FILM ‘Sagu’ yang mengisahkan kehidupan masyarakat Desa Haruku Kabupaten Maluku Tengah, tampil sebagai pemenang terbaik Pertama dalam lomba Festival Film Dokumenter ‘Kearifan
Lokal’ 2011 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Film dokumenter karya Yani Loupaty ini mengisahkan kehidupan masyarakat Desa Haruku yang hidup bertoleransi dan bergotong royong dalam mengelola pohon sagu menjadi bahan makanan. Di desa tersebut, masyarakat saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya.
Selain Film Sagu, Film ‘Sakewang Negeri Tulehu’ Karya Evert Soukotta mendapat posisi sebagai pemenang terbaik Kedua dan Film ‘Papalele’ yang juga merupakan Karya Yani Loupatty menduduki peringkat terbaik Ketiga. Untuk pemenang terbaik Pertama mendapat uang tunai sebesar Rp4 juta, Rp3 juta untuk pemenang terbaik Kedua dan Ketiga mendapat Rp2,5 juta. Peserta lainnya yang ikut dalam Festival Film Dokumenter ini adalah Balai Arkeologi Ambon dengan Karyanya ‘Maraina Jantung Hati Pulau Seram’ dan ‘Man Dari Langit Timba Alor’ Karya Frenska Rajawane serta ‘Maluku’ Karya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Ambon. Tidak hanya pemenang, namun peserta yang belum mendapat kesempatan juara diberi penghargaan berupa uang tunai masing-masing Rp2,5 juta.
Penilaian karya-karya peserta dalam Festival Film Dokumenter ini dilakukan sejak 28 Desember 2011 lalu oleh dewan juri dari Sekretariat Nasional Kline Klub Indonesia atau Indonesian Cine Clubs Association (SENAKKI). Penilaian dilakukan di ruang apresiasi Sinema Kine Klub Jakarta. Yang dinilai adalah film dalam pengertian sebagai karya cipta seni budaya yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi yang dalam pengertian paling mendasar adalah lukisan cahaya atau gambar bergerak atau moving image. Film yang dinilai didasarkan fakta serta disampaikan dalam bentuk naratif maupun non-naratif serta muatan informasi dan nilai-nilai dokumentasi. Kearifan lokal merupakan tema film yang diutamakan dalam kegiatan Festival Film Dokumenter ini serta penilaian oleh dewan juri berdasarkan pendekatan kuantitatif melalui parameter nilai angka (antara 30-80) serta pendekatan kantitatif melalui diskusi.
MALUKU LAYAK DIPROMOSI
KEPALA Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi Maluku dan Maluku Utara, Stevanus Tiwery mengatakan, secara rinci tujuan Festival Film Dokumenter ‘Kearifan Lokal’ 2011 ini untuk mengenalkan Maluku sebagai salah satu tempat wisata dan sejarah yang menyimpan banyak pesona. Selain keindahan alam dan panorama yang disuguhkan, Maluku juga kaya akan budaya dan kultur masyarakat yang unik. Maluku punya kelebihan dan ini layak dipromosikan agar wisatawan mancanegara dan domestik tertarik datang berkunjung ke daerah ini.
“Atas dasar pertimbangan itu, maka digelar Festival Film Dokumenter yang telah dilakukan pada 2011 lalu dan baru diumumkan hasilnya pada Januari 2012 ini,” terang Tiwery, sebelum pembacaan nama-nama pemenang Festival Film Dokumenter ‘Kearifan Lokal’ 2011 Provinsi Maluku dan Maluku Utara, kemarin.
Festival Film Dokumenter lanjut Tiwery, memiliki visi untuk terus memberi ruang bagi aktivitas penciptaan, apresiasi dan sosialisasi, juga pendidikan di bidang film dokumenter dalam arti yang seluas-luasnya. Berangkat dari semangat berkarya, dibimbing dengan nilai-nilai gotong royong, dipandu oleh harapan untuk terwujudnya kehidupan seni, budaya, dan kreatifitas yang lebih baik.
“Saya memberi apresiasi bagi semua peserta yang sudah ikut dalam Festival Film Dokumenter ini, semoga kedepan tetap semangat dan menghasilkan karya yang lebih baik,”harapnya.
(sumber: ameks)
0 Komentar