Random Posts

header ads

Warga AS Yang Hilang Ditangkap Iran

Washington, Amerika Serikat - Seorang pensiunan agen FBI yang menghilang enam tahun lalu di Iran dilaporkan ditangkap oleh pihak berwenang di negara Islam itu saat ia berada di bawah penyamaran sebagai mata-mata CIA.

Hal tersebut diungkapkan orang terakhir yang melihat warga AS itu masih hidup, demikian seperti yang terungkap dalam wawancara pada hari Senin.

Dalam wawancara dengan Christian Science Monitor, buronan Amerika yang berada di Iran, Dawud Salahuddin, mengatakan agen-agen Iran telah menahan Robert Levinson ketika keduanya bertemu di pulau Kish pada tahun 2007.

Salahuddin, yang berpindah memeluk agama Islam dan telah tinggal di Iran sejak melakukan pembunuhan tahun 1980 di Amerika Serikat sebagai wakil rezim Teheran, mengatakan Levinson saat itu berupaya merekrutnya sebagai informan sebelum akhirnya ia ditangkap.

"Mereka membawa saya pergi, dan ketika saya meninggalkan tempat itu --kami dibekuk di lobi-- Levinson dikelilingi oleh empat polisi Iran," kata Salahuddin.

Para pejabat AS telah sekian lama bersikukuh bahwa Levinson hanyalah seorang pelaku bisnis yang sedang mengadakan perjalanan di luar negeri ketika ia menghilang.

Namun, laporan-laporan media AS pekan lalu mengatakan Levinson sebenarnya sedang menjalankan misi rahasia untuk Badan Intelijen Pusat (CIA) dalam rangka mengumpulkan data-data intelijen.

Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Minggu membantah bahwa pihaknya mengetahui keberadaan Levinson.

Ia bersikeras bahwa nasib Levinson merupakan "sebuah misteri" dan bahwa ia tidak dipenjarakan oleh pihak-pihak berwenang Iran.

Namun, Salahuddin, yang menjadi buruan Amerika Serikat setelah membunuh seorang pengkritik rezim revolusioner Iran 33 tahun yang lalu, bersikeras bahwa Levinson sebenarnya ditahan oleh agen-agen Iran setelah ia dan Levinson bertemu di Hotel Maryam di pulau Kish pada 9 Maret, 2007.

Ia mengatakan bukti baru-baru ini yang menunjukkan bahwa Levinson saat itu sedang bekerja untuk CIA, dan bukan sebagai seorang pelaku bisnis, bisa membuat Iran melepaskannya.

"Hal itu memungkinkan Iran untuk membuktikan bahwa mereka (AS, red) selama bertahun-tahun ini telah berbohong karena mereka sebenarnya mempunyai mata-mata intelijen, yang sangat sah," kata Salahuddin.

Salahuddin, sementara itu membantah dugaan bahwa ia telah mengatur penangkapan Levinson.

"Saya melihat semua itu, bahwa saya memerangkap dia (Levinson, red) dan lain-lain. Dengarkan, saya tidak melakukan hal-hal seperti itu --itu bukan kepribadian saya," katanya. (ant/bm 10)