Yogyakarta - Sekitar 50 ribu warga di Daerah Istimewa Yogyakarta terancam banjir dan tanah longsor. Siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor telah ditetapkan jelang puncak musim hujan yang diperkirakan jatuh pada Januari-Februari 2014.
»Intensitas hujan tinggi dan puncaknya diperkirakan pada Januari hingga Februari 2014,” ujar Gatot Saptadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 18 Desember 2013.
Daerah rawan terbesar saat puncak musim hujan itu ada di Kabupaten Bantul. Sebanyak 20 ribu jiwa di kawasan ini terancam. Kawasan lainya adalah Kulon Progo yang berpenduduk 10 ribu jiwa, Kota Yogyakarta (10 ribu), Sleman (5.000), dan Gunung Kidul (5.000).
Menurut Gatot, potensi pergerakan tanah yang berakibat longsor menyebar di mayoritas kecamatan. Di Gunung Kidul ada di 12 kecamatan dengan potensi longsor menengah hingga tinggi. Di Sleman ada empat kecamatan yang potensi longsornya menengah-tinggi hingga banjir bandang.
Di Kulon Progo ada tujuh kecamatan yang potensi longsornya menengah hingga tinggi. Di Bantul ada lima kecamatan, dan di Kota Yogyakarta ada di beberapa kecamatan, terutama untuk potensi banjir, yaitu di wilayah yang dekat dengan sungai.
Bahaya banjir lahar dingin juga mengancam dari Gunung Merapi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Subandriyo, menyatakan masih ada 40 juta meter kubik material pascaerupsi Merapi 2010. »Potensi banjir lahar hujan masih ada, terutama di sungai-sungai yang berhulu di Merapi,” ujar Subandriyo (Sumber: Tempo.co)
»Intensitas hujan tinggi dan puncaknya diperkirakan pada Januari hingga Februari 2014,” ujar Gatot Saptadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 18 Desember 2013.
Daerah rawan terbesar saat puncak musim hujan itu ada di Kabupaten Bantul. Sebanyak 20 ribu jiwa di kawasan ini terancam. Kawasan lainya adalah Kulon Progo yang berpenduduk 10 ribu jiwa, Kota Yogyakarta (10 ribu), Sleman (5.000), dan Gunung Kidul (5.000).
Menurut Gatot, potensi pergerakan tanah yang berakibat longsor menyebar di mayoritas kecamatan. Di Gunung Kidul ada di 12 kecamatan dengan potensi longsor menengah hingga tinggi. Di Sleman ada empat kecamatan yang potensi longsornya menengah-tinggi hingga banjir bandang.
Di Kulon Progo ada tujuh kecamatan yang potensi longsornya menengah hingga tinggi. Di Bantul ada lima kecamatan, dan di Kota Yogyakarta ada di beberapa kecamatan, terutama untuk potensi banjir, yaitu di wilayah yang dekat dengan sungai.
Bahaya banjir lahar dingin juga mengancam dari Gunung Merapi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Subandriyo, menyatakan masih ada 40 juta meter kubik material pascaerupsi Merapi 2010. »Potensi banjir lahar hujan masih ada, terutama di sungai-sungai yang berhulu di Merapi,” ujar Subandriyo (Sumber: Tempo.co)