KRATON Yogyakarta menggelar Grebeg Gunungan di Masjid Agung Kauman, Selasa (15/10). Ritual tersebut sudah menjadi tradisi tahunan bagi kraton Yogyakarta saat Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban. Dengan dikawal prajurit dan dua ekor kuda, tiga buah gunungan grebeg diarak terlebih dahulu dari kraton melewati alun-alun utara menuju masjid.
Setelah dibacakan doa, tiga buah gunungan yang terdiri dari 1 gunungan lanang dan 2 gunungan putri tersebut diperebutkan oleh warga yang hadir. Konon katanya gunungan yang nantinya akan diperebutkan bisa mendatangkan berkah.
Adalah mbok Supiyem, warga Kota Gede yang sengaja datang ke grebeg bersama anaknya untuk mengikuti rayahan gunungan. Dia mengaku setiap tahun selalu mengikuti ritual tersebut. Namun baru kali ini dia berhasil mendapatkan berkat bantuan anaknya.
"Tahun lalu nggak dapat, karena itu bawa anak ke sini biar bisa ikut rebutan," ujar Supiyem. Supiyem percaya gunungan yang terbuat dari hasil bumi tersebut dapat mendatangkan berkah bagi dirinya dan keluarganya. "Semoga jadi berkah," ujarnya singkat.
Berbeda dengan Mbok Supiyem, Nuraini, mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yang ikut dalam rayahan mengatakan hanya sebatas ikut-ikutan saja. Dia dan dua orang temannya datang mengikuti grabeg gunungan semata-mata karena untuk mengisi liburan saja.
"Seru aja ikut, nggak kepikiran yang lain, ada acara budaya gini juga menarik buat ditonton," ujar dia.
Nuraini mengaku dirinya tidak memiliki niatan khusus seperti berupaya mendapat berkah dari gunungan yang diambilnya. Ia hanya tertarik dengan acara kebudayaan yang menurutnya unik.
"Nggak ada niatan apa-apa, ini nanti juga dibagi ke temen-temen," kata dia. (Sumber: Merdeka.com)
Setelah dibacakan doa, tiga buah gunungan yang terdiri dari 1 gunungan lanang dan 2 gunungan putri tersebut diperebutkan oleh warga yang hadir. Konon katanya gunungan yang nantinya akan diperebutkan bisa mendatangkan berkah.
Adalah mbok Supiyem, warga Kota Gede yang sengaja datang ke grebeg bersama anaknya untuk mengikuti rayahan gunungan. Dia mengaku setiap tahun selalu mengikuti ritual tersebut. Namun baru kali ini dia berhasil mendapatkan berkat bantuan anaknya.
"Tahun lalu nggak dapat, karena itu bawa anak ke sini biar bisa ikut rebutan," ujar Supiyem. Supiyem percaya gunungan yang terbuat dari hasil bumi tersebut dapat mendatangkan berkah bagi dirinya dan keluarganya. "Semoga jadi berkah," ujarnya singkat.
Berbeda dengan Mbok Supiyem, Nuraini, mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yang ikut dalam rayahan mengatakan hanya sebatas ikut-ikutan saja. Dia dan dua orang temannya datang mengikuti grabeg gunungan semata-mata karena untuk mengisi liburan saja.
"Seru aja ikut, nggak kepikiran yang lain, ada acara budaya gini juga menarik buat ditonton," ujar dia.
Nuraini mengaku dirinya tidak memiliki niatan khusus seperti berupaya mendapat berkah dari gunungan yang diambilnya. Ia hanya tertarik dengan acara kebudayaan yang menurutnya unik.
"Nggak ada niatan apa-apa, ini nanti juga dibagi ke temen-temen," kata dia. (Sumber: Merdeka.com)