan, menambahkan, tiga komisaris jenderal yang memenuhi kualifikasi sesuai UU Nomor 2/2002 adalah Kabareskrim Komjen Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan.
Sementara empat perwira bintang tiga lainnya akan gugur karena terbentur masa purnabhakti. Mereka yakni Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, Kabaharkam Komjen Oegroseno, Kabaintelkam Komjen Suparni Parto, dan Irwasum Komjen Imam Sudjarwo.
"Sebab calon Kapolri adalah perwira tinggi yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karir serta sekurangnya masih memiliki masa kerja selama dua tahun sebelum pensiun," kata Edi, Kamis (6/6/2013).
Karenanya, menurut Edi, kemungkinan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno menduduki posisi kapolri, masih sangat mungkin.
Kemungkinan itu bisa terjadi jika Putut dapat meraih pangkat bintang tiga dalam waktu dekat ini.
"Semua bisa saja terjadi tetapi harus ada tahapan yang ditempuh. Ada jenjang kepangkatan. Misalnya jenderal dengan pangkat bintang dua itu mendapat job sebagai bintang tiga," kata Edi.
Edi, menuturkan sebelum melihat siapa calon Kapolri, cukup penting melihat dan memperhatikan langkah pertama, yakni bursa calon Wakapolri. Sebab Wakapolri saat ini Komjen Nanan akan pensiun pada Juli 2013. "Akan ada seleksi di sini. Dan murni dilakukan internal Polri melalui sidang dewan jabatan dan kepangkatan tinggi (Wanjakti)," tutur Edi.
Menurut Edi, posisi Wakapolri yang menentukan adalah Polri sendiri tetapi posisi Kapolri ditentukan Presiden. "Presiden akan menentukan melalui nama-nama yang diajukan Kompolnas," kata Edi.
Edi memaparkan Sutarman yang paling senior dan merupakan lulusan Akademi Kepolian (Akpol) '81 digadang sebagai calon kuat pengganti Timur Pradopo. Sedangkan Kapolda Metro Jaya, Putut yang sebelumnya difavoritkan karena pernah menjabat sebagai ajudan Presiden Yudhoyono dianggap oleh masyarakat masih terlalu muda. Putut adalah lulusan Akpol '84.
"Pak Putut bisa saja jadi Wakapolri tapi itu ditentukan dari Wanjakti. Beliau juga bisa saja jadi Kapolri dan tentunya nanti harus berpangkat Komjen dulu," kata Edi.
Edi menjelaskan Kompolnas sudah mengantongi sembilan nama jenderal yang bakal meramaikan perburuan kursi Kapolri.
Selain Sutarman, Budi, Anang, dan Putut, ada lima kandidat lain yang juga memenuhi kualifikasi walau masih berpangkat bintang dua.
Mereka adalah Kapolda Sumatera Selatan Irjen Saud Usman Nasution, Kapolda Jawa Barat Irjen TB Anis Angkadwidjaja, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Anas Yusuf, Kapolda Bali Irjen Arief Wachyunadi, dan Asisten Operasi Baharkam Irjen Badrodin Haiti.
"Dalam waktu dekat ini Kompolnas akan menggelar acara tatap muka dengan para kandidat. Tatap muka ini lebih bersifat silaturahmi. Ini bukan ajang uji kepatutan dan kelayakan, namun hanya tatap muka saja," kata Edi. (Sumber: TRIBUNNEWS.COM)