AMBON - BERITA MALUKU. Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar Festival Seni Rakyat sebagai upaya mengembalikan budaya permainan khas masyarakat Maluku.
"Festival digelar hari ini di kawasan Pattimura Park Ambon. Tujuannya untuk mengembalikan budaya permainan masyakarat Maluku tempo dulu," kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina di Ambon, Sabtu (18/5).
Menurut dia, permainan rakyat khas Maluku hampir punah akibat munculnya permainan di era modern, sehingga harus dihidupkan lagi agar dikenal dan disukai oleh generasi muda.
Permainan rakyat Maluku yang akan ditampilkan antara lain gici-gici, assen, permainan lemon nipis, tumbu balanga dan tarompa.
"Selain itu permainan enggo basambunyi, hampire, leng kali leng, caboci, beta kaya-kaya, yeye, keku aer dalam Loyang pake aniong, lompat tali, lari batu, dan kasti," katanya.
Sam mengatakan festival akan menampilkan beragam kesenian, budaya, dan pertunjukan oleh musisi lokal agar dapat dinikmati warga kota maupun wisatawan.
"Warga kota dapat menyaksikan pagelaran ini sebagai wujud pelestarian budaya, sekaligus ajang promosi kepada wisatawan yang sedang berkunjung di Ambon," katanya.
Festival Seni Rakyat merupakan bagian dari program menjadikan Ambon sebagai kota musik.
"Pelaksanaan program Ambon sebagai kota musik diwujudkan melalui pagelaran atau festival seni yang digelar setiap tiga bulan untuk menampilkan budaya dan kesenian khas Maluku," kata Sam.
Ia mengatakan pihaknya menganggarkan dana dalam APBD Kota Ambon untuk menunjang festival seni budaya sehingga ke depan program Ambon sebagai Kota musik bisa terwujud.
"Kami membuka ruang kepada sanggar-sanggar seni budaya, pihak sekolah dan kampus untuk mengembangkan bakat seni anak muda di Ambon," ujar Sam. (ant/bm 10)
"Festival digelar hari ini di kawasan Pattimura Park Ambon. Tujuannya untuk mengembalikan budaya permainan masyakarat Maluku tempo dulu," kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina di Ambon, Sabtu (18/5).
Menurut dia, permainan rakyat khas Maluku hampir punah akibat munculnya permainan di era modern, sehingga harus dihidupkan lagi agar dikenal dan disukai oleh generasi muda.
Permainan rakyat Maluku yang akan ditampilkan antara lain gici-gici, assen, permainan lemon nipis, tumbu balanga dan tarompa.
"Selain itu permainan enggo basambunyi, hampire, leng kali leng, caboci, beta kaya-kaya, yeye, keku aer dalam Loyang pake aniong, lompat tali, lari batu, dan kasti," katanya.
Sam mengatakan festival akan menampilkan beragam kesenian, budaya, dan pertunjukan oleh musisi lokal agar dapat dinikmati warga kota maupun wisatawan.
"Warga kota dapat menyaksikan pagelaran ini sebagai wujud pelestarian budaya, sekaligus ajang promosi kepada wisatawan yang sedang berkunjung di Ambon," katanya.
Festival Seni Rakyat merupakan bagian dari program menjadikan Ambon sebagai kota musik.
"Pelaksanaan program Ambon sebagai kota musik diwujudkan melalui pagelaran atau festival seni yang digelar setiap tiga bulan untuk menampilkan budaya dan kesenian khas Maluku," kata Sam.
Ia mengatakan pihaknya menganggarkan dana dalam APBD Kota Ambon untuk menunjang festival seni budaya sehingga ke depan program Ambon sebagai Kota musik bisa terwujud.
"Kami membuka ruang kepada sanggar-sanggar seni budaya, pihak sekolah dan kampus untuk mengembangkan bakat seni anak muda di Ambon," ujar Sam. (ant/bm 10)