Bantul - Semasa perang revolusi, Soeharto adalah salah satu orang 'buronan' tentara Belanda. Bahkan setelah Serangan Umum 1 Maret 1949, Dusun Kemusuk dan sekitarnya sempat diserbu pasukan Belanda yang sedang memburu Soeharto. Ratusan warga desa tewas ditembak Belanda.
"Setelah serangan umum, Soeharto orang yang paling dicari Belanda. Pasukan Belanda datang ke Kemusuk, warga yang menjadi korban sekitar 200 orang dan desa-desa lain ada 100-an orang. Ini bukan omong kosong tapi para korban itu jadi bukti serangan Belanda," ungkap H. Probosoetedjo, adik Soeharto.
Ini disampaikannya dalam acara peresmian museum Soeharto di Dusun Kemusuk, Bantul, Sabtu (8/6/2013). Acara peresmian yang sekaligus peringatan harlah ke-92 Soeharto dihadiri oleh kerabat dekat dan beberapa tokoh politik nasional.
Probosoetedjo ingat benar, tidak lama setelah serangan 1 Maret 1949, dusun tempat tinggalnya didatangi pasukan Belanda. Pasukan itu menangkap Kepala Keamanan Desa, Joyo Inggeno, untuk menunjukkan letak rumah keluarga Soeharto tinggal.
Namun setelah menunjukan letak rumah Soeharto, Joyo ditembak mati oleh Belanda. Pasukan kemudian menggeledah Dusun Kemusuk dan desa di sekitarnya, namun tetap tidak berhasil menemukan Soeharto yang ketika itu berpangkat Letkol.
Ada tiga anak Soeharto yang hadir dalam acara pagi ini. Mereka adalah Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut) Soeharto, Titik Soeharto dan Hutama Mandala Putra (Tommy) Soeharto.
Tokoh nasional yang hadir di antaranya adalah mantan Menteri Agama Quraish Shihab dan Maftuh Basyuni, mantan Menteri BKKBN Haryono Soeyono, mantan Menteri Koperasi Soebiyakto Tjakrawerdaya, mantan Menteri Perumahan Rakyat, Cosmas Batubara, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Fuad Bawazier dan Mantan KSAD Soebagyo HS. Hadir pula Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Mendikbud M. Nuh. (Sumber: Detik.com)
"Setelah serangan umum, Soeharto orang yang paling dicari Belanda. Pasukan Belanda datang ke Kemusuk, warga yang menjadi korban sekitar 200 orang dan desa-desa lain ada 100-an orang. Ini bukan omong kosong tapi para korban itu jadi bukti serangan Belanda," ungkap H. Probosoetedjo, adik Soeharto.
Ini disampaikannya dalam acara peresmian museum Soeharto di Dusun Kemusuk, Bantul, Sabtu (8/6/2013). Acara peresmian yang sekaligus peringatan harlah ke-92 Soeharto dihadiri oleh kerabat dekat dan beberapa tokoh politik nasional.
Probosoetedjo ingat benar, tidak lama setelah serangan 1 Maret 1949, dusun tempat tinggalnya didatangi pasukan Belanda. Pasukan itu menangkap Kepala Keamanan Desa, Joyo Inggeno, untuk menunjukkan letak rumah keluarga Soeharto tinggal.
Namun setelah menunjukan letak rumah Soeharto, Joyo ditembak mati oleh Belanda. Pasukan kemudian menggeledah Dusun Kemusuk dan desa di sekitarnya, namun tetap tidak berhasil menemukan Soeharto yang ketika itu berpangkat Letkol.
Ada tiga anak Soeharto yang hadir dalam acara pagi ini. Mereka adalah Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut) Soeharto, Titik Soeharto dan Hutama Mandala Putra (Tommy) Soeharto.
Tokoh nasional yang hadir di antaranya adalah mantan Menteri Agama Quraish Shihab dan Maftuh Basyuni, mantan Menteri BKKBN Haryono Soeyono, mantan Menteri Koperasi Soebiyakto Tjakrawerdaya, mantan Menteri Perumahan Rakyat, Cosmas Batubara, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Fuad Bawazier dan Mantan KSAD Soebagyo HS. Hadir pula Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Mendikbud M. Nuh. (Sumber: Detik.com)