Sentani - Hingga saat ini golongan darah jenis AB masih langka di Kabupaten Jayapura, sehingga jika ada pasien yang membutuhkan donor darah golongan ini, PMI setempat mencari pendonor ke Kota Jayapura atau PMI Provinsi Papua.
"Di PMI (Palang Merah Indonesia) jumlah kantong darah yang paling banyak berjenis O," kata Kepala Unit Transfusi Darah Kabupaten Jayapura, dr. Raflus, di Sentani, Selasa.
Raflus menuturkan, jika ada masyarakat yang membutuhkan darah berjenis AB, maka pihaknya dibantu keluarga korban akan mencari hingga keluar Kabupaten Jayapura seperti PMI Kota Jayapura ataupun Provinsi Papua.
"Seringkali di PMI lain pun golongan darah jenis AB ini sulit diperoleh," tandasnya.
Menurutnya, meskipun demikian, angka partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya di Kabupaten Jayapura dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Terbukti dari jumlah kantong darah yang dijumlahkan secara akumulatif tiap bulannya.
"Target kantong darah kami tahun ini adalah 600 kantong, namun hingga triwulan keempat ini, jumlahnya sudah mencapai hampir 700-an kantong, sudah melewati target yang hendak kami capai," urainya.
Ia mengatakan bahwa diharapkan para pendonor darah ini dapat terus memberikan sumbangsihnya bagi kepentingan kemanusiaan. Sehingga rasa sosial dan kemanusiaan tersebut dapat terus ditumbuhkembangkan.
"Walaupun kami hendak mengejar target kantong darah, tak lupa juga kesehatan darah tersebut kami perhatikan," tukasnya.
Lebih lanjut, Rafles menjelaskan bahwa darah yang diterima, sebelum disimpan di PMI akan melalui 4 proses pemeriksaan diantaranya pemeriksaan HIV/AIDS, Sipilis, Hepatitis B dan C serta Malaria.
"Sedangkan untuk darah yang tidak sehat, kami juga punya mekanisme pemusnahannya," katanya. (ant/bm 10)
"Di PMI (Palang Merah Indonesia) jumlah kantong darah yang paling banyak berjenis O," kata Kepala Unit Transfusi Darah Kabupaten Jayapura, dr. Raflus, di Sentani, Selasa.
Raflus menuturkan, jika ada masyarakat yang membutuhkan darah berjenis AB, maka pihaknya dibantu keluarga korban akan mencari hingga keluar Kabupaten Jayapura seperti PMI Kota Jayapura ataupun Provinsi Papua.
"Seringkali di PMI lain pun golongan darah jenis AB ini sulit diperoleh," tandasnya.
Menurutnya, meskipun demikian, angka partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya di Kabupaten Jayapura dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Terbukti dari jumlah kantong darah yang dijumlahkan secara akumulatif tiap bulannya.
"Target kantong darah kami tahun ini adalah 600 kantong, namun hingga triwulan keempat ini, jumlahnya sudah mencapai hampir 700-an kantong, sudah melewati target yang hendak kami capai," urainya.
Ia mengatakan bahwa diharapkan para pendonor darah ini dapat terus memberikan sumbangsihnya bagi kepentingan kemanusiaan. Sehingga rasa sosial dan kemanusiaan tersebut dapat terus ditumbuhkembangkan.
"Walaupun kami hendak mengejar target kantong darah, tak lupa juga kesehatan darah tersebut kami perhatikan," tukasnya.
Lebih lanjut, Rafles menjelaskan bahwa darah yang diterima, sebelum disimpan di PMI akan melalui 4 proses pemeriksaan diantaranya pemeriksaan HIV/AIDS, Sipilis, Hepatitis B dan C serta Malaria.
"Sedangkan untuk darah yang tidak sehat, kami juga punya mekanisme pemusnahannya," katanya. (ant/bm 10)