JAKARTA - Keberadaan Daryono (30) kini menjadi teka-teki. Sopir pribadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar itu tidak menampakkan batang hidungnya dalam pemeriksaan Majelis Kehormatan MK dugaan suap dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Kepala Daerah Kabupaten Gunungmas dan Kabupaten Lebak.
Ketidakhadiran Daryono tersebut pun menimbulkan spekulasi berbagai pihak. Misalnya Daryono memang sengaja dihilangkan karena Daryono dianggap tahu banyak mengetahui kasus dugaan suap di MK yang melibatkan berbagai pihak.
"Saya pakai teori konspirasi curiga, jangan-jangan. Tidak hadirnya Daryono dalam MKH (Majelis Kehormatan Hakim) yang terbuka, jangan-jangan disengaja. Kalau misalnya dia hadir dan mengungkapkan banyak hal, wah jangan-jangan terjadi kegemparan yang luar bisa," ujar pakar hukum tata negara, Refly Harun, di Hotel Gren Alia, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Anggota Majelis Kehormatan MK, kata Refly, masih mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan MK itu sendiri. Sebut saja Mahfud MD yang pernah menjabat ketua MK dan Harjono.
Soalnya, lanjut Refly, persoalan Daryono sebenarnya sudah diendus sejak lama atau sejak 2010. Itu artinya saat itu, Mahfud masih berada di MK.
"Tapi ini sekali lagi analisis ya, yang namanya analisis bisa keliru. Tapi fakta tentang sopir ini sudah ada sejak tahun 2010. Dan sopirnya sopir yang sama dan tidak berganti. Artinya begini di MKH sendiri ada potensi konflik interest (kepentingan). Ada kalangan MK internal, ada pak Mahfud yang pernah jadi ketua MK. Kalau saya melihat, MKH ini tidak boleh melokalisir kasus Lebak dan Gunungmas saja," kata dia.
Kegemparan yang dimaksud Refly adalah mengutip pernyataan Mahfud yang mengatakan MK bobrok setalah dia tinggalkan atau setelah ketua MK dijabat Akil Mochtar.
Padahal, kata lulusan Fakultas Hukum UGM itu, Daryono sudah diendus sejak lama. Itu artinya, kemungkinan, bobroknya memang sudah lama.
"Padahal dari Daryono ini bisa terkonfirmasi, sebenarnya bobrok nya sejak dari dulu atau sekarang saja. Saya yakin Daryono ini kunci, selain pak Akil sendiri," kata pria asal Sumatera Barat itu. (Sumber: Tribunnews.com)
Ketidakhadiran Daryono tersebut pun menimbulkan spekulasi berbagai pihak. Misalnya Daryono memang sengaja dihilangkan karena Daryono dianggap tahu banyak mengetahui kasus dugaan suap di MK yang melibatkan berbagai pihak.
"Saya pakai teori konspirasi curiga, jangan-jangan. Tidak hadirnya Daryono dalam MKH (Majelis Kehormatan Hakim) yang terbuka, jangan-jangan disengaja. Kalau misalnya dia hadir dan mengungkapkan banyak hal, wah jangan-jangan terjadi kegemparan yang luar bisa," ujar pakar hukum tata negara, Refly Harun, di Hotel Gren Alia, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Anggota Majelis Kehormatan MK, kata Refly, masih mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan MK itu sendiri. Sebut saja Mahfud MD yang pernah menjabat ketua MK dan Harjono.
Soalnya, lanjut Refly, persoalan Daryono sebenarnya sudah diendus sejak lama atau sejak 2010. Itu artinya saat itu, Mahfud masih berada di MK.
"Tapi ini sekali lagi analisis ya, yang namanya analisis bisa keliru. Tapi fakta tentang sopir ini sudah ada sejak tahun 2010. Dan sopirnya sopir yang sama dan tidak berganti. Artinya begini di MKH sendiri ada potensi konflik interest (kepentingan). Ada kalangan MK internal, ada pak Mahfud yang pernah jadi ketua MK. Kalau saya melihat, MKH ini tidak boleh melokalisir kasus Lebak dan Gunungmas saja," kata dia.
Kegemparan yang dimaksud Refly adalah mengutip pernyataan Mahfud yang mengatakan MK bobrok setalah dia tinggalkan atau setelah ketua MK dijabat Akil Mochtar.
Padahal, kata lulusan Fakultas Hukum UGM itu, Daryono sudah diendus sejak lama. Itu artinya, kemungkinan, bobroknya memang sudah lama.
"Padahal dari Daryono ini bisa terkonfirmasi, sebenarnya bobrok nya sejak dari dulu atau sekarang saja. Saya yakin Daryono ini kunci, selain pak Akil sendiri," kata pria asal Sumatera Barat itu. (Sumber: Tribunnews.com)